Berita AC Milan – Zlatan Ibrahimovic baru-baru ini mengungkapkan rasa keterikatan mendalamnya terhadap AC Milan, klub yang diakuinya paling dekat di hati sepanjang kariernya.
Dalam wawancara eksklusif dengan Majalah Liga Champions UEFA, Ibrahimovic berbicara tentang perjalanan emosionalnya bersama Milan yang dimulai pada 2010 dan berlanjut hingga kini, di mana ia berperan sebagai Penasihat Senior.
Awal Kisah Cinta Ibrahimovic dengan Milan
Kisah cinta Ibrahimovic dengan AC Milan bermula ketika ia bergabung dengan status pinjaman dari Barcelona pada 2010. Kehadirannya saat itu membantu tim asuhan Max Allegri meraih Scudetto, dan Ibrahimovic kemudian dipermanenkan sebagai pemain Milan.
Namun, pada 2012, klub memutuskan menjualnya ke Paris Saint-Germain bersama Thiago Silva. Kepergian ini dianggap sebagai awal dari masa sulit bagi Milan.
Akan tetapi, Zlatan kembali ke AC Milan pada 2020, membawa pengaruh besar baik di dalam maupun luar lapangan. Setelah menghadapi tim yang mengalami krisis mental dan performa, Ibrahimovic membantu klub bangkit dan bahkan merebut Scudetto di musim 2021-22.
Rasa Keterikatan dengan Milan yang Tak Pudar
Ibrahimovic gantung sepatu pada akhir musim 2022-23, namun kecintaannya pada AC Milan membuatnya kembali, kali ini sebagai bagian dari manajemen klub. Ketika ditanya tentang hubungan emosionalnya dengan Milan, Ibrahimovic tak ragu menyatakan bahwa I Rossoneri adalah klub yang paling berarti baginya:
“Saya telah bermain di banyak klub besar, namun Milan adalah klub yang memberikan saya hal terbaik dalam karier saya. Saat pertama kali di sini, saya bahagia sebagai pemain. Saat kembali, Milan memberikan cinta, dan saya merasa harus membalas budi.”
Ibrahimovic: “Saya Ingin Membalas Budi”
Zlatan mengungkapkan bahwa perannya kini berbeda. Sebagai penasihat, ia memiliki keinginan kuat untuk membantu dan membalas cinta yang diterimanya dari Milan.
Meski kadang merasa ingin turun langsung ke lapangan, ia telah menerima kenyataan pensiun dan kini berfokus berkontribusi dari sudut pandang manajerial.
“Saya bangga, bahagia, dan sangat berambisi membantu Milan. Ini bukan tentang saya ingin menerima, melainkan ingin membalas.”
Dengan semangat yang tak pernah pudar, Ibrahimovic menjadi bukti bahwa keterikatan emosional dalam sepak bola bisa bertahan lebih dari sekadar kontrak atau masa bakti di lapangan.
Keberadaannya di AC Milan saat ini, meski di luar lapangan, menunjukkan dedikasi seorang pemain yang menjadikan Milan lebih dari sekadar klub biasa dalam hidupnya.