Hari terakhir Paulo Fonseca sebagai pelatih kepala AC Milan telah diwarnai dengan berbagai momen emosional, sekaligus mencerminkan hubungan kompleks antara dirinya dan manajemen klub.
Seperti yang dilaporkan oleh Sky (via Calciomercato.com), momen perpisahan ini menjadi kesempatan bagi Fonseca untuk mengucapkan selamat tinggal kepada semua orang di klub, mulai dari pemain, staf, hingga pekerja di tempat latihan.
Momen Perpisahan di Tempat Latihan
Kemarin, Fonseca mengunjungi tempat latihan Milan untuk mengumpulkan barang-barang pribadinya. Ia memanfaatkan kesempatan ini untuk berbagi percakapan terakhir dengan semua pihak di klub.
Dalam suasana yang penuh kasih sayang, mantan pelatih Milan itu menyampaikan rasa terima kasihnya atas dukungan dan rasa hormat yang ia terima selama masa jabatannya.
Saat meninggalkan kompleks latihan, Fonseca memberikan pernyataan singkat kepada media dari dalam mobilnya:
“Pelukan untuk semua orang dan terima kasih atas dukungan dan rasa hormat. Merupakan suatu kebanggaan menjadi pelatih Milan.”
Pernyataan ini mencerminkan sikap profesionalisme dan penghargaan Fonseca terhadap klub, meskipun situasi perpisahan ini tidak ideal.
Reaksi Manajemen dan Gerry Cardinale
Namun, laporan dari Sky juga menyoroti sikap dingin dari pendiri RedBird Capital, Gerry Cardinale, terhadap Fonseca. Ucapan terima kasih atas pekerjaan Fonseca hanya disampaikan melalui pesan teks sederhana, yang menegaskan hubungan yang tidak pernah benar-benar hangat antara keduanya.
Hal ini semakin memperjelas bahwa perpisahan ini bukan hanya soal hasil di lapangan, tetapi juga mencerminkan dinamika internal yang kurang harmonis di antara pelatih dan manajemen klub.
Pesangon dan Penyelesaian Kontrak
Sebagai bagian dari perpisahan ini, Fonseca akan menerima pesangon sebesar 8 bulan gaji. Dengan demikian, Milan hanya perlu membayar €1,7 juta dari total €2,5 juta bersih yang seharusnya ia terima musim ini. Setelah transaksi ini selesai, Fonseca akan resmi bebas dari kontrak dengan AC Milan.
Kritik dan Dukungan untuk Fonseca
Salah satu momen paling mengecewakan bagi Fonseca adalah ketika ia terpaksa menghadapi media setelah pertandingan melawan Roma tanpa mengetahui bahwa ia akan segera atau bahkan sudah dipecat. Situasi ini memicu kritik dari berbagai pihak, termasuk dari pemain senior seperti Zlatan Ibrahimović, yang meminta maaf secara terbuka atas perlakuan tersebut.
Kelompok pendukung seperti Curva Sud dan AIMC (Asosiasi Pendukung Milan) juga mengecam cara klub menangani situasi ini, menunjukkan bahwa sebagian besar penggemar merasa Fonseca layak diperlakukan dengan lebih hormat.
Kesimpulan
Perpisahan Paulo Fonseca dengan AC Milan adalah momen yang penuh emosi sekaligus mencerminkan tantangan yang ia hadapi selama masa jabatannya. Meskipun hasil di lapangan mungkin tidak selalu konsisten, sikap profesionalisme Fonseca dalam menghadapi situasi sulit ini patut diapresiasi.
Namun, hubungan yang kurang harmonis dengan manajemen, terutama dengan Gerry Cardinale, tampaknya menjadi salah satu faktor utama perpisahan ini.
Dengan pesangon yang telah disepakati, Fonseca kini memiliki kesempatan untuk memulai babak baru dalam kariernya, sementara AC Milan melanjutkan perjalanan mereka di bawah pelatih baru, Sergio Conceição.
Bagi banyak penggemar, cara penanganan perpisahan ini meninggalkan rasa pahit, tetapi juga menjadi pengingat bahwa sepak bola, meskipun penuh gairah, sering kali juga menjadi dunia yang keras dan tidak memihak.