Berita AC Milan – Beritamilan.com
Datang dengan banderol selangit, Lucas Paqueta gagal membuktikan kualitasnya bersama AC Milan dan membuatnya terpaksa dijual pada musim panas tahun lalu ke tim Liga Prancis, Lyon.
Pemain berusia 23 tahun itu didatangkan I Rossonerri dari Flamengo pada Januari 2019 dengan menelan biaya transfer mencapai 38.5 juta euro. Angka sebesar itu menjadikan Paqueta sebagai pemain termahal ke-3 yang pernah dibeli AC Milan, dibawah Bonucci dan Rui Costa.
Namun ketika sudah menginjakkan kaki di pentas Serie A, fans Milan yang berharap bisa melihat sosok ‘Kaka baru’ di San Siro, justru hanya melihat sosok pemain yang kerap kebingungan saat mengolah bola dan penempatan posisi.
Baru-baru ini media Calciomercato mengungkapkan alasan kenapa Paqueta gagal bersinar bersama AC Milan, dan kemudian bisa tampil gemilang saat membela Lyon. Lebih jauh media tersebut juga mengungkapkan alasan kenapa fans Milan tak perlu menyesali kepergiannya.
Salah satu alasan utama yang membuat pemain didikan akademi Flamengo itu gagal mendemonstrasikan kemampuan terbaiknya adalah karena para pelatih AC Milan kesulitan untuk menemukan posisi yang tepat secara taktikal untuk diisi oleh Paqueta.
Pelatih Milan dari Gattuso sampai Giampaolo sudah coba memainkan Paqueta sebagai trequartista, mezzala sampai winger, namun hasil ujicoba itu berakhir mengecewakan karena sang pemain masih belum juga menemukan bentuk permainan terbaiknya.
Kala itu Paqueta dikritik karena tidak memiliki fisik yang cukup kuat untuk bermain sebagai seorang gelandang tengah, kurang tajam saat dimainkan sebagai gelandang serang, dan tidak cukup cepat untuk bermain di sisi sayap.
Namun kondisi Paqueta mulai berubah ketika bergabung dengan Lyon pada musim panas tahun lalu. Pelatihnya, Rudi Garcia berhasil mengintegrasikan dengan baik peran Paqueta dalam formasi 4-3-3, dengan menyokongnya melalui gelandang bertenaga kuda seperti Thiago Mendes dan Houssem Aouar.
Selain itu, alasan dibalik performa impresif Paqueta adalah karena Lyon bukanlah AC Milan. Di klub Ligue 1 itu, tekanan untuk meraih kemenangan tidak sebesar ketika ia masih berada di Milan. Tidak akan ada lagi sekumpulan fans yang mesti repot-repot mencari akun media sosial milliknya hanya untuk mengeluarkan sumpah serapah akibat timnya gagal menang.
Selain itu, label sebagai pemain mahal bernilai 38.5 juta euro juga tak lagi membebaninya. Lyon pada musim panas tahun 2020 lalu hanya membeli Paqueta dengan harga pasaran, yaitu senilai 20 juta euro saja.
Dengan berada di lingkungan yang lebih mudah, Lucas Paqueta mampu tampil lebih lepas dan tampil cemerlang sepanjang musim ini bersama Lyon.
Namun demikian, rasanya tak ada alasan bagi Milan untuk menyesali kepergian pemain Brazil itu, sebab klub sudah melakukan segala cara untuk coba membantunya agar bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya.
Jika dipaksakan, tentu akan berdampak buruk pada performa AC Milan, yang sejak Paqueta sudah tidak ada, juga bermain sangat baik. Selain itu, menahannya lebih lama juga akan membuat harga sang pemain kian turun dan tentu tidak akan sehat bagi keuangan klub.
Kepergiannya adalah keputusan yang tepat, tidak hanya bagi sang pemain, namun juga bagi AC Milan sendiri. Semoga beruntung Paqueta!