Beritamilan.com – Situs Berita AC Milan
MILAN – Dalam beberapa musim terakhir nasib Milan memang dipenuhi kegetiran. Setelah Berlusconi memutuskan menjual klub ke taipan asal China, Yonghong Li, kini tim berjuluk I Rossonerri itu seperti susah untuk bisa bangkit lagi.
Bahkan nasib I Rossonerri harus terlunta-lunta setelah Yonghong Li gagal membayar hutangnya ke lembaga penjamin keuangan, Elliott Management. Mau tidak mau, Milan terpaksa harus berpindah tangan ke Elliott sebagai bentuk pelunasan hutang Yonghong Li.
Diatas lapangan, belanja besar Milan era Yonghong Li gagal total. Alih-alih bisa bersaing memperebutkan trofi juara, untuk sekedar lolos ke Liga Eropa saja AC Milan harus bersusah payah. AC Milan era Yonghong Li mungkin bisa disebut era terkelam AC Milan dalam 30 tahun terakhir.
Angin sedikit berubah arah tatkala Elliot mengambil alih kepemilikan klub. Perusahan keuangan asal Negeri Paman Sam itu menyadari akan pentingnya membangun pondasi klub dengan menyandarkannya kepada para profesional. Langkah pertama mereka adalah mendatangkan orang-orang yang sudah lama dekat dengan klub seperti Leonardo, Paolo Maldini dan juga Boban.
Tak cukup sampai disitu, Elliott paham betul bahwa keuangan klub harus dikelola oleh orang yang betul-betul mengerti tentang dunia ekonomi Sepak bola modern. Untuk itu Elliott mendatangkan mantan petinggi Arsenal, Ivan Gazidis.
Semua berjalan normal diawal, sampai petaka pun terjadi saat Gazidis mulai tak cocok dengan dengan Direktur olahraga klub, Leonardo. Pria yang pernah menjabat sebagai pelatih AC Milan dan Inter Milan itu pun akhirnya memilih untuk berhenti dari pekerjaannya di Milan dan memustuskan untuk pulang ke PSG.
Sikap otoriter Gazidis kembali tampak tatkala dirinya terlibat friksi dengan Boban. AC Milan yang mulai bangkit ditengah musim tiba-tiba diterpa isu tak sedap yakni akan diberhentikannya Stefano Pioli begitu musim selesai untuk digantikan orang kepercayaan Ivan Gazidis, Ralf Rangnick.
Pendekatan Gazidis kepada pria Jerman dinilai Boban tak memiliki etika. Pertama karena situasi klub tengah membaik dan yang kedua karena pendekatan yang dilakukan Gazidis berlangsung secara diam-diam tanpa ada konsultasi kepada manajemen klub, dalam hal ini Paolo Maldini dan Boban.
“Saya bisa saja menerima itu, akan tetapi setidaknya mereka bilang dulu ke saya. Saya berhak diberi tahu!” keluh Boban dikutip dari Il Giornale.
Rupanya pernyataan terbuka Boban kepada publik mengenai kondisi internal klub itu telah membuat Gazidis marah besar dan tanpa butuh waktu lama, Boban dipecat dari posisinya sebagai Direktur olahraga klub. Seperti tak percaya akan perlakuan Gazidis, Boban menyebut bahwa kondisi Milan tak ubahnya seperti kediktatoran Korea Utara.
“Saya tak menyangka kami berada di suasana kediktatoran seperti Korea Utara! Wawancara saya sebenarnya tak berarti sebab sebelumnya sudah banyak pertanyaan dan tuntutan yang tak dijawab.” ungkap Boban kepada Il Giornale.
Jerih payah tangan besi Ivan Gazidis baru akan bisa dilihat musim depan, dimana pria pilihannya, Ralf Rangnick, sudah akan tiba sebagai pelatih plus sebagai Direktur olahraga klub begitu musim ini berakhir. Jika Rangnick gagal mewujudkan ambisi Milan lolos ke Liga Champions, sama seperti musim-musim sebelumnya, maka Gazidis rasanya harus bersiap menerima cemoohan Milanisti dari seantero dunia.