Ketika San Siro ‘Sakit’: Curahan Hati Alessandro Nesta Usai Monza Takluk di Tangan I Rossoneri

Photo: skysports.com

Komentar pasca-pertandingan dari Alessandro Nesta, setelah Monza yang diasuhnya menyerah kepada AC Milan, lebih didominasi oleh keprihatinan mendalam terhadap protes masif yang disaksikan semua orang.

Kekalahan 2-0 timnya seolah menjadi nada minor yang mengiringi suara sang legenda mengenai kondisi terkini mantan klub yang begitu dicintainya itu.

Nesta adalah ikon yang memahami betul arti kemenangan bagi Milan. Dua Scudetto, satu Coppa Italia, dua Supercoppa Italiana, dua Liga Champions, dua Piala Super UEFA, dan satu Piala Dunia Antarklub FIFA adalah bukti baktinya selama lebih dari satu dekade bersama panji merah dan hitam.

Kekalahan Monza dan Panggung Protes San Siro

Bacaan Lainnya
Nesta Ibrahimovic
Photo: Corriere dello Sport

Keterikatan emosional Nesta dengan I Rossoneri, tempat ia mengukir sejarah emas, bukanlah rahasia lagi bagi publik sepak bola. Atmosfer yang ia sebut “beracun” di San Siro malam itu, dengan aksi mogok massal Curva Sud pada menit ke-15 dan demonstrasi ribuan fan di Casa Milan, pastilah mengiris hatinya.

Setelah pertandingan yang berakhir dengan skor 2-0 untuk keunggulan Milan tersebut, Nesta berbicara kepada DAZN dan dalam konferensi persnya. Ia tak hanya menjawab pertanyaan seputar laga, tetapi juga tentang ketidakpuasan yang membekas di klub yang sangat ia cintai, seperti yang dilaporkan oleh MilanNews.

Nesta Pamit dari Monza, Masa Depan Masih Mengambang

Mengenai masa depannya sendiri, Nesta memberikan pernyataan tegas yang mengindikasikan akhir perjalanannya bersama Monza. “Pengalaman saya di Monza berakhir di sini,” ujarnya, menambahkan, “Pasangan ini tidak berjalan dengan baik: Saya harap Monza akan lebih baik tanpa saya dan saya akan lebih baik tanpa Monza.”

Namun, semangat juang mantan bek tangguh Il Diavolo Rosso itu tak padam begitu saja. “Namun, saya akan memulai lagi dengan kuat, itu sudah pasti… Ketika Anda jatuh dari kuda, Anda harus segera bangkit kembali,” tegasnya, sembari menyatakan keterbukaannya terhadap semua kemungkinan, termasuk melatih di luar negeri.

Keprihatinan Sang Legenda untuk Milan Tercinta

Ketika disinggung mengenai reaksi keras publik San Siro, Nesta tak bisa menyembunyikan kesedihannya. “Saya sedih melihat San Siro seperti ini,” ungkapnya, sembari mengakui, “Penonton San Siro tahu tentang sepak bola, jadi jika mereka mencemooh Anda, itu karena Anda tidak bermain dengan baik.”

Ia lantas mengenang sepuluh tahun pengabdiannya, di mana protes serupa hampir tak pernah terjadi meski Milan melalui beberapa musim yang biasa-biasa saja. “Milan, seperti Real Madrid, memiliki sejarah yang terlalu penting untuk menyaksikan malam seperti ini,” ujar Nesta dengan nada prihatin, “Semuanya harus bersatu, sayang sekali melihat tim seperti ini.”

Menanggapi pertanyaan apakah klub ini kekurangan “Milanisme”, Nesta memilih berhati-hati. “Saya mengerti rasa ingin tahu itu, tetapi saya tidak membiarkan diri saya membuat penilaian yang mendalam,” jawabnya diplomatis.

Perspektif Penulis:

Pict. football-italia.net

Curahan hati Alessandro Nesta pasca-laga kontra AC Milan bukan sekadar komentar seorang pelatih tim lawan. Ini adalah suara seorang legenda yang terluka melihat kondisi klub yang membesarkan namanya.

Protes fans yang masif menjadi sinyal kuat adanya persoalan yang lebih dalam di tubuh I Rossoneri, sebuah tantangan besar bagi pelatih saat ini, Sérgio Conceição, dan jajaran manajemen untuk segera membenahinya.

Nesta, dengan segala pengalamannya, secara tidak langsung mengingatkan bahwa Milan memiliki standar yang sangat tinggi, warisan sejarah yang tak ternilai.

Pernyataannya mengenai era Berlusconi, “Ia memiliki visi yang tidak biasa, ia memanjakan kita semua… sulit untuk mengulanginya di dunia saat ini,” seolah menjadi refleksi kerinduan akan stabilitas dan kejayaan masa lalu, sekaligus tantangan untuk membangun fondasi baru yang kokoh di era modern.

Meskipun Nesta enggan berkomentar banyak mengenai potensi kedatangan Igli Tare, fokusnya pada kualitas pemain (“Kita harus memulai lagi dari para pemain”) tetap relevan.


Bagaimana menurut Anda situasi yang sedang dihadapi Milan saat ini? Jangan lewatkan analisis mendalam, berita eksklusif, dan perkembangan terkini seputar AC Milan hanya di beritamilan.com!

Pos terkait