Berita AC Milan – Alessandro Nesta, siapa yang tidak mengenal legenda bagi Rossoneri dan Lazio ini. Ia dikenal sebagai salah satu bek terbaik dunia sepanjang masa karena punya berbagai keunggulan dari segi bertahan.
Berkarier sebagai pesepakbola profesional sejak tahun 1993 dan pensiun pada 2014 lalu di klub India bernama Chennaiyin, Nesta punya banyak hal menarik untuk diceritakan. Oleh sebab itu, beritamilan.com bakal membahas sekaligus memperkenalkan lebih dalam seorang Alessandro Nesta untuk Anda.
Awal Karier Di Lazio
Bakat seorang Alessandro Nesta sebenarnya ditemukan oleh pemandu bakat dari AS Roma, Francesco Rocca. Akan tetapi, ia justru masuk ke akademi tim rival AS Roma yakni Lazio pada tahun 1985 karena ayahnya merupakan seorang penggemar Biancocelesti.
Ia pernah mencoba bermain di beberapa posisi mulai dari gelandang, penyerang sampai akhirnya Nesta nyaman bermain sebagai seorang bek. Sembilan tahun berada di akademi,Lazio akhirnya memberi kesempatan kepada Nesta untuk bermain di tim utama pada Maret 1994.
Saat itu ia masuk sebagai pemain pengganti, menggantikan Pierluigi Casiraghi di menit 78 saat menghadapi Udinese. Sayangnya, laga debut Nesta harus berakhir dengan skor imbang 2-2.
Seiring berjalannya waktu, Nesta kian berpengalaman dalam menjaga lini belakang Lazio. Hingga akhirnya ia dipilih sebagai kapten Biancocelesti oleh pelatih Sven-Goran Eriksson di tahun 1997.
Tak lama setelah dipilih oleh kapten tim, Nesta kemudian sukses mempersembahkan trofi Coppa Italia untuk Lazio di akhir musim 1997/98. Di leg kedua final menghadapi AC Milan, ia sempat menyumbangkan satu gol sebelum akhirnya Lazio berhasil mengangkat trofi kompetisi tersebut.
Setelah kesuksesan itu, sayangnya Nesta harus mengalami cedera parah saat membela Timnas Italia di Piala Dunia 1998. Hal tersebut membuat Nesta harus absen hampir setengah musim. Ia baru kembali dari cedera untuk memperkuat Lazio di Desember 1998.
Pada musim 1998/99, Nesta nyaris mempersembahkan gelar Scudetto untuk Lazio karena kalah selisih poin dari AC Milan yang menjadi juara Serie A saat itu. Lazio harus kalah jumlah poin oleh AC Milan di akhir-akhir musim. Tetapi di musim tersebut Nesta sukses memberikan Lazio trofi Piala Super Italia dan trofi terakhir dari kompetisi Piala Winners.
Alessandro Nesta baru mempersembahkan gelar Scudetto untuk Lazio di musim 1999/00, hanya terpaut satu poin saja dari Juventus yang menjadi pesaing terdekat pada saat itu. Di musim ini Lazio juga memenangkan gelar Coppa Italia setelah mengalahkan Inter Milan serta menjuarai Piala Super Eropa karena berhasil menaklukkan Manchester United di final.
Setelah itu performa Lazio kian menurun sampai-sampai mereka mengalami krisis keuangan. Krisis ini membuat Lazio terpaksa untuk menjual Alessandro Nesta ke AC Milan seharga 30 juta euro pada akhir musim 2001/02. Nesta bahkan merelakan gajinya sebesar 2 juta euro demi mengamankan keuangan klub yang dikagumi ayahnya tersebut.
Karier Makin Menanjak Di AC Milan
Kedatangan Nesta ke San Siro merupakan anugerah tersendiri bagi pemain tersebut. Bagaimana tidak, saat itu Nesta memiliki rekan-rekan hebat seperti Paolo Maldini, Cafu, Alessandro Costacurta, Jaap Stam dan yang lainnya.
Baru satu musim bergabung, Nesta langsung memenangkan gelar Liga Champions bersama Rossoneri dan Coppa Italia. Di musim tersebut, ia langsung dianugerahi penghargaan individu bek terbaik tahunan Serie A dan masuk dalam Team of the Year UEFA.
Di musim berikutnya Nesta sukses memenangkan Scudetto bersama AC Milan serta menjuarai Piala Super Eropa. Selain itu, ia juga kembali masuk ke dalam Team of the Year UEFA. Walaupun AC Milan hanya mencapai perempat final Liga Champions saat itu.
Alessandro Nesta memperkuat AC Milan selama kurang lebih satu dekade alias sepuluh tahun. Selain gelar di atas, Nesta juga telah memenangkan Scudetto 2010/11, Piala Super Italia tahun 2004 dan 2011, Liga Champions 2006/07 serta Piala Dunia Antar Klub pada 2007 lalu.
Musim 2008/09 merupakan yang paling buruk bagi Nesta, karena ia hanya bermain satu kali saja di musim tersebut. Cedera Parah yang dialaminya saat itu membuat Nesta harus absen hampir satu musim penuh.
Setelah mengalami cedera yang sangat parah ia tetap dalam performa terbaiknya dalam mengawal lini belakang Rossoneri. Di musim 2009/10 Nesta membawa AC Milan berada di posisi ketiga Serie A. Semusim kemudian, ia sukses memenangkan gelar Scudetto bersama AC Milan dan masuk dalam Team of the Year Serie A 2011.
Musim terakhir Nesta bersama Rossoneri adalah 2011/12, AC Milan berada di peringkat kedua Serie A setelah dirinya tampil dalam 26 pertandingan di semua kompetisi. Sebelum benar-benar pensiun sebagai pemain di tahun 2014, Nesta sempat bergabung dengan Montreal Impact dan Chennaiyin FC.
Alessandro Nesta Setara Franco Baresi
Alessandro Nesta merupakan seorang bek lengkap yang dominan dan telah banyak berkontribusi untuk klub maupun tim nasional. Banyak pundit yang satu suara kalau dirinya merupakan bek yang memiliki bakat bertahan yang luar biasa, baik di eranya atau sepanjang masa.
Memiliki tubuh yang atletis dan fisik yang kuat, Nesta juga merupakan pemain gesit serta elegan dalam mengawal lini pertahanan. Nesta bisa memegang bola, memberikan umpan presisi serta visi yang sangat bagus untuk seorang bek.
Dengan kemampuan dan kelebihannya tersebut, Nesta sering membawa bola keluar dari zona pertahanan timnya secara tenang. Selain itu, ia juga bisa memberikan umpan dalam membangun serangan dari belakang ketika memegang bola. Tentu sangat layak jika dirinya disandingkan dengan seorang legenda seperti Franco Baresi.
Sayang, cedera yang cukup sering menghinggapinya membuat Nesta dalam beberapa musim harus absen. Padahal ia bisa memberikan sesuatu yang lebih baik kepada timnya jika Nesta tidak sering mengalami cedera.
Nesta Coba Peruntungan Sebagai Pelatih
Seperti beberapa pemain top yang sudah pensiun lainnya, Alessandro Nesta juga mencoba peruntungan sebagai pelatih. Sejak tahun 2015 ia sudah menangani tiga klub berbeda yaitu Miami FC, Perugia dan Frosinone.
Alessandro Nesta menerima tawaran Miami FC pada Agustus 2015 sebagai pelatih kepala karena ditawarkan oleh Paolo Maldini, Co-Owner Miami FC saat itu. Di musim 2016 merupakan pertama kali ia menangani sebuah klub. Miami FC finish di urutan ke-7 NASL.
Di NASL 2017, Alessandro sukses membawa Miami FC menjadi juara. Namun dirinya memutuskan untuk pergi dari Miami FC setelah meraih kesuksesan tersebut di akhir musim.
Di musim 2018/19 ia menerima tawaran sebagai pelatih Perugia, tetapi sayangnya Nesta gagal membawa tim tersebut promosi ke Serie A. Setelah itu, Nesta langsung bergabung dengan Frosinone dan menandatangani kontrak sebagai pelatih selama dua musim.
Alessandro Nesta terbilang gagal dalam menangani Frosinone, sebab di musim 2019/20 ia hanya membawa tim tersebut berada di posisi delapan klasemen akhir Serie B. Dan menempatkan Frosinone di urutan ke-10 di klasemen akhir Serie B 2020/21 sampai akhirnya dipecat oleh klub tersebut.
Bagaimanapun, akan sulit di masa depan untuk menemukan sosok bek setangguh Alessandro Nesta yang tidak hanya tenang ketika bermain, namun juga mampu memberikan rasa aman bagi penjaga gawang di belakangnya.