Berita AC Milan – Daniel Massaro merupakan salah satu mantan pemain yang punya total 300 pertandingan bersama Rossoneri dalam sejarah klub. Awalnya, ia sempat ‘dibuang’ ke AS Roma oleh pelatih Arrigo Sacchi musim 1988/89. Tetapi Daniel Massaro berhasil membuktikan kemampuannya, bahkan ia menjadi salah satu pemain penting saat AC Milan memenangkan Liga Champions 1993/94.
Nama Daniel Massaro memang tidak seterkenal legenda AC Milan, tetapi Anda perlu mengetahui sedikit tentangnya yang punya kontribusi cukup besar terhadap klub sekitar tujuh musim. Oleh sebab itu, pada kesempatan kali ini beritamilan.com bakal membahas sedikit informasi tentang Daniel Massaro.
Sebelum Gabung AC Milan
Daniel Massaro memulai karier di klub Monza yang saat itu bermain di Serie B. Pemain yang lahir di Monza, Italia tersebut mendapat banyak kesempatan bermain di klub tersebut. Dalam kurun waktu dua musim, Massaro menjalani 60 penampilan di Serie B dengan total sepuluh gol.
Musim 1981/82 menjadi awal baginya untuk berkarier di Serie A. Di Fiorentina dirinya memang tidak mencetak banyak gol, akan tetapi ia selalu bermain tidak kurang dari 30 laga semua kompetisi di setiap musimnya selama lima tahun.
Ia mencatatkan 15 gol saja untuk Fiorentina dalam kurun waktu lima musim, padahal ia memiliki jumlah penampilan sekitar 181 pertandingan. Lalu pada akhirnya, AC Milan merekrut Daniel Massaro pada musim panas tahun 1986 silam.
Daniel Massaro Bersama AC Milan
Pelatih Rossoneri saat itu, Nils Liedholm mendatangkan Daniel Massaro bertujuan sebagai pengganti Paolo Rossi yang hengkang ke Hellas Verona. Selain mendatangkan Massaro, di musim panas 1986 Nils Liedholm juga merekrut calon legenda AC Milan saat itu yakni Roberto Donadoni.
Di musim perdana Massaro hanya mencetak tiga gol di semua kompetisi dalam 24 penampilan. Saat itu AC Milan hanya finish di peringkat lima klasemen akhir Serie A 1986/87, hal tersebut membuat pelatih Nils Liedholm dipecat lalu digantikan Arrigo Sacchi.
Berada di tangan Arrigo Sacchi, Rossoneri langsung memenangkan Scudetto di musim 1987/88. Selain itu, Massaro juga mencetak lebih gol lebih banyak pada musim ini dengan torehan lima gol dari 35 laga.
Pada musim 1988/89, Arrigo Sacchi memutuskan untuk melepas Daniele Massaro ke AS Roma dengan status pinjaman. Arrigo Sacchi berniat meminjamkannya agar Massaro bisa belajar untuk lebih banyak mencetak gol.
Di AS Roma, penyerang kelahiran Monza tersebut hanya mencetak lima gol dalam 32 penampilan. Meskipun begitu, di musim 1989/90 Daniele Massaro baru memperlihatkan kemampuan yang sebenarnya di AC Milan.
Ia sukses mengemas 15 gol pada musim 1989/90 setelah menjalani masa peminjaman di AS Roma. Berkat torehan tersebut, Rossoneri berhasil memenangkan Piala Eropa, Piala Super Eropa serta Piala Interkontinental. Selain itu AC Milan juga menjadi runner-up Serie A dan Coppa Italia di musim tersebut.
Pada musim 1990/91, performa Daniele Massaro sedikit menurut dari musim sebelumnya karena mencatatkan tujuh gol. Meskipun begitu, ia tetap memenangkan Piala Super Eropa dan Piala Interkontinental.
Fabio Capello datang sebagai pelatih di musim 1991/92 menggantikan Arrigo Sacchi. Di bawah arahan Fabio Capello, performa Daniele Massaro sedikit meningkat ketimbang saat masih ditangani oleh Arrigo Sacchi.
Karena pada musim 1991/92, Daniele Massaro bermain lebih bagus dalam 38 penampilan di semua ajang. Meskipun pada saat itu ia hanya mampu mengumpulkan sembilan gol dari total pertandingan tersebut.
Begitupun juga di musim 1992/93, ia mencatatkan sepuluh gol dalam 46 penampilan. Di musim tersebut, Daniel Massaro mampu mempersembahkan gelar juara Scudetto dan Piala Super Italia.
Performa Puncak Daniele Massaro
Musim 1993/94 menjadi yang terbaik untuk Daniele Massaro nampaknya, sebab ia memberikan banyak kontribusi untuk AC Milan saat itu. Di musim tersebut ia sukses mencetak 16 gol dan menjadi topskorer klub saat itu.
Selain memiliki koleksi gol yang banyak, Daniele Massaro menjadi penentu kemenangan AC Milan atas Barcelona di final Liga Champions. Daniele Massaro mencetak dua gol pembuka untuk Rossoneri saat menang atas Barcelona dengan skor telak 4-0.
Di musim tersebut ia juga mempersembahkan trofi Scudetto untuk AC Milan walaupun hanya mencetak sebelas gol di Serie A. Selain itu, ia juga memenangkan Piala Super Italia setelah menang atas Torino dengan skor tipis 1-0.
Sayangnya, kesuksesan seperti itu hanya bisa dirasakan oleh Daniele Massaro satu musim saja. Karena pada akhirnya ia harus hengkang dari AC Milan pada akhir musim 1994/95 lalu bergabung ke tim Jepang bernama Shimizu S-Pulse.
Daniele Massaro hanya bermain selama dua tahun bersama klub Jepang tersebut. Setelah bermain 25 kali di liga Jepang, Massaro kemudian memutuskan pensiun pada awal tahun 1997.
Keunggulan Daniel Massaro
Daniele Massaro merupakan pemain yang bisa menempati banyak posisi, mulai dari gelandang, pemain sayap maupun penyerang. Sebab ia memiliki keunggulan dari segi kelincahan, kecepatan serta memiliki fisik yang bagus saat berhadapan dengan lawan.
Kemampuan tersebut lebih banyak digunakan olehnya untuk mengobrak-abrik pertahanan lawan. Oleh sebab itu, catatan gol Daniel Massaro tidak sebanyak penyerang murni lainnya karena ia berperan seperti itu.
Selain itu, pelatih AC Milan juga sering memanfaatkan keunggulan Daniel Massaro saat berduel bola-bola atas. Karena penyerang tersebut punya postur cukup tinggi dan memiliki akurasi sundulan yang sangat bagus. Ini yang sering dijadikan senjata utama oleh Daniel Massaro untuk mencetak gol.
Berkat keunggulan serta peran yang dimainkan olehnya, ia sukses membantu Rossoneri memenangkan dua gelar Liga Champions dan empat kali juara Scudetto. Hal itu dilakukan olehnya hanya dalam kurun waktu sekitar tujuh musim.
Arrigo Sacchi pernah memberikan pujian kepada Daniel Massaro dengan mengatakan bahwa penyerang tersebut punya teknik bermain yang bagus. Wajar seandainya Massaro menggunakan kelebihannya tersebut untuk mempermudah rekan-rekannya mencetak gol ke gawang lawan.
Daniel Massaro punya dua julukan, yang pertama adalah Provvidenza atau Providence dalam Bahasa Inggris. Julukan tersebut didapatkan olehnya setelah mencetak dua gol di final sekaligus memenangkan Liga Champions 1993/94.
Ia juga mengklaim bahwa dirinya merupakan salah satu pemain super sub yang pernah dimiliki oleh Rossoneri. Daniel Massaro membuat klaim tersebut karena ia merasa lebih senang saat dirinya mencetak gol setelah masuk dari bangku cadangan.
Daniel Massaro Setelah Pensiun
Setelah pensiun sebagai pemain di tahun 1997, Daniel Massaro kemudian menjadi seorang kapten sepakbola pantai Timnas Italia selama beberapa tahun. Di luar sepakbola, ia pernah mengikuti balapan rally di Sanremo pada tahun 1998 dan 1999.
Sejak tahun 2017 lalu ia masuk ke dalam jajaran manajemen Rossoneri sebagai PR (Public Relations) sampai saat ini. Dengan jabatan tersebut, tentunya Daniel Massaro sangat bangga saat ini karena merupakan sebuah kehormatan tersendiri bagi mantan pemain bisa berada di jajaran manajemen klub.