DOMINASI JUVENTUS RUNTUH! Milan & Inter Ambil Alih Tahta Finansial Serie A – Pakar Ungkap Penyebab & Kondisi Kontras 5 Tahun Lalu!

Finansial AC Milan
Finansial AC Milan

Sebuah studi terkini yang dirilis oleh Football Benchmark mengungkapkan sebuah fakta mengejutkan: AC Milan dan Inter Milan untuk pertama kalinya dalam setidaknya satu dekade terakhir berhasil menyalip Juventus dalam hal total nilai klub. Perkembangan signifikan ini tidak hanya menandai pergeseran kekuatan finansial di kancah sepak bola Italia, tetapi juga menjadi cerminan dinamika performa dan manajemen klub dalam beberapa tahun terakhir.

Laporan bertajuk ‘Penilaian klub sepak bola: The European Elite’ ini menyoroti bagaimana lanskap ekonomi sepak bola Italia tengah mengalami transformasi. I Rossoneri kini berada di posisi teratas di antara klub-klub Italia.

Era Baru Finansial: Milan dan Inter Lampaui Dominasi Juventus

La Gazzetta dello Sport, yang menyampaikan temuan dari edisi terbaru studi Football Benchmark tersebut, memberikan judul yang tepat untuk fenomena ini: ‘The Overtaking’ atau ‘Penyalipan’. Data menunjukkan bahwa untuk pertama kalinya dalam sepuluh tahun terakhir pemantauan nilai perusahaan, baik AC Milan maupun Inter Milan kini memiliki valuasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan rival tradisional mereka, Juventus.

Bacaan Lainnya

Dalam rincian data terbaru untuk tahun 2025, Milan tercatat bernilai €1,808 miliar, sebuah angka yang menunjukkan kenaikan signifikan sebesar 26% dibandingkan dengan valuasi tahun 2024. Sementara itu, rival sekotanya, Inter, menyusul tipis dengan nilai perusahaan mencapai €1,715 miliar (naik 20%), keduanya kini berada di atas Juventus yang bernilai €1,651 miliar (turun 3%). Tiga raksasa Serie A ini sekarang berkumpul dalam rentang valuasi antara €1,65 miliar hingga €1,8 miliar.

Photo: acmilan.com

Pergeseran Kekuatan: Kilas Balik Lima Tahun dan Analisis Pakar

Situasi saat ini sangat kontras jika dibandingkan dengan kondisi lima tahun lalu, tepatnya pada tahun 2020, di mana peta kekuatan finansial begitu berbeda. Kala itu, Juventus masih mendominasi dengan nilai perusahaan yang mencapai €1,73 miliar, jauh mengungguli Inter (€983 juta) dan Milan (€526 juta) yang bahkan jika nilai keduanya digabungkan pun masih berada di bawah valuasi Si Nyonya Tua. Dunia seolah telah berputar; Juventus saat itu tengah menikmati manfaat dari siklus kemenangan beruntun dan, dengan kedatangan Cristiano Ronaldo, memiliki ambisi besar untuk meraih kemegahan global.

Di sisi lain, klub-klub Milan pada periode tersebut masih dalam proses “menjilati luka mereka” akibat penurunan performa dan masalah kepemilikan sebelumnya. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, banyak hal, baik di dalam maupun di luar lapangan, telah banyak berubah. Milan dan Inter telah kembali menunjukkan keunggulan di Italia dan menjadi langganan di kompetisi bergengsi Liga Champions, sementara Juventus justru memasuki periode krisis ekonomi dan olahraga. Andrea Sartori, CEO dan pendiri Football Benchmark, menjelaskan, “Klub Bianconeri tidak diragukan lagi telah kehilangan keunggulan kompetitif yang telah diperolehnya hingga awal Covid.”

Peta Eropa dan Prospek Serie A: Tantangan Sekaligus Peluang

Meskipun tidak ada klub Italia yang berhasil menembus jajaran sepuluh besar klub dengan valuasi tertinggi di Eropa – sebuah daftar yang kini dipimpin oleh Real Madrid dengan nilai fantastis €6,278 miliar berkat stadion Bernabeu yang baru – Serie A berhasil menempatkan delapan tim dalam kelompok 32 besar Eropa. Napoli menunjukkan pertumbuhan yang sangat signifikan, memasuki lingkaran eksklusif klub yang bernilai setidaknya satu miliar Euro, tepatnya €1,097 miliar, disusul oleh Roma (€665 juta), Atalanta (€573 juta), Lazio (€559 juta), dan pendatang baru dalam daftar ini, Fiorentina (€507 juta).

Andrea Sartori lebih lanjut menambahkan bahwa tantangan bagi Serie A secara keseluruhan masih ada. “Serie A terus mengalami penundaan dari elite Eropa. Kami menanggung stagnasi pendapatan TV dan hampir tidak adanya stadion milik sendiri,” ujarnya. Namun, ia juga melihat sisi positif, “Minat terhadap sepak bola Italia tetap tinggi. Tiket masuk untuk membeli tim dengan merek yang dikenal masih relatif rendah dibandingkan dengan Liga Premier, dan sebagai tambahan, ada keseimbangan yang lebih besar dalam perlombaan untuk mengakses piala.” Menatap ke depan, Sartori membuat prediksi menarik: “Pada tahun 2026, Inter akan menjadi klub Italia pertama dalam hal nilai perusahaan, berkat pendapatan dari Liga Champions dan Piala Dunia Antarklub.”

Photo: juventus.com

Perspektif Penulis:

Lonjakan nilai valuasi AC Milan hingga melampaui Juventus adalah sebuah pencapaian yang patut diapresiasi dan menjadi bukti nyata kekuatan merek serta hasil dari serangkaian performa positif dalam beberapa musim terakhir (sebelum musim 2024-2025 yang baru saja berakhir dengan kurang memuaskan). Valuasi tahun 2025 ini kemungkinan besar mencerminkan kesuksesan hingga akhir musim 2023-2024, termasuk partisipasi di Liga Champions. Ini adalah modal berharga bagi Il Diavolo Rosso.

Namun, tantangan besar kini ada di pundak pelatih baru Milan dan Direktur Olahraga Igli Tare. Hasil finis di posisi kedelapan pada musim 2024-2025 dan absennya Milan dari kompetisi Eropa musim depan (2025-2026) tentu akan menjadi faktor yang berpotensi memengaruhi valuasi klub pada periode berikutnya.

Tugas mereka kini adalah bagaimana mengembalikan Milan ke jalur kemenangan secepat mungkin agar tren positif valuasi ini dapat dipertahankan dan bahkan ditingkatkan, di tengah upaya Serie A secara keseluruhan untuk mengejar ketertinggalan dari liga-liga top Eropa lainnya, terutama dalam hal infrastruktur dan pendapatan komersial.


Terus setia bersama Beritamilan.com untuk mendapatkan berita AC Milan yang diulas secara mendalam setiap harinya!

Pos terkait