Sergio Conceicao: Frustrasi di Balik Kemenangan Comeback Milan atas Como

Sergio Conceicao, Formation
Sergio Conceicao, Formation

AC Milan kembali menunjukkan karakter kuat mereka dengan kemenangan comeback 2-1 atas Como, tetapi pelatih Sergio Conceicao mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap performa tim, meskipun hasilnya positif.

Dalam wawancara pasca-pertandingan dengan Sky Sport Italia dan DAZN, Conceicao berbicara tentang frustrasi, tantangan adaptasi, dan kebutuhan untuk meningkatkan banyak aspek permainan timnya.


Jalannya Pertandingan

Seperti yang terjadi di final Supercoppa Italiana melawan Juventus dan Inter, Milan sekali lagi harus bangkit dari ketertinggalan. Assane Diao membuka keunggulan untuk Como pada menit ke-60 melalui penyelesaian di tiang dekat.

Namun, Theo Hernandez menyamakan kedudukan dengan tendangan voli yang mengarah ke sudut atas gawang, meskipun gol itu tampak tidak sepenuhnya disengaja. Empat menit kemudian, Tammy Abraham memberikan umpan terobosan sempurna kepada Rafael Leao, yang dengan tenang mencungkil bola melewati kiper Como untuk memastikan kemenangan Milan.

Rafael Leao
Photo: acmilan.com

Frustrasi Conceicao

Meski puas dengan hasil akhirnya, Conceicao menyatakan bahwa ia “mendidih” di pinggir lapangan karena performa tim yang jauh dari harapannya. Ia mengakui bahwa Milan masih memiliki banyak pekerjaan rumah, terutama dalam hal soliditas dan intensitas permainan.

“Saya bisa bicara selama dua jam, tetapi jika mereka tidak memahaminya, maka itu akan menjadi sulit,” ujar Conceicao, menyoroti tantangan dalam menyampaikan filosofi sepak bola yang ia bawa ke Milan.


Evaluasi Performa Tim

Conceicao mengakui bahwa Milan menunjukkan reaksi positif setelah kebobolan, tetapi ia menekankan perlunya peningkatan di berbagai aspek:

  • Soliditas: “Fondasi sepak bola adalah soliditas. Jika Anda tidak kebobolan, dengan kualitas yang kami miliki, kami akan mencetak gol pada akhirnya.”
  • Tekanan dan Intensitas: “Kami perlu lebih banyak menekan, lebih intens. Para pemain berpikir jika mereka menekan tinggi, mereka akan lebih banyak berlari. Itu tidak benar. Anda justru berlari lebih sedikit jika melakukannya dengan benar.”
  • Adaptasi Pemain: “Kami memiliki banyak pemain yang tidak terbiasa dengan jenis pekerjaan tertentu. Kami mencoba mengubah mereka, karena ini adalah filosofi sepak bola saya.”

Masalah Kebugaran dan Cedera Pemain

Selain tantangan taktik dan mentalitas, Conceicao juga menyoroti masalah kebugaran pemain. Ia merasa bahwa Milan belum mencapai tingkat intensitas fisik yang ia inginkan untuk mendukung gaya bermainnya.

Pertandingan melawan Como juga meninggalkan kabar buruk, dengan Christian Pulisic dan Malick Thiaw keluar karena masalah otot, sementara Alvaro Morata mendapat kartu kuning yang membuatnya diskors untuk laga berikutnya melawan Juventus. Conceicao mengungkapkan bahwa Morata juga mengalami ketidaknyamanan otot, sehingga ia ditarik keluar untuk mencegah cedera lebih serius.

Photo: acmilan.com

Bennacer dan Fofana: Perlu Peningkatan

Conceicao juga menyoroti performa lini tengah, terutama pasangan Ismael Bennacer dan Youssouf Fofana. Bennacer ditarik keluar di babak pertama untuk kedua kalinya di bawah asuhan Conceicao, kali ini karena kartu kuning yang dianggap berisiko. Namun, Conceicao juga menekankan bahwa keduanya perlu meningkatkan pemahaman ruang, baik dengan maupun tanpa bola.


Kesimpulan

Kemenangan atas Como memang memberikan tiga poin penting bagi Milan, tetapi Conceicao menekankan bahwa timnya masih jauh dari level yang ia harapkan. Dengan laga besar melawan Juventus di depan mata, Milan harus segera meningkatkan konsistensi, kebugaran, dan intensitas permainan mereka.

Meski frustrasi, Conceicao tetap optimis bahwa dengan hasil positif seperti ini, ia dapat terus mengembangkan timnya untuk bermain sesuai dengan filosofi sepak bola yang ia bawa. “Kami memiliki segalanya untuk diraih,” pungkasnya.

Pos terkait