Kisah Pilu Mantan Pemain Primavera AC Milan yang Bunuh Diri akibat Perlakuan Rasis

Berita AC Milan

Berita AC Milan – AC Milan tengah berduka setelah mantan pemain primavera mereka, Seid Visin, ditemukan meninggal di rumahnya karena bunuh diri.

Visin adalah pemain kelahiran Ethiopia tahun 2000 silam. Ia pindah ke Italia setelah sebuah keluarga di kota Nocera Inferiore memutuskan untuk mengadopsinya ketika masih kecil.

Sumber dari Gazzetta dello Sport mengatakan jika Seid Visin adalah rekan satu kamar Gianluigi Donnarumma saat keduanya masih satu tim di tim primavera AC Milan.

Namun nasib dua sahabat itu berjalan bak langit dan bumi. Saat Donnarumma mulai mewujudkan mimpi bermain untuk tim senior AC Milan, Seid Visin justru memilih untuk pensiun dini pada tahun 2016 silam.

Seusai memutuskan gantung sepatu, Visin memutuskan pulang ke rumahnya di Campania. Disana ia memilih untuk bermain futsal bersama tim Atletico Vitalica.

Melansir laporan dari Corriere della Sera, Seid Visin telah meninggalkan secarik kertas pesan terakhirnya sebelum memutuskan untuk bunuh diri.

Dalam tulisannya, Visin rupanya sangat menderita terkait perlakuan rasis yang diterimanya saat berusia dewasa. Berikut adalah isi surat Seid Visin:

“Ke mana pun saya pergi, saya merasakan beban pandangan orang yang skeptis, bias, jijik, dan ketakutan. Saya bukan pendatang. Saya diadopsi ketika saya masih kecil dan saya ingat semua orang dulu mencintai saya. Ke mana pun saya pergi, semua orang berbicara kepada saya dengan sukacita, rasa hormat, dan rasa ingin tahu. Sekarang sepertinya semuanya telah terbalik. ”

“Saya dapat menemukan pekerjaan yang harus saya tinggalkan karena terlalu banyak orang, terutama yang lebih tua menolak layanan saya. Seolah-olah saya belum merasa tidak nyaman, mereka menuduh saya bertanggung jawab karena banyak orang muda (dan kulit putih) Italia tidak dapat menemukan pekerjaan.”

Kasus Seid Visin ini seperti mengingatkan kembali kita tentang pentingnya melawan aksi rasisme. Jangan sampai kisah memilukan Seid Visin terulang kembali di masa depan.

Let’s Kick Racism Out of Football!

 

 

 

Pos terkait