Berita AC Milan – AC Milan kembali merasakan kekalahan dalam laga besar, dan performa di bawah asuhan Paulo Fonseca kini dibandingkan dengan periode gelap masa lalu, yakni era Vincenzo Montella, Gennaro Gattuso, dan Marco Giampaolo.
Berdasarkan laporan dari La Gazzetta dello Sport, sejumlah data menunjukkan bahwa Milan saat ini kembali ke posisi terpuruk seperti sebelum era kebangkitan klub bersama Stefano Pioli.
Tren Penurunan di Bawah Fonseca
Musim ini, AC Milan tertinggal 11 poin dari posisi puncak klasemen setelah 10 pertandingan. Kondisi ini mengingatkan pada musim 2017-18 di bawah Montella ketika Milan tertinggal 12 poin, atau musim 2019-20 di bawah Giampaolo dengan selisih 13 poin.
Sebaliknya, di era Pioli, Milan berhasil memimpin klasemen pada musim 2020-21 hingga membawa pulang Scudetto pada musim 2021-22.
Namun, di era Fonseca, kendala utama terlihat dalam segi mentalitas. Milan tampak tidak cukup klinis, kurang fokus, dan mudah teralihkan, terutama dalam momen-momen krusial.
Fonseca memilih menekankan penguasaan bola dan permainan menyerang, tetapi tim kurang menunjukkan karakter kuat, keberanian, serta tekad yang diperlukan untuk bersaing di level tertinggi.
Masalah Utama: Kurangnya Pemimpin dan Pertahanan yang Rentan
Minimnya sosok pemimpin yang tangguh di lapangan menjadi salah satu titik kelemahan tim. Dalam pertandingan-pertandingan krusial, tidak ada pemain yang mampu mengambil alih dan menenangkan tim saat tekanan meningkat.
Selain itu, lini pertahanan Milan menjadi perhatian besar; I Rossoneri saat ini berada di peringkat kelima dalam jumlah kebobolan dan kualitas gol yang diterima.
Krisis di lini belakang semakin diperparah oleh absennya Matteo Gabbia yang membuat Fonseca harus mengandalkan bek lainnya, yakni Thiaw, Tomori, dan Pavlovic, yang kerap kali melakukan kesalahan fatal. Dengan kondisi ini, pertahanan Milan terbilang rentan terhadap serangan lawan.
Masa Depan Milan: Harapan untuk Konsistensi di Papan Atas
Kekalahan dari Napoli, yang merupakan kekalahan ketiga dari lima laga terakhir, mencerminkan bahwa Milan masih jauh dari konsistensi yang dibutuhkan untuk bersaing memperebutkan gelar.
Target realistis tim kini hanya mempertahankan posisi di empat besar, mengingat Inter dan Napoli menunjukkan stabilitas yang lebih baik dalam pertandingan.
Selain itu, beberapa pemain bintang AC Milan, seperti Rafael Leao dan Fikayo Tomori, menghadapi tantangan untuk tampil lebih konsisten. Performanya saat ini bercampur dengan masalah motivasi, relasi dengan pelatih, hingga kritik publik yang mempengaruhi mental mereka.
Sementara Ruben Loftus-Cheek dan Theo Hernandez, yang diharapkan menjadi andalan, justru belum mencapai performa terbaik mereka sepanjang musim ini.
Peringatan untuk Rossoneri
Saat ini, AC Milan perlu bekerja keras untuk mengembalikan mental juara mereka di lapangan. Fans semakin tak sabar melihat penampilan yang kerap kali kurang bersemangat, sementara di luar lapangan klub justru tengah merayakan kondisi finansial yang stabil.
Jika situasi ini tak segera diatasi, Milan berisiko mengulang era kekecewaan, mengingatkan pada era kegelapan sebelum kebangkitan di bawah Stefano Pioli.