Delio Rossi: “Simon Kjaer Adalah Bek Terkuat yang Pernah Saya Tangani”

Berita AC Milan

Berita AC Milan – Beritamilan.com

Usai memutuskan hijrah dari masa peminjamannya di Atalanta ke AC Milan pada Januari tahun lalu, Simon Kjaer menjelma menjadi sosok benteng kokoh tak tergantikan di jantung pertahanan AC Milan.

Perannya begitu sentral, tak hanya diatas lapangan, namun juga di ruang ganti pemain. Kharismanya berhasil mengilhami para pemain muda Milan untuk tampil lebih berani.

Kehebatan bek Denmark berusia 32 tahun itu diakui oleh mantan pelatihnya, Delio Rossi, yang menyebut Kjaer sebagai bek terkuat yang pernah ia tangani. Lebih jauh, pelatih berusia 61 tahun itu juga turut mengomentari rumor kepindahan Ilicic ke Milan dan perebutan Scudetto musim ini.

Kjaer adalah bek terkuat yang pernah saya latih. Dalam 1 vs 1, dia mungkin tampak lambat, tetapi dia cepat dan memiliki teknik. Dia adalah pemimpin pertahanan yang sebenarnya.” ungkap Delio Rossi dilansir dari Pianeta Milan.

“Dia tidak bermain di klub besar karena dia punya banyak cedera. Kjaer hanya memiliki satu kelemahan, dia sangat ngotot. Tetapi dengan Pioli, dia membaik. Pasangan Tomori-kjaer tampaknya sangat baik bagi saya. Dalam sepakbola hari ini, seorang bek harus cepat.”

“Sabatini menemukan Ilicic bersama dengan putra saya pada saat di Palermo. Anak saya memberi tahu saya bahwa dia adalah pemain yang menarik. Sekarang anak saya jadi pemandu bakat untuk Milan.”

“Ilicic sangat kuat, dia adalah pemain berbakat dengan kaki kiri yang luar biasa.”

“Dia bisa melakukan segalanya di lapangan. Mereka membutuhkan lingkungan yang memberi dia kepercayaan diri. Jika dia merasa baik, Ilicic membuat Anda memenangkan pertandingan. Jika dia bermain dengan buruk, dia berkecil hati. Peran idealnya adalah pusat-kanan, di mana Gasperini memainkannya.”

Ilicic berada di puncak karirnya. Itu akan menjadi sumber kebanggaan baginya untuk bermain untuk Milan. Tetapi dia harus menjadi pemain penting untuk timnya.”

“Dengan sistem permainan Pioli, 4-2-3-1, saya akan menempatkannya di belakang penyerang. Ilicic berbeda dari Calhanoglu. Slovenia lebih menyerang daripada Turki. Saya tidak tahu Ibrahimovic, tetapi seorang juara seperti dia bisa menjadi aspek penting lain untuk pemain seperti Ilicic.”

“Scudetto hanya bergantung pada Inter. Mereka hanya memiliki satu pertandingan seminggu dan mereka memiliki nilai tambah yang besar. Mereka hanya bisa kehilangannya. Inter adalah arsitek dari nasibnya sendiri.” pungkas mantan arsitek Fiorentina dan Lazio itu.

 

Pos terkait