Berita AC Milan – Bukannya coba meredam emosi para tifosi Milan yang geram setelah ia khianati, Hakan Calhanoglu seolah terus mengipasi bara api perselisihannya dengan Milanisti.
Seusai mencetak gol via titik penalti, Calhanoglu membentangkan kedua tangannya dengan telapak tangan yang sejajar dengan telinganya. Sebuah gestur yang mengejek Curva sud untuk lebih keras meneriakinya.
Beberapa waktu kemudian, seusai pertandingan derby Milan yang berakhir dengan skor 1-1 tersebut, Curva Sud membentangkan spanduk cemoohan kepada sang pengkhianat di dekat rumahnya.
“Keberanian bukanlah untuk melakukan tendangan penalti pada menit ke-10, tetapi untuk tetap bersama istri Anda ketika Anda sedang diselingkuhi.”
Dalam wawancara singkatnya baru-baru ini, Calhanoglu seperti terus mengobarkan bara perseteruannya dengan Milanisti. Dengan nada mengejek, Kebabman menyebut Inter lebih sering menang dalam laga derby Milan.
“Saya menghabiskan musim yang positif di Milan. Saya masih punya banyak teman di sana. Saya memutuskan untuk pergi ke Inter karena saya ingin tantangan baru dalam karir saya, ” ujar Calhanoglu kepada 433.
“Mereka adalah klub hebat, mereka memenangkan liga musim lalu dan bermain di Liga Champions. Saya tahu bahwa saya adalah pilihan tertentu tetapi ini adalah hidup: Anda harus melihat ke depan dan tidak ke belakang.”
“Sebelum memutuskan untuk tinggal di Milan, saya bertanya kepada semua keluarga saya. Inter selalu menjadi tim yang hebat, mereka sering mengalahkan Milan di derby!” pungkasnya.
Sebuah pernyataan yang cukup menggelitik, sebab ketika AC Milan kalah dari Inter dalam beberapa musim terakhir, Calhanoglu adalah pemain yang selalu menempati posisi inti sebagai kreator serangan I Rossoneri.
Pernyataannya yang menyebut bahwa Hakan masih punya banyak teman di AC Milan juga masih diragukan sebab seusai derby kemarin, hanya Saelemaekers saja pemain Milan yang coba menyapanya.
Saat bertanding pun ia bahkan kerap berduel keras dengan pemain PARA Milan seperti Tonali, Krunic dan Brahim Diaz. Florenzi yang berada di bangku bench pemain pun bahkan sempat terpancing emosinya oleh ulah tak tahu diri pemain nomor punggung 20 itu.
Mungkin sudah waktunya bagi Hakan untuk diam dan menikmati waktunya bersama klub barunya, itu jika dia memang benar-benar menikmatinya. Bagaimana pun, pengkhianatan adalah hal biasa bagi manusia yang tidak memiliki hati nurani.