Mentalitas dan Konsistensi AC Milan Jadi PR Terbesar Sergio Conceicao

Sergio Conceicao, Formation
Sergio Conceicao, Formation

Pelatih baru AC Milan, Sergio Conceição, kini telah berada di klub selama dua minggu. Meski ia berhasil mempersembahkan trofi Supercoppa Italiana, hasil imbang 1-1 melawan Cagliari di Serie A menunjukkan bahwa pekerjaan besar masih menantinya, terutama dalam hal konsistensi dan mentalitas tim.


Babak Pertama Terburuk

Setelah pertandingan melawan Cagliari, Conceição tidak menahan diri untuk mengkritik performa timnya. Ia menyebut babak pertama sebagai “babak terburuk sejak saya melatih.” Pernyataan ini mencerminkan rasa frustrasinya terhadap pendekatan tim yang gagal menampilkan intensitas dan kualitas yang diharapkan.

Milan memulai pertandingan dengan semangat tinggi setelah kemenangan di Supercoppa, bahkan memamerkan trofi tersebut di hadapan para penggemar di San Siro. Namun, euforia itu tidak berlanjut di lapangan, dengan Milan kesulitan menembus pertahanan Cagliari yang bermain dengan blok rendah.

Statistik xG (Expected Goals) sebesar 0,36 di babak pertama menunjukkan betapa minimnya peluang berkualitas yang diciptakan Rossoneri.

Photo: acmilan.com

Masalah Mentalitas: Mengapa Milan Inkonsisten?

Salah satu pertanyaan besar yang dihadapi Conceição adalah: bagaimana mungkin Milan mampu mengalahkan tim-tim besar seperti Juventus dan Inter, tetapi kesulitan menghadapi tim seperti Cagliari?

Conceição percaya bahwa masalah ini lebih bersifat mental daripada teknis atau taktis. Setelah kemenangan besar di Supercoppa, ia mengharapkan timnya tampil dengan intensitas tinggi melawan Cagliari. Sebaliknya, Milan tampil lesu di babak pertama, memberikan ruang bagi tim tamu untuk menciptakan beberapa peluang berbahaya.

Pelatih asal Portugal ini menyadari bahwa inkonsistensi kronis Milan bukanlah masalah baru. Ia telah mengidentifikasi kelemahan dalam mentalitas pemain, terutama dalam menghadapi tim-tim yang bermain bertahan dengan disiplin.


Kurangnya Eksekusi Rencana Permainan

Conceição juga kecewa karena timnya gagal menerapkan rencana permainan yang telah dipersiapkan dengan baik selama sesi latihan di Milanello.

Dalam latihan, para pemain menunjukkan pemahaman yang baik tentang cara menyerang blok rendah, memenangkan bola kedua, dan mencegah serangan balik. Namun, ketika berada di lapangan, banyak pemain inti gagal mengeksekusi rencana tersebut dengan baik.

Hal ini menjadi perhatian serius bagi Conceição, karena ia merasa timnya memiliki potensi untuk tampil lebih baik. Ia bertekad untuk menyelidiki penyebab kegagalan ini, baik dari segi teknis maupun mental.


Tantangan ke Depan: Tidak Ada Ruang untuk Kesalahan

Conceição tahu bahwa Milan tidak memiliki banyak waktu untuk memperbaiki diri. Dengan persaingan ketat di Serie A dan ambisi untuk lolos ke Liga Champions musim depan, setiap poin sangat berharga.

Pertandingan berikutnya melawan Como akan menjadi ujian penting bagi Rossoneri untuk menunjukkan respons yang kuat. Conceição berharap timnya bisa belajar dari kesalahan melawan Cagliari dan tampil dengan intensitas serta fokus yang lebih baik.

Photo: acmilan.com

Kesimpulan

Sergio Conceição menghadapi tantangan besar dalam memperbaiki mentalitas dan konsistensi AC Milan. Meski ia telah membawa trofi dalam waktu singkat, hasil imbang melawan Cagliari menunjukkan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan.

Kunci keberhasilan Conceição adalah mengatasi masalah mentalitas yang membuat Milan inkonsisten, terutama dalam menghadapi tim-tim yang bermain defensif. Jika ia berhasil memperbaiki aspek ini, Milan memiliki peluang untuk kembali bersaing di puncak Serie A dan mencapai target mereka di kompetisi Eropa.

Pos terkait