Gennaro Gattuso Ungkap Alasannya Sering Ngamuk di Atas Lapangan

Berita AC Milan

Berita AC Milan – Penggemar sepak bola mana yang tidak mengenal sosok garang bernama Gennaro Gattuso? Gelandang bertinggi 177 cm itu dikenal sangat keras dalam menghancurkan serangan lawan.

Dianugerahui stamina luar biasa, Gattuso dikenal sebagai pemain dengan tipikal yang menghalalkan segala cara untuk merebut bola dari kaki lawan. Sebuah hal yang membuatnya dijuluki sebagai “Si Badak”.

Gaya mainnya yang suka sruduk sana-sini seperti seekor badak yang sedang mengamuk diatas lapangan, membuat dirinya sering menuai kritikan selama menjadi pesepakbola profesional.

Dalam wawancaranya bersama Martin Mazuro, jurnalis FourFourTwo di tahun 2018. Gattuso membeberkan alasannya kenapa kerap bermain keras di lapangan.

Dalam pengakuannya, Rinho berkeyakinan jika setiap Jersey tim yang sedang Ia bela adalah sebuah hal yang sakral. Ia bahkan rela melakukan hal terburuk sekalipun jika ada yang menghina timnya.

Dengan kata lain, Gattuso menganggap pertandingan sepakbola seperti sebuah peperangan yang harus ia menangkan dan dia adalah kesatria yang siap mati di medan peperangan.

“Ketika Derby Old Firm (Rangers vs Celtic), Saya ingat Walter Smith pelatih Rangers saat itu mulai berbicara kepada saya, satu Minggu sebelum derby berlangsung. Setiap hari dia berkata: ‘Tolong, Rino, jangan menjadi binatang buas, jangan membuat dirimu diusir terlalu dini.’ Kemudian permainan dimulai dan saya mendapat kartu kuning ketika pertandingan baru berjalan 20 detik! Di babak pertama saya kembali ke ruang ganti, menendang loker dengan marah namun sialnya, bagian pelipis mata saya tergores besi dan berdarah. Darahnya nyaris memasuki ke bagian bola mata saya. Saya ingin diganti karena saya hampir tidak bisa melihat apa-apa, tetapi Smith mengatakan kepada saya untuk dijahit dan kembali ke lapangan. Itulah yang dirasakan orang-orang di Rangers tentang permainan itu.” Ucap Gattuso dalam wawancara tersebut.

Fakta ini diperkuat dengan pernyataan agen sang pemain Claudio Pasqualin, ketika Gattuso cekcok dengan asisten pelatih Tottenham Hotspurs, Joe Jordan.

Claudio Pasqualin menuding: “Jordan, setelah terus-menerus mencelanya, menghinanya dengan kalimat yang sangat rendah, mengatakan ‘f****** bajingan Italia’.

“Untuk orang seperti Rino, yang memiliki rasa identitas Italia yang kuat, saya pikir ini adalah penghinaan yang paling menjijikkan dan tidak dapat dibenarkan.”

Selain itu, Gattuso juga tak suka mendengarkan pendapat orang lain. Gattuso lebih senang memainkan pertandingan dengan gaya keras meski harus mendapatkan kritikan dari berbagai pihak.

“Sebagai pemain, saya punya cara sendiri dalam melakukan sesuatu. Saya tidak selalu mengikuti saran orang lain, saya memainkan permainan dengan cara saya. Saya tidak pernah ingin kalah dalam hal apa pun, bahkan dalam permainan kartu dengan teman-teman saya. Ini adalah bagian besar dari karakter saya dan saya selalu terdorong untuk berhasil dalam segala hal yang saya lakukan. Itu adalah bagian dari DNA saya, tidak diragukan lagi.”

Suka atau tidak, keras dan tangguh merupakan dua kata yang tepat untuk menggambarkan karakter yang dimiliki oleh Gattuso. Meski tak lagi berada di San Siro, namun jelas namanya akan selalu dikenang dalam sejarah besar AC Milan.

Pos terkait