Suasana tegang menyelimuti Casa Milan hari ini saat kelompok suporter ultras AC Milan, Curva Sud, bersama ribuan penggemar lainnya, menggelar aksi protes besar-besaran. Mereka menyuarakan ketidakpuasan mendalam terhadap manajemen klub, dengan tuntutan yang sangat jelas: agar para petinggi segera angkat kaki sebelum terlambat.
Protes ini telah diumumkan oleh Curva Sud beberapa hari sebelumnya, dengan seruan yang dipublikasikan kemarin untuk mengajak seluruh Milanisti bergabung. Benar saja, ketika jam menunjukkan pukul 5 sore waktu setempat, markas Rossoneri dipadati oleh lautan massa yang diperkirakan mencapai beberapa ribu orang, tidak hanya dari elemen Curva Sud. Mereka berkumpul untuk menyuarakan keprihatinan mendalam tentang masa depan klub kesayangan mereka.
Beberapa spanduk dengan pesan yang sangat tajam dan tanpa tedeng aling-aling dibentangkan oleh para Ultras Milan selama aksi. Nyanyian dukungan untuk legenda klub, Paolo Maldini, yang dipecat oleh RedBird Capital pada tahun 2023, juga terdengar menggema, menandakan kerinduan akan sosok yang dianggap memahami identitas sejati Milan.
Salah satu spanduk yang paling mencolok berbunyi: “Singer, Cardinale, Scaroni, Ibra, Moncada… pergi. Bebaskan Milan dari penderitaan ini.” Istilah “Penyanyi” diduga kuat merujuk pada Gerry Cardinale, pimpinan RedBird Capital, sebagai figur utama di balik kepemilikan klub.
Spanduk kedua tak kalah keras menyuarakan pesimisme terhadap arah klub: “Baik tim utama atau Milan Futuro, dengan Anda sebagai pemimpin, ini pasti akan gagal.” Pesan ini menyoroti kekhawatiran tidak hanya pada tim senior, tetapi juga pada proyek tim U23 (Milan Futuro) yang sedang dikembangkan.
Perspektif Penulis:
Aksi Curva Sud dan ribuan Milanisti di depan Casa Milan hari ini adalah puncak dari akumulasi kekecewaan dan frustrasi yang telah lama terpendam. Tuntutan agar Gerry Cardinale, Giorgio Scaroni, Zlatan Ibrahimovic (dalam perannya sebagai penasihat), dan Geoffrey Moncada (kepala pemandu bakat) untuk mundur menunjukkan bahwa kesabaran fans telah mencapai batasnya.
Pemecatan Paolo Maldini tahun lalu jelas masih menjadi luka yang belum sembuh dan dianggap sebagai salah satu titik awal dari ketidakpercayaan terhadap visi RedBird. Protes ini bukan sekadar kritik terhadap hasil di lapangan, melainkan sebuah mosi tidak percaya terhadap seluruh arah strategis klub.
Manajemen Milan, khususnya RedBird, kini berada di bawah tekanan besar untuk merespons dan membuktikan bahwa mereka mampu membawa Milan kembali ke jalur yang diinginkan para pendukungnya, atau risiko perpecahan yang lebih dalam akan semakin nyata.
Untuk berita terkini, analisis mendalam, dan semua perkembangan dari jantung AC Milan, pastikan Anda selalu mengikuti beritamilan.com!