Keputusan berani Sergio Conceicao untuk menerapkan formasi tiga bek saat AC Milan bertandang ke markas Udinese membuahkan hasil spektakuler. Rossoneri pulang dengan kemenangan telak 4-0, dan penampilan perdana sistem 3-4-3 di Stadion Bluenergy ini menyajikan banyak tanda positif untuk masa depan.
Seperti diulas oleh MilanNews, eksperimen taktis ini menyoroti sejumlah elemen kunci yang bisa dikembangkan lebih lanjut, baik oleh Conceicao sendiri di sisa musim ini maupun oleh pelatih Il Diavolo Rosso berikutnya.
Pilar Kunci Bersinar dalam Skema Baru
Implementasi formasi 3-4-3 secara nyata memaksimalkan potensi beberapa pemain kunci Milan. Di sisi kiri, Theo Hernandez tampil lebih dominan. Terbebas dari sebagian tugas bertahan yang lebih kaku dalam formasi empat bek, karakteristik ofensifnya menjadi jauh lebih menonjol dibandingkan laga-laga sebelumnya musim ini. Dampaknya terasa instan.

Sementara itu, Rafael Leao, yang beroperasi sedikit lebih ke tengah atau melebar sebagai salah satu dari tiga penyerang, turut menyumbang gol dan assist, menunjukkan adaptasi cepatnya.
Di lini tengah, Tijjani Reijnders, meskipun bermain dalam poros ganda bersama Youssouf Fofana, tampak lebih terlibat dalam fase pembangunan serangan (build-up). Pergerakannya menusuk ke depan dari lini kedua menjadi lebih mengejutkan dan efektif, terbukti dengan gol yang dicetaknya.
Di lini pertahanan, Strahinja Pavlovic menunjukkan kapabilitas untuk ikut serta dalam pergerakan cepat ke depan, namun dengan pengambilan risiko yang lebih terukur dibandingkan sebelumnya.
Di sisi kanan, Alex Jimenez tampil sebagai sosok yang sangat cocok untuk peran wing-back, menunjukkan naluri menyerang yang mirip dengan Theo Hernandez di sisi berlawanan.
Fleksibilitas Taktis dan Ujian Sesungguhnya di Depan Mata
Formasi 3-4-3 ini secara inheren cocok untuk pemain sayap murni seperti Samuel Chukwueze dan Rafael Leao. Namun, keberadaan pemain seperti Christian Pulisic dan Joao Felix memberikan Conceicao (atau penerusnya) fleksibilitas untuk mengubah sistem menjadi 3-4-2-1 (dengan dua pemain di belakang striker tunggal) atau bahkan 3-4-1-2 (satu trequartista di belakang dua penyerang), tergantung kebutuhan dan lawan yang dihadapi.

Meskipun kemenangan atas Udinese sangat meyakinkan, ujian sesungguhnya bagi formasi baru ini akan datang dalam pertandingan-pertandingan berikutnya. AC Milan dijadwalkan menghadapi Atalanta dan Inter Milan – dua tim yang sudah sangat identik dan mahir dalam menggunakan sistem tiga bek sepanjang sejarah mereka.
Pertemuan ini akan menjadi tolok ukur sebenarnya bagi keefektifan dan keberlanjutan skema 3-4-3 Rossoneri.
Nantikan analisis lebih lanjut dan berita terkini seputar perkembangan AC Milan hanya di situs beritamilan.com!
Ingin dukung kami? Kami menulis dengan semangat cinta untuk AC Milan. Setiap dukunganmu, sekecil apa pun, sangat berarti bagi kami. Kamu bisa berdonasi melalui Saweria: 🔗 https://saweria.co/beritamilan.