Berita AC Milan – Manajemen AC Milan melakukan perjudian yang cukup berhasil pada bursa transfer musim panas lalu dengan mendatangkan striker gaek, Olivier Giroud. Juara World Cup 2018 itu mampu menyumbangkan beberapa gol bagi Milan meski ia mengalami banyak masalah fisik musim ini.
I Rossoneri memutuskan untuk merekrut Giroud untuk membackup posisi Zlatan Ibrahimovic yang sudah sering sakit-sakitan dengan fisik tuanya. Setibanya di Milan, mantan striker Arsenal itu membuat cukup kepanikan di kalangan Milanisti karena keberaniannya mengambil nomor keramat 9.
Namun Giroud sejauh ini sudah mampu mencetak 6 gol dan 2 assist dari 20 penampilannya berseragam merah hitam. Sebuah catatan yang tidak terlalu buruk mengingat beratnya nomor punggung yang ia pakai.
Striker asal Prancis itu mengakui jika persaingannya dengan Ibra untuk memperebutkan tempat utama di skuad AC Milan tidaklah mudah. Namun Giroud menganggap itu semua sebagai sebuah tantangan dan secara tulus mengakui jika sosok Ibra merupakan contoh bagi banyak striker.
“Saya melihatnya sebagai tantangan, sesuatu yang mendorong saya setiap hari. Ini adalah kesempatan untuk memiliki dia sebagai mitra saya, untuk belajar sesuatu yang lebih.” tutur Giroud kepada Colinterview – Oh My Goal.
“Dia adalah contoh bagi banyak striker dan ketika saya masih muda saya mencintainya, baik di lapangan dan untuk karakternya yang kuat, dan untuk fakta bahwa dia menuntut setiap hari. Ini adalah kompetisi yang sehat di antara kami.” tandasnya.
Olivier Giroud juga turut menceritakan kondisinya di Milan musim ini dan bagaimana ia menilai perbedaan antara Serie A dengan Liga Inggris.
Tentang bergabung dengan Milan… “Musim lalu, saya memiliki masalah dengan waktu bermain dan persaingannya kuat. Saat Milan muncul, saya langsung menerimanya. Saya berbicara dengan Massara dan Maldini, saya segera menyadari bahwa mereka menginginkan saya dan dengan pidato mereka, saya langsung yakin.
“Saya merasa beruntung dan bangga telah menghabiskan sembilan tahun di Liga Premier. Sekarang saya sudah pindah, Milan adalah petualangan yang hebat. Saya ingin menang dan kembali ke puncak di Italia.”
Pada paruh pertama musim ini … “Saya memiliki beberapa masalah fisik yang tidak biasa. Saya terkena Covid pada bulan September setelah awal yang baik, dan kemudian saya mengalami masalah punggung. Saya memaksakannya terlalu keras dan terluka setelah tes negatif.”
“Saya berada di skuad untuk Liverpool, bermain dan terluka. Rasa sakit itu berlangsung selama enam minggu dan saya tidak bermain untuk sementara waktu. Setelah itu, saya mengalami masalah pergelangan kaki dan iskium selama sebulan. Sementara itu, saya melakukan segalanya untuk tetap fit, saya mengambil semua tindakan pencegahan.”
Pada performanya saat ini … “Saya merasa sangat baik, saya memiliki kemungkinan untuk bermain tanpa rasa sakit dan itu adalah kemewahan ketika Anda adalah pemain profesional dan di atas segalanya, ketika Anda berusia 35 tahun.”
Tentang kedatangannya di Italia… “Pada usia ini, Anda memiliki pengalaman yang cukup dan Anda memiliki kemampuan beradaptasi yang cukup baik. Ini lebih mudah daripada ketika Anda masih muda. Berbicara kepada orang lain adalah mudah bagi saya untuk mengetahui sedikit bahasa Italia berkat asal nenek saya. Saya tahu beberapa kata dan ini penting.
“Integrasi saya juga disukai oleh fakta bahwa ada beberapa pemain yang berbicara bahasa Prancis. Ini lebih tentang beradaptasi dengan wasit yang cenderung bersiul untuk kontak yang lebih ringan daripada yang mereka lakukan di Liga Premier.”
Tentang kualitas Serie A … “Saya sangat terkejut dengan liga Italia. Ada tim yang kompetitif, bahkan melawan tim yang lebih kecil sulit untuk bermain karena mereka bermain dengan intensitas tinggi. Mereka sangat fisik. Ini adalah liga yang disebut taktis dan fisik, tetapi hari ini ada banyak gol.” tutupnya.