BeritaWawancara

“BUKAN KARENA SERIE A!” – Tomori Bantah Karirnya di Milan Hancurkan Peluang Masuk Timnas

×

“BUKAN KARENA SERIE A!” – Tomori Bantah Karirnya di Milan Hancurkan Peluang Masuk Timnas

Sebarkan artikel ini
Photo: www.acmilan.com

Fikayo Tomori bersikeras bahwa keputusannya berkarir di Italia bersama AC Milan bukanlah penyebab utama dirinya jarang dipanggil tim nasional Inggris. Bek tangguh ini menolak anggapan bahwa bermain di Serie A secara otomatis mematikan peluangnya di level internasional.

Meskipun telah menjadi pilar utama yang tak tergantikan di San Siro, statistik Tomori di level timnas memang terlihat cukup timpang dibandingkan jam terbangnya di klub. Berikut adalah perbandingan kontribusinya sejauh ini:

  • AC Milan: 189 penampilan kompetitif (122 di antaranya di Serie A).
  • Timnas Inggris: Hanya 5 caps (terakhir kali dipanggil lebih dari dua tahun lalu, Oktober 2023).

Bukan Masalah ‘Tak Terlihat’

Dalam sebuah wawancara di podcast Filthyfellas, Tomori mencontohkan rekan setimnya, Ruben Loftus-Cheek, sebagai bukti bahwa bermain di luar Inggris bukan halangan. Ia menegaskan bahwa radar tim nasional tetap menjangkau pemain di liga top Eropa lainnya.

“Saya terpilih saat bermain di Italia, jadi saya tahu mereka memperhatikan. Dan Ruben (Loftus-Cheek) terpilih di kamp pelatihan terakhir dan sebelumnya, dan bahkan (Marcus) Rashford juga terpilih, Quansah juga terpilih, jadi ini bukan ‘tak terlihat, tak terpikirkan’.”

Kendati demikian, pemain berusia 27 tahun ini tetap realistis mengakui bahwa Liga Premier memberikan panggung dengan sorotan yang jauh lebih terang. Ia menyadari bahwa pelatih timnas mungkin memiliki akses yang lebih mudah dan langsung untuk memantau pemain di liga domestik Inggris.

“Tapi jelas, pelatih tim nasional Inggris akan menonton pertandingan di Inggris, lebih mudah baginya untuk melihat. Itu bisa dimengerti, tetapi bukan berarti saya berpikir karena saya di sini, ia tidak akan pernah melihat saya.”

Keputusan Pindah Saat Pandemi

Tomori juga mengenang kembali momen krusial saat ia memutuskan meninggalkan Chelsea pada tahun 2020. Ia merasa takdir memang menuntunnya untuk bermain di luar negeri, meski kepindahannya terjadi di tengah situasi pandemi COVID-19 yang sulit.

“Saya selalu tahu saya akan bermain di luar negeri, saya selalu merasakannya, hanya saja saya tidak tahu di mana. Ketika Milan datang, rasanya seperti… Itulah dia.”

“Ketika saya pindah ke sana, itu adalah akhir COVID, bukan berarti saya tiba-tiba berada di kota baru dan bertanya-tanya ‘apa yang terjadi’. Saya lebih sering berada di hotel, jadi meskipun saya pergi keluar, tidak banyak orang di luar. Ketika saya sampai di sana, semuanya cukup mudah.”

Ingin mentraktir penulis secangkir kopi? Silakan KLIK DISINI.