Berita AC Milan – Sistem permainan Paulo Fonseca di AC Milan dalam beberapa minggu terakhir menggunakan kombinasi formasi 4-2-3-1 dan 4-4-2. Namun, muncul banyak pertanyaan mengenai keberlanjutan taktik ini, terutama terkait kedalaman skuad.
Milan telah berulang kali menekankan pentingnya keberlanjutan di klub, baik dari segi finansial maupun performa di lapangan. Sayangnya, keberlanjutan tersebut masih belum sepenuhnya tercapai.
Dalam beberapa analisis, Fonseca dinilai kurang memanfaatkan rotasi pemain, terutama jika dibandingkan dengan tim-tim Eropa lainnya. Minimnya rotasi membuat tim rentan ketika cedera atau masalah kebugaran menghantam pemain kunci seperti Youssouf Fofana atau Tijjani Reijnders.
Kondisi ini jelas memperlihatkan kurangnya kedalaman skuad, sehingga menimbulkan keraguan terhadap efektivitas dan keberlanjutan sistem yang diusung.
Salah satu masalah terbesar dalam taktik Fonseca adalah tekanan yang berlebih dari area sayap. Gelandang tengah dibebani tugas lebih berat, sehingga menciptakan ketidakseimbangan di seluruh lapangan.
Meski ada sisi positif dari sistem ini, seperti kemampuan Milan untuk menciptakan keunggulan jumlah pemain dalam serangan balik, hasilnya masih jauh dari konsisten.
Berdasarkan laporan dari Calciomercato.com, formasi 4-3-3 mungkin bisa menjadi alternatif yang lebih bermanfaat. Dengan formasi ini, tekanan pada gelandang tengah bisa dikurangi, dan kedalaman skuad lebih dimaksimalkan. Taktik ini juga bisa memberikan keseimbangan yang lebih baik dalam menyerang dan bertahan.
Pemilihan pemain yang lebih tepat dan rotasi yang efektif akan menjadi kunci keberhasilan tim ke depan. Fonseca harus segera menyesuaikan strategi jika tidak ingin Milan kehilangan momentum di kompetisi domestik maupun Eropa.
Untuk pembaca setia AC Milan, pastikan terus mengikuti perkembangan terbaru tim kesayangan kita di beritamilan.com. Situs ini akan memberikan Anda berita terkini, analisis mendalam, dan semua informasi penting tentang perjalanan Rossoneri di setiap hari.