Kekakuan Taktik Fonseca Lemahkan Identitas Tim!

Paulo Fonseca
Photo: www.acmilan.com

Berita AC Milan – Paulo Fonseca kembali menjadi sorotan setelah AC Milan bermain imbang 0-0 melawan Juventus di San Siro, terutama karena sejumlah keputusan taktisnya dianggap aneh dan tidak efektif.

Sementara pendekatannya telah terbukti brilian dalam beberapa laga besar seperti kemenangan atas Inter dan Real Madrid, ada kekhawatiran bahwa dia gagal memberikan keseimbangan di timnya untuk pertandingan lain yang lebih penting dalam perburuan Scudetto.

Keseimbangan yang Hilang dalam Taktik

MilanPress menyoroti bahwa pendekatan Fonseca tampaknya tidak konsisten:

  • Pendekatan Bertahan vs Juventus: Dalam upaya memperkuat pertahanan, AC Milan kehilangan daya serang sepenuhnya, dengan hanya satu tembakan tepat sasaran sepanjang pertandingan.
  • Pendekatan Terbuka vs Cagliari: Saat bermain lebih menyerang, I Rossoneri justru kebobolan tiga gol, menunjukkan kelemahan dalam struktur pertahanan.

Kurangnya keseimbangan ini membuat AC Milan sulit untuk menemukan pola permainan yang konsisten, terlebih dengan pilihan pemain dan peran yang tampaknya tidak maksimal.

Bacaan Lainnya

Keputusan Pemain dan Peran yang Dipertanyakan

  1. Tijjani Reijnders di 4-4-2:
    Fonseca menempatkan Reijnders dalam peran yang lebih defensif selama fase non-penguasaan bola, membatasi kontribusinya di lini tengah untuk menghubungkan transisi serangan. Padahal, kemampuan terbaik Reijnders justru muncul ketika dia memiliki ruang untuk bergerak di antara lini.
  2. Rafael Leao di Tengah:
    Leao, yang biasanya efektif menyerang dari sisi lapangan, ditempatkan lebih sempit bersama Alvaro Morata. Posisi ini tidak memanfaatkan keunggulannya dalam duel satu lawan satu melawan bek sayap lawan, sekaligus melemahkan fase tekanan Milan tanpa bola.
  3. Yunus Musah di Sisi Kanan:
    Musah, seorang gelandang yang lebih nyaman di tengah, ditugaskan menggantikan peran menyerang yang biasa dimainkan Samuel Chukwueze atau Christian Pulisic. Hal ini terbukti tidak efektif, karena ia tidak memiliki kemampuan melebar yang dibutuhkan untuk melawan pemain seperti Andrea Cambiaso.
  4. Alvaro Morata di Depan:
    Morata bekerja keras untuk membuka ruang, tetapi perannya tidak menghasilkan ancaman berarti di dalam kotak penalti. Ketiadaan Pulisic sebagai penghubung serangan juga membuat Morata sering terisolasi oleh para bek lawan.
Photo: acmilan.com

Masalah Perekrutan Pemain

Beberapa rekrutan musim panas, seperti Strahinja Pavlovic, Emerson Royal, dan Alvaro Morata, belum menunjukkan konsistensi atau performa yang sesuai harapan. Bahkan pemain muda seperti Yunus Musah kesulitan menyesuaikan diri dalam skema Fonseca.

Apakah Fonseca Kehilangan Fokus?

Keputusan untuk bermain aman melawan Juventus tampak seperti langkah yang hanya bertujuan untuk meminimalkan kerugian, meskipun Milan sebenarnya membutuhkan kemenangan untuk tetap bersaing di jalur Scudetto.

Kekakuan taktis Fonseca ini tidak hanya menghambat kreativitas pemain, tetapi juga melemahkan identitas tim di lapangan.

Dengan hasil yang mengecewakan ini, Fonseca menghadapi tekanan untuk segera menemukan solusi. Pertandingan Liga Champions melawan Slovan Bratislava akan menjadi ujian berikutnya, tetapi tanda-tanda kebangkitan dan keseimbangan diperlukan jika AC Milan ingin mempertahankan ambisinya musim ini.

Pos terkait