Dari Cerutu ke Abu: Conceicao Tutup Musim Milan dengan Asap Kekecewaan

Photo: acmilan.com

Bagi I Rossoneri dan para pendukungnya, satu-satunya secercah harapan adalah kenyataan bahwa musim bencana 2024-25 tinggal menyisakan satu pertandingan lagi. Ini menjadi penutup dari periode yang penuh kekecewaan dan jauh dari ekspektasi sebuah klub dengan sejarah mentereng.

Derita Berlanjut: Il Diavolo Rosso Tersingkir dari Panggung Eropa

Sebagaimana dilaporkan Calciomercato.com, Milan kembali merasakan pil pahit di Olimpico, kebobolan tiga gol dari Roma setelah sebelumnya takluk di final Coppa Italia melawan Bologna.

Kekalahan ini memastikan Il Diavolo Rosso absen dari kompetisi Eropa musim depan, bahkan Liga Konferensi sekalipun, sebuah konsekuensi yang dianggap pantas diterima setelah menelan 11 kekalahan di Serie A.

Bacaan Lainnya

Setelah lima musim beruntun mencicipi atmosfer Eropa – empat di antaranya di Liga Champions dan satu di Liga Europa – kini Milan hanya akan fokus pada kompetisi domestik dan Coppa Italia.

Ironisnya, hanya 24 jam setelah tim Milan Futuro terdegradasi ke Serie D, kekalahan di ibu kota menambah daftar panjang penghinaan bagi klub yang sejarahnya tidak dihormati.

Photo: www.acmilan.com

Masa Depan Suram Conceicao dan Laga Perpisahan Tanpa Makna

Nasib Sergio Conceicao tampaknya sudah disinyalir akan berakhir, dengan laga terakhir di San Siro melawan Monza hanya bertujuan mengamankan posisi delapan besar.

Finis di luar zona tersebut akan memaksa Milan memulai Coppa Italia lebih awal, yakni sebelum pertengahan Agustus, yang berpotensi mengganggu agenda tur Amerika yang dianggap penting oleh pemilik dari sisi ekonomi.

Milan akan menghadapi Monza tanpa Conceicao dan Santiago Gimenez yang mendapat kartu merah saat melawan Roma; pelatih asal Portugal itu sekali lagi menunjukkan kegigihannya dengan protes berulang kali terhadap wasit Piccinini di waktu tambahan yang membuatnya diusir.

Pelatih asal Portugal itu mengakhiri pengalaman singkat dan bencananya dengan warna merah dan hitam dengan cara yang paling buruk, dimulai dengan cerutu terkenal di Riyadh untuk merayakan Supercoppa Italiana yang dimenangkan melawan Inter, yang tampak sebagai awal era positif namun cepat berubah menjadi bumerang.

Pembelaan Conceicao dan Perbandingan Kinerja: Jauh Panggang dari Api?

Sergio Conceicao melancarkan pembelaan atas karyanya dalam konferensi pers pascapertandingannya: “Sebelum pertandingan, saya penasaran melihat angka-angkanya dan karena saya tiba di sini sebelum pertandingan, kami berada di posisi Liga Champions.”

Pernyataan-pernyataan ini juga diikuti oleh referensi tersembunyi kepada manajemen dan tim, yang mengundang untuk merenungkan tanggung jawab mereka.

Fakta berbicara tentang seorang pelatih yang sama sekali tidak mampu membangkitkan peruntungan sebuah kelompok yang kuat di atas kertas tetapi sangat rapuh secara psikologis, tidak mampu menciptakan empati minimal terhadap lingkungan, dan paling tidak mencapai tujuan minimum musim tersebut.

Dibandingkan dengan pendahulunya Paulo Fonseca, Conceicao mendapatkan semua yang dimintanya di musim dingin, dari penjualan Alvaro Morata dan Davide Calabria, hingga permintaan Joao Felix, investasi pada Gimenez dan Kyle Walker yang dipinjamkan, namun hasilnya bahkan lebih buruk mengingat “bunuh diri” di Liga Champions melawan lawan sederhana seperti Dinamo Zagreb dan Feyenoord.

Photo: www.acmilan.com

Perspektif Penulis:

Musim 2024-25 akan dikenang sebagai salah satu periode terkelam dalam sejarah Milan modern. Kegagalan total di semua lini, dari target Eropa hingga performa individu dan kolektif yang angin-anginan, mencerminkan krisis yang lebih dalam dari sekadar pergantian pelatih.

Sergio Conceicao, yang datang dengan reputasi dan ekspektasi, justru menjadi simbol dari kegagalan tersebut; investasi yang diberikan kepadanya tidak sebanding dengan hasil di lapangan, dan sikap temperamentalnya seringkali hanya menambah keruh suasana.

Keputusan Milan untuk “move on” yang kabarnya sudah diambil dua bulan lalu terasa sebagai langkah yang tak terelakkan, dan kini publik hanya menunggu pengumuman resmi yang akan tiba setelah laga melawan Monza, mengakhiri sebuah babak yang ingin segera dilupakan oleh para Milanisti.


Jangan lewatkan perkembangan terbaru, analisis mendalam, dan berita eksklusif seputar I Rossoneri! Kunjungi terus situs berita harian AC Milan kesayangan Anda di beritamilan.com.

Pos terkait