Musim Panas Bikin Panas Dingin: Milan Bisa Kehilangan Dua Pemain Favorit Sekaligus!

Photo: acmilan.com

Kekhawatiran mendalam menyelimuti para penggemar AC Milan menjelang bursa transfer musim panas. Musim 2024-25 yang berakhir dengan kekecewaan besar, ditandai potensi finis di peringkat kesembilan Serie A dan kegagalan total untuk lolos ke kompetisi Eropa, kini semakin diperburuk oleh desas-desus kuat mengenai perlunya penjualan pemain bintang secara besar-besaran. Situasi keuangan klub yang dilaporkan memburuk menjadi pemicu utama.

Dilema Penjualan: Reijnders atau Theo, Atau Bahkan Keduanya?

Laporan dari Tuttosport menyoroti bagaimana Milan kini berada di persimpangan jalan. Tijjani Reijnders, gelandang yang tampil menonjol, menjadi incaran serius Manchester City yang tengah mencari suksesor Kevin De Bruyne. Meskipun Milan pernah menunjukkan preseden dengan menjual Sandro Tonali yang begitu lekat dengan klub, penjualan Reijnders sejatinya bukanlah skenario yang diinginkan.

Namun, muncul alternatif yang bisa jadi meniadakan keharusan menjual Reijnders: melepas Theo Hernandez. Proses perpanjangan kontrak dengan bek sayap asal Prancis itu dikabarkan menemui jalan buntu, membuka lebar pintu keluar baginya. Di hadapan pilihan sulit ini, basis penggemar Rossoneri disebut-sebut lebih condong untuk ‘mengorbankan’ Theo.

Bacaan Lainnya

Performa mantan pemain Real Madrid itu musim ini dinilai di bawah standar yang telah ia tetapkan sendiri, menjadi salah satu alasan di balik preferensi tersebut, meskipun ironisnya ia baru saja tampil dalam materi promosi seragam baru Milan untuk musim 2025-26. Kehilangan dua pemain favorit dalam satu jendela transfer tentu akan menjadi pil pahit bagi para tifosi.

Skenario terburuk pun mengemuka: baik Hernandez maupun Reijnders bisa saja hengkang. Tanpa pemasukan signifikan dari Liga Champions, penjualan dua aset berharga ini akan memberikan suntikan dana segar yang sangat krusial bagi neraca keuangan klub.

Dari sisi valuasi, Theo Hernandez berpotensi dilepas dengan harga yang relatif lebih rendah mengingat kontraknya yang akan berakhir dalam setahun. Sebaliknya, Reijnders, dengan kontrak jangka panjang hingga 2030 dan kemungkinan kecil akan memaksakan kepindahan, memiliki margin keuntungan yang jauh lebih besar bagi Milan.

Photo: acmilan.com

Neraca Merah dan Strategi Penjualan Massal

Proyeksi kerugian sebesar €25 juta untuk tahun keuangan 2024-25 menjadi alarm keras bagi manajemen Milan. Sedikit angin segar bisa datang jika Juventus mengaktifkan opsi pembelian permanen Pierre Kalulu seharga €14 juta, setelah sebelumnya membayar biaya pinjaman €3 juta. Jika kesepakatan ini dicatatkan dalam pembukuan tahun keuangan saat ini, kerugian Milan bisa ditekan menjadi €11 juta. Namun, jika transaksi baru terformalisasi mulai 1 Juli, dana tersebut akan menjadi modal awal untuk menutupi lubang finansial akibat absen di kompetisi Eropa musim depan.

Ke depannya, situasi bisa semakin pelik. Tanpa partisipasi di Eropa, Milan berpotensi menghadapi defisit hingga €80 juta pada musim depan. Kondisi ini tidak hanya memaksa klub untuk segera kembali ke Liga Champions, tetapi juga mengharuskan penjualan pemain-pemain yang tidak termasuk dalam rencana teknis pelatih Sergio Conceicao dan memiliki nilai jual di pasar.

Oleh karena itu, menjadi sangat penting bagi klub untuk memaksimalkan pendapatan dari penjualan pemain seperti Tommaso Pobega dan Alexis Saelemaekers (keduanya berpotensi menghasilkan keuntungan modal yang signifikan), serta Yacine Adli, Ismael Bennacer, Lorenzo Colombo, Samuel Chukwueze, Noah Okafor, dan bahkan mungkin Malick Thiaw.

Musim panas ini akan menjadi ujian berat bagi strategi transfer dan ketahanan finansial AC Milan, dengan Sergio Conceicao dihadapkan pada tugas membangun tim yang kompetitif di tengah badai keuangan.


Ikuti terus perkembangan berita AC Milan dan analisis mendalam lainnya hanya di beritamilan.com.

Pos terkait