Sejarah AC Milan

AC Milan First Scudetto
Photo: www.acmilan.com

Berita AC Milan – Bagi pecinta Sepak bola, siapa sih yang tidak megenal nama AC Milan? Klub legendaris Italia ini merupakan salah satu klub paling sukses di dunia. Berbagai trofi sudah I Rossoneri raih, mulai dari gelar juara Serie A, Coppa Italia, Liga Champions, Piala Dunia Antar Klub dan masih banyak lagi lainnya.

Pada kesempatan kali ini tim Beritamilan.com akan coba mengupas sejarah AC Milan sejak pertama kali berdiri hingga sekarang. Selamat membaca..

Sejarah AC Milan

Berita Terbaru AC Milan
Photo: Google Image

AC Milan merupakan salah satu klub sepak bola paling terkenal dan terbesar di dunia. Namun, tidak banyak orang yang tahu bahwa pendiri klub tersebut, Herbert Kilpin, lahir di Nottingham Inggris.

Sebagai putra seorang tukang daging yang beremigrasi ke Italia untuk bekerja di industri tekstil, Kilpin dan lima temannya minum-minum di sebuah kedai minuman di kota Milan dan memutuskan untuk membentuk tim sepak bola sebagai pengingat tempat asal mereka Inggris. Inilah sejarah awal kelahiran AC Milan yang berdiri pada 16 Desember 1899.

Selain menjadi pemain bintang klub, Kilpin muda juga bertindak sebagai pelatih dan kapten klub. Bahkan, ia merancang sendiri kit yang legendaris, dengan warna merah untuk mengobarkan semangat lawan dan hitam untuk mengintimidasi mereka.

Dalam sebuah kesempatan Herbert Kilpin pernah mengatakan, “Kami adalah setan. Kami memakai warna merah untuk mengobarkan semangat lawan kami dan hitam untuk mengintimidasi mereka!”

Trofi Pertama AC Milan

AC Milan First Scudetto
Photo: www.acmilan.com

Herbert Kilpin yang bertindak sebagai manajer sukses meraih gelar liga Italia pertamanya pada tahun 1901. Skuad tersebut terdiri dari pemain dari berbagai negara, seperti Italia, Inggris, Wales, Prancis, dan Swiss. Il Diavollo Rosso melanjutkan kesuksesan mereka dengan meraih dua gelar lagi pada tahun 1906 dan 1907.

Namun, karena terjadi perselisihan di internal klub mengenai penandatanganan pemain asing, Milan mengalami perpecahan pada tahun 1908, yang menghasilkan pembentukan FC Internazionale Milano (Inter Milan).

Meskipun Inter Milan menikmati banyak kesuksesan di awal masa berdirinya (tiga gelar dalam tujuh tahun), klub tersebut mengalami paceklik gelar selama 44 tahun hingga musim 1950-51.

Adapun AC Milan menjadi “Associazione Calcio Milan” pada tahun 1938 setelah namanya disingkat menjadi “Milan Football Club” pada tahun 1919. Dalam perubahan ini, Milan masih mempertahankan warna seragam kebesaran klub yakni merah dan hitam.

Merajai Italia dan Eropa Selama Tahun 1950-1960 an

Gunnar Nordahl
Photo: Google

AC Milan mencapai masa keemasan pertamanya di era 1950 dan 1960-an dengan para pemain top ketika itu seperti Gunnar Gren, Gunnar Nordahl, dan Nils Liedholm, yang banyak orang menjuluki mereka sebagai trio Grenoli.

Kala itu I Rossoneri berhasil memenangkan gelar juara Serie A sebanyak 5 kali, yaitu pada tahun 1951, 1955, 1957, 1959, dan 1962.

AC Milan meraih gelar kontinental pertamanya dengan mengalahkan Benfica di final Piala Eropa 1963. Pada 1960-an, tim ini dibawa ke puncak oleh pelatih legendaris Nereo Rocco, serta pemain-pemain hebat seperti Cesare Maldini (ayah dari Paolo Maldini), Giovanni Trapattoni, dan Gianni Rivera.

Sayangnya, skandal Totonero atau skandal judi yang melibatkan AC Milan mengakibatkan era keemasan I Rossoneri harus berakhir dan berlanjut dengan masa-masa yang suram.

Namun tepat pada tahun 1969 Milan menandai kebangkitannya sebagai klub sepak bola papan atas dunia dengan kemenangan 4-1 atas Ajax untuk menyabet gelar Piala Interkontinental.

AC Milan juga berhasil memenangkan dua Piala Winners Eropa selama periode ini, pada tahun 1967-68 dan 1972-73, serta Coppa Italia pada 1967. Adapun bintang pertama diraih pada tahun 1979 setelah klub berhasil menyegel gelar Scudetto kesepuluhnya.

Datangnya Sang Juru Selamat Milan Silvio Berlusconi

Berlusconi
Photo: www.acmilan.com

Skandal Totonero jilid II kembali menghantam AC Milan di awal tahun 1980 yang membuat mereka untuk pertama kalinya terdegradasi ke Serie B. Dalam penyelidikan pihak berwenang Italia, para pemain dan staff klub terbukti telah terlibat dalam kasus pengaturan skor dan menerima bayaran dari sindikat rumah judi.

Namun Milan hanya perlu satu musim untuk bisa kembali ke liga Serie A setelah sukses mendapatkan tiket promosi dengan status juara Serie B. Sayangnya I Rossoneri harus kembali terdegradasi ke Serie B dan di musim 1983 Milan kembali promosi ke Serie A.

Tepat pada tahun 1986, di tengah kondisi klub yang sedang naik turun, datanglah sang juru selamat Milan bernama Silvio Berlusconi. Taipan media itu melakukan investasi besar-besaran untuk menyelamatkan AC Milan dari kebangkrutan.

Berlusconi akhirnya menunjuk Arrigo Sacchi sebagai pelatih AC Milan dan ia mendatangkan beberapa pemain internasional ternama seperti Ruud Gullit, Marco van Basten, dan Frank Rijkaard.

Arrigo Sacchi
Google

Bersama dengan para pemain internasional Italia seperti Paolo Maldini, Franco Baresi, Alessandro Costacurta, dan Roberto Donadoni, Il Diavollo Rosso mulai tampil lebih menyerang dan berhasil meraih gelar Serie A pertamanya dalam sembilan tahun pada musim 1987-88.

Setelah puasa gelar juara Eropa selama dua dekade, AC Milan akhirnya kembali berhasil mengangkat trofi Piala Eropa (sekarang Liga Champions) dengan mengalahkan klub Rumania Steaua București lewat skor 4-0 di final.

Di tahun berikutnya, I Rossoneri sukses mengalahkan Benfica dengan skor 1-0 untuk mempertahankan gelar Piala Eropa yang mereka raih. Tim AC Milan pada musim 1989-1990 dipilih oleh para ahli sebagai klub sepak bola terbaik sepanjang masa. Oleh media Italia, Milan kala itu mendapatkan julukan “Immortals”.

Pasang Surut AC Milan di Tahun 1990-an

Fabio Capello
Photo: www.acmilan.com

Fabio Capello menggantikan Arrigo Sacchi sebagai pelatih Milan setelah Sacchi meninggalkan klub pada tahun 1991. Di bawah arahan Capello, I Rossoneri berhasil mencapai babak final Liga Champions UEFA berturut-turut pada tahun 1993, 1994, dan 1995, termasuk 58 pertandingan tanpa kekalahan di Serie A yang membuat Milan berjuluk The Invicible.

AC Milan era Fabio Capello juga berhasil memenangkan tiga gelar Serie A berturut-turut pada tahun 1992, 1993, dan 1994. Sebelum Capello meninggalkan Milan untuk bergabung dengan Real Madrid pada tahun 1996, ia berhasil  memenangkan gelar liga Serie A di musim 1995/96.

I Rossoneri mengalami kemerosotan sejak ditinggalkan Capello, sampai akhirnya di musim 1998-99, dibawah kepelatihan Alberto Zaccheroni, Milan kembali berhasil meraih gelar juara Serie A.

Gelar Scudetto AC Milan ke-16 ini berlangsung sangat dramatis karena Lazio adalah memimpin klasemen hingga satu pekan sebelum musim berakhir. Selain itu, skuad Milan era Zaccheroni juga dipandang sebelah mata saat kompetisi Serie A musim itu digulirkan.

Romantisme AC Milan dan Carlo Ancelotti di Era 2000-an

Berita AC Milan
Photo: www.acmilaninfo.com

Di dekade 2000-an AC Milan kembali menunjukkan taringnya di Sepak bola Eropa. Kala itu Silvio Berlusconi menunjuk mantan bos Parma dan Juventus, Carlo Ancelotti, sebagai pelatih klub.

Don Carlo adalah bagian dari skuad inti Milan saat merajai Eropa di tahun 1990-an dan kini ia berambisi mengulang kisah romantismenya dengan I Rossoneri.

Ambisi Ancelotti akhirnya terwujud pada Liga Champions 2003 dimana saat itu AC Milan sukses mengalahkan Juventus melalui drama adu penalti di Old Trafford. Ini adalah gelar Liga Champions ke-6 Milan.

Bermaterikan para pemain top seperti Shevchenko, Pirlo, Rui Costa, Inzaghi, Maldini, Kaka, Cafu dan Nesta, Ancelotti membawa Milan meraih gelar Scudetto di musim 2003-04.

Hidup tak selamanya berjalan mulus, begitu juga dengan AC Milan di era Carlo Ancelotti. Entah rasa sakit apa yang bisa menggambarkan kepedihan Milan saat harus kalah adu penalti di babak final Liga Champions 2005 di Istanbul dari Liverpool. Padahal I Rossoneri saat itu sudah unggul 3-0 di babak pertama!

Namun hanya berselang dua tahun kemudian, AC Milan dan Liverpool bertemu lagi di final Liga Champions, di mana kali ini Milan sukses membalaskan dendamnya atas The Reds dengan skor 2-1 untuk mengklaim gelar Liga Champions ke-7.

Berakhirnya Era Silvio Berlusconi Menuju Masa Kegelapan AC Milan

Yonghong Li
Photo: AFP PHOTO / MIGUEL MEDINA

AC Milan mengalami masalah finansial hebat yang membuat presiden Berlusconi tak lagi sanggup menginvestasikan uangnya untuk membeli pemain besar. Di bawah asuhan pelatih Massimiliano Allegri, eks Perdana Menteri Italia itu hanya bisa mengandalkan pemain uzur dan para pemain buangan.

Namun di akhir bursa transfer musim 2010-2011, Adriano Galliani yang merupakan tangan kanan Berlusconi, berhasil melakukan deal besar dengan sukses mendatangkan Robinho dan Zlatan Ibrahimovic.

Dengan bertumpu pada kedua pemain ini, Allegri berhasil meramu skuad Milan yang tangguh dan di akhir musim dia berhasil mempersembahkan gelar Scudetto.

Masalah financial AC Milan semakin menjadi-jadi dan klub semakin terpuruk dalam kegelapan. Kondisi itu akhirnya memaksa Berlusconi untuk menjual Milan ke pengusaha China, Yonghong Li pada tahun 2017 silam.

Pengusaha China itu sempat memberikan harapan besar kala melakukan belanja gila-gilaan dengan mendatangkan 7 pemain baru berharga mahal di musim panas 2017. Sayangnya, hampir semua pembelian itu gagal dan Milan harus berjuang mati-matian hanya sekedar untuk lolos ke Liga Eropa.

Masalah tidak berhenti sampai disitu, karena Yonghong Li yang membeli AC Milan dengan harga 740 juta euro, ternyata 303 juta euro dari uang tersebut merupakan uang pinjaman dari Elliott.

Karena pengusaha China itu gagal membayar angsurannya sebesar 32 juta euro pada 6 Juli 2018, maka Elliott akhirnya menyita asetnya yakni AC Milan. Dari sinilah I Rossoneri menjalani revolusi radikal hingga akhirnya sukses meraih Scudetto musim lalu.

Perubahan Radikal Elliott dan Babak Baru Milan di Bawah RedBird

Gerry Cardinale AC Milan

Elliott melakukan perubahan besar-besaran di jajaran manajemen Milan dengan menunjuk Ivan Gazidis sebagai CEO klub dan Leonardo sebagai Direktur Olahraga, serta memilih Paolo Scaroni sebagai presiden klub.

Dalam perjalanannya, Gazidis tampak sangat dominan. Ia beberapa kali terlibat friksi dengan Leonardo yang membuatnya balik ke PSG dan juga memecat sempat Zvonimir Boban karena vokal menolak kedatangan Ralf Rangnick lewat media masa.

Saat itu sang CEO berniat menunjuk Rangnick untuk menggantikan Stefano Pioli. Itu adalah keputusan yang ditentang sangat keras oleh Paolo Maldini dan tidak seperti sikapnya kepada Boban, kali ini Gazidis tidak berani bersikap galak ke Maldini dan memilih mempertahankan Pioli.

Mempertahankan Pioli terbukti merupakan keputusan yang tepat karena di musim 2021-2022 kemarin, pelatih berkepala plontos itu sukses mengantarkan AC Milan meraih gelar Scudetto setelah sekitar 1 dekade puasa gelar liga.

Melihat kondisi klub yang kian membaik sejak pengambilalihannya, Elliott akhirnya secara resmi menjual AC Milan ke RedBird Capital Partner pada bulan Juni 2022 kemarin.

Kini babak baru I Rossoneri baru dimulai dan menarik kita tunggu gebrakan apa yang akan dilakukan Gerry Cardinale untuk klub tercinta kita ini.

Pos terkait