Kabar mengenai kemungkinan gelandang legendaris Luka Modrić bergabung dengan AC Milan dengan status bebas transfer semakin mendekati kenyataan. Sebuah artikel mendalam telah mengungkap berbagai detail menarik dari apa yang bisa dianggap sebagai “negosiasi paling memesona di bursa transfer musim panas ini,” menyoroti berbagai aspek yang mendorong potensi transfer besar ini.
Seperti yang ditulis oleh La Gazzetta dello Sport edisi Rabu (4/6/2025) pagi ini, setiap orang dapat memandang operasi transfer ini dengan sudut pandang mereka masing-masing. Bagi para romantis sejati, mereka mungkin akan melihat kembali foto seorang anak kecil yang tengah mengangkat sebuah piala: dalam sebuah foto yang diambil pada era 1990-an, tampak Luka Modrić kecil mengenakan seragam latihan AC Milan lengkap dengan ekspresi wajah yang serius dan sangat terkonsentrasi saat bermain di lapangan.
Bagi para penggemar sejarah klub, mereka akan berpikir bahwa AC Milan bisa segera kembali memiliki seorang peraih Ballon d’Or dalam skuadnya, seorang pemain yang akan menghidupkan kembali tradisi besar klub akan gelandang serang berkualitas, seorang trequartista yang layak disejajarkan dengan para legenda seperti Ronaldinho, Rivaldo, dan banyak fenomena lainnya yang telah menjadikan Milan sebagai simbol gaya serta sepak bola berkualitas tinggi.
Sementara itu, mereka yang lebih memperhatikan aspek perilaku dan kepemimpinan akan berpikir bahwa dengan merekrut kapten tim nasional Kroasia tersebut, AC Milan akan mendapatkan seorang pemimpin sejati di ruang ganti, seorang panutan yang dapat memberikan contoh secara diam-diam namun berdampak besar. Kepastiannya adalah bahwa sebuah Milan yang baru kini tengah dalam proses kelahiran, dan kehadiran Luka Modrić akan menjadi simbol yang sempurna dari era baru tersebut.
Bagaimana Operasi Transfer Ini Menjadi Nyata: Peran Kunci Igli Tare
Pertama-tama, mari kita lihat situasi terkini dari proses negosiasi ini. Pihak AC Milan dilaporkan berharap dapat segera menutup kesepakatan transfer Luka Modrić dalam waktu yang sangat dekat; jika memungkinkan, kesepakatan ini diharapkan bisa rampung hari ini atau besok (Kamis, 5/6/2025), atau jika tidak, mungkin sedikit lebih lama lagi.
Ide untuk mendatangkan Modrić ini disebut-sebut datang dari Direktur Olahraga baru AC Milan, Igli Tare, yang resmi ditunjuk pada 26 Mei lalu. Tare dilaporkan telah berangkat pada hari Selasa (3/6/2025) kemarin untuk sebuah misi khusus, yaitu bertemu langsung dengan gelandang Kroasia tersebut di Rijeka, tempat pemusatan latihan tim nasional Kroasia saat ini. Keduanya memiliki sebuah jalur perjalanan karier yang cukup unik dan menarik: keduanya adalah Milanisti yang tumbuh besar jauh dari Italia – Tare di Albania dan Modrić di Kroasia, di mana ia mulai mengagumi sosok Zvonimir Boban dan, melalui Boban, jatuh cinta pada I Rossoneri.
Igli Tare pun segera mendapatkan dukungan penuh dari pelatih kepala baru, Massimiliano Allegri, mengenai ide ini; keduanya sama-sama meyakini bahwa AC Milan saat ini sangat membutuhkan suntikan kepemimpinan, pengalaman segudang, dan pemain-pemain yang siap untuk langsung mengatasi tekanan besar bermain di kompetisi Serie A dan di hadapan publik San Siro. Absennya pemain-pemain karismatik di dalam skuad pada musim lalu disebut-sebut menjadi salah satu masalah besar, bahkan mungkin yang paling utama, bagi Il Diavolo Rosso.
Detail Kontrak, Motivasi Modrić, dan Penyimpangan dari Model RedBird
AC Milan dan pihak Luka Modrić saat ini dilaporkan tengah membicarakan kontrak berdurasi satu tahun, dengan adanya opsi perpanjangan untuk tahun kedua. Meskipun belum ada kepastian mengenai angka pasti gaji yang akan diterima, berbagai bocoran awal menyebutkan kemungkinan kesepakatan gaji di angka €3 hingga €3,5 juta bersih per musim. Namun, keinginan dan tekad kuat dari Luka Modrić sendiri dianggap jauh lebih penting daripada sekadar aspek finansial.
Kontraknya bersama Real Madrid telah berakhir dan masa depannya saat ini masih menjadi teka-teki yang sepenuhnya belum tertulis. Luka Modrić dilaporkan masih ingin bermain satu tahun lagi di level kompetisi tertinggi Eropa, dan AC Milan bisa menjadi pilihan yang ideal baginya; oleh karena itu, dialog antara kedua belah pihak kini dilaporkan telah berjalan dengan sangat baik dan konstruktif.
Luka Modrić akan berusia 40 tahun pada bulan September mendatang, sebuah usia yang jelas sangat jauh dari model klasik pemain yang biasanya dipilih oleh RedBird Capital. Kebijakan perusahaan pemilik AC Milan tersebut umumnya lebih memilih untuk merekrut pemain-pemain berusia di bawah 25 tahun yang memiliki potensi untuk bisa dijual kembali dengan keuntungan dalam waktu tiga atau empat tahun ke depan.
Meskipun demikian, kondisi fisik Luka Modrić dilaporkan masih sangat prima; pada musim lalu saja ia masih bermain dalam 35 pertandingan di La Liga, lima di Copa del Rey, 14 di Liga Champions, ditambah lagi penampilan di Piala Super Eropa, Piala Super Spanyol, dan final Piala Dunia Antarklub.
Memang benar ia tidak lagi selalu menjadi starter utama di setiap laga, tetapi hanya Jude Bellingham dan Fede Valverde yang mencatatkan menit bermain lebih banyak darinya di Real Madrid dalam 12 bulan terakhir. Bermain satu kali seminggu dengan ritme kompetisi Serie A diyakini tidak akan menjadi masalah besar baginya, dan neraca keuangan klub juga dipastikan tidak akan terlalu terbebani mengingat ia akan datang dengan status bebas transfer alias parametro zero.
Lantas, apa makna sebenarnya dari potensi kedatangan Luka Modrić ini bagi AC Milan? Jelas, sesuatu yang signifikan telah berubah seiring dengan penataan ulang struktur manajemen teknis klub. Pihak klub telah memilih Massimiliano Allegri, yang kini selangkah lagi akan mendapatkan Modrić: dua jaminan kualitas, dua nama besar yang dengan jelas mengingatkan kembali pada sejarah agung dan tradisi juara klub.
Bukan sebuah kebetulan jika Massimiliano Allegri baru-baru ini juga dilaporkan telah menelepon Carlo Ancelotti untuk meminta pendapat dan masukan mengenai proses negosiasi transfer Modrić ini. Luka Modrić, baik di tim nasional Kroasia maupun di Real Madrid, selama ini dikenal sebagai seorang pemimpin yang tidak banyak bicara namun sangat dihormati oleh rekan-rekannya; sulit membayangkan standar yang berbeda selain standar tertinggi jika ada sosok seperti dirinya di ruang ganti.
Saat ini, Modrić tengah bersama tim nasional Kroasia dan mempersiapkan diri untuk pertandingan melawan Gibraltar (Jumat) dan Republik Ceko (Senin). Sembari itu, ia tentu akan memikirkan masa depannya. Kepastiannya adalah bahwa uang bukanlah prioritas utama baginya saat ini; ia ingin bermain satu tahun lagi dan mencari sebuah tantangan yang memesona.
AC Milan, dengan segala sejarah dan ambisi barunya, tampak menjadi pilihan yang sempurna. Pembicaraan lebih lanjut mengenai detail seperti nomor punggung 10, peran spesifik yang akan ia emban di tim, atau bahkan kemungkinan ban kapten, akan dilakukan di kemudian hari, jika memang transfer ini terwujud. Yang terpenting saat ini adalah makna dari keseluruhan operasi ini: AC Milan berpotensi besar akan segera memiliki seorang pemain yang sangat layak menyandang nama besar dan sejarah klub.
Perspektif Penulis:
Potensi kedatangan Luka Modrić ke AC Milan di usia senja kariernya adalah sebuah narasi yang memadukan romantisme, nostalgia, dan pertaruhan strategis dari manajemen baru di bawah Massimiliano Allegri dan Igli Tare. Keputusan untuk menyimpang dari model RedBird yang fokus pada pemain muda dengan nilai jual kembali demi seorang maestro berusia hampir 40 tahun menunjukkan bahwa ada kebutuhan mendesak akan pengalaman, kepemimpinan, dan DNA juara di ruang ganti Milan pasca musim 2024-2025 yang mengecewakan (peringkat 8, tanpa kompetisi Eropa). Ide ini, yang disebut berasal dari Igli Tare dan didukung penuh oleh Allegri (yang bahkan berkonsultasi dengan Ancelotti), mengisyaratkan keinginan untuk membangun fondasi mental yang kuat secepat mungkin.
Meskipun Modrić datang dengan status bebas transfer, gaji sekitar €3-3,5 juta bersih per musim tetaplah investasi yang signifikan untuk pemain seusianya, apalagi tanpa pemasukan dari Liga Champions. Namun, kontribusi tak kasat mata seperti mentorship untuk pemain muda, standar profesionalisme tinggi, dan kemampuan untuk mengubah jalannya pertandingan dengan satu umpan atau keputusan cerdas bisa jadi tak ternilai harganya.
Jika benar uang bukan prioritas utama Modrić dan ia tulus ingin mewujudkan “mimpi masa kecil” bermain untuk I Rossoneri serta mencari tantangan terakhir yang memikat di level atas Eropa, maka ini bisa menjadi salah satu transfer paling cerdas dan paling simbolis dalam sejarah Milan modern. Ini bukan hanya tentang kualitas di lapangan, tetapi juga tentang mengembalikan aura dan respek terhadap seragam Merah-Hitam.
Terus setia bersama kami di Beritamilan.com untuk mendapatkan update berita AC Milan yang diulas secara lebih mendalam setiap harinya.