Kepercayaan diri AC Milan sedang tinggi setelah kemenangan penting melawan Roma. Laga melawan Parma seharusnya menjadi pengukuhan, dan awalnya memang terlihat demikian. Tim asuhan Massimiliano Allegri memulai laga dengan sempurna, unggul 2-0 melalui gol Alexis Saelemaekers dan Rafael Leao.
Namun, gol Parma tepat sebelum jeda mengubah segalanya. Di babak kedua, Milan benar-benar didominasi. Gol penyeimbang pun tercipta. Jurnalis senior Franco Ordine, dalam kolomnya untuk Corriere dello Sport (via MilanNews), menyebut keruntuhan ini mengingatkannya pada mimpi buruk musim lalu.
Transformasi Baru Setengah Jalan
Ordine menulis bahwa Milan versi baru Allegri masih dalam tahap konstruksi. Menurutnya, proses transformasi dari gejolak musim lalu baru setengah jalan dan performa melawan Parma membuktikannya.
“Milan baru Allegri masih dalam tahap pembangunan. Proses transformasi dari gejolak musim lalu baru setengah jalan. Rossoneri only bertahan satu babak melawan Parma, atau lebih tepatnya, kurang dari setengah menit. Menit-menit yang dibutuhkan Bernabè untuk membalikkan keadaan malam itu.”

‘Tampak Seperti Conceicao atau Fonseca’
Sindiran paling tajam dari Ordine adalah perbandingan performa babak kedua dengan era pelatih musim lalu, Sergio Conceicao dan Paulo Fonseca, yang dikenal gagal total dan membuat tim bermain tidak terorganisir.
“Milan yang lain, yang kita lihat di babak kedua, tersendat-sendat dan tidak disiplin, malu-malu dan tidak terorganisir, tampak seperti Conceicao atau bahkan Fonseca, yang menderita kekalahan telak pertama dalam masa jabatannya di Parma,” tulisnya.
Allegri sendiri menyadari masalah ini dan telah mengkritik sikap timnya dalam wawancara pasca-laga. Namun, ini menjadi masalah serius karena pola yang sama terus berulang.
Kegagalan meraih poin penuh melawan tim-tim (promosi) seperti Cremonese, Pisa, dan kini Parma adalah penyakit kambuhan yang harus segera ditemukan solusinya oleh sang pelatih.
Terus ikuti perkembangan dan berita AC Milan terbaru hanya di situs Beritamilan.com.





