Berita AC Milan – Kembalinya Ismael Bennacer ke lapangan pada pertandingan melawan Frosinone telah menjadi momen yang lama dinantikan, dan kini kita bisa membayangkan dampaknya pada penampilan AC Milan jika dia kembali ke tim.
Menurut laporan La Gazzetta dello Sport, Bennacer telah mengasah seni pengaturan permainannya sejak bergabung dengan Milan. Keahliannya dalam menentukan kapan harus mempercepat tempo permainan dan kapan harus lebih hati-hati, kapan untuk memberikan umpan cepat melewati garis pertahanan, serta kapan menggiring bola, menjadi nilai tambah yang luar biasa.
Namun, tanda tanya besar muncul untuk Januari nanti saat Piala Afrika digelar. Bennacer telah menjadi juara dalam kompetisi ini pada tahun 2019 sebelum bergabung dengan Milan, namun dia masih belum menegaskan komitmennya terkait kehadiran di turnamen ini.
Meskipun demikian, pertanyaan utama adalah bagaimana lini tengah Milan akan terbentuk saat Ismael Bennacer kembali sebagai starter. Baik itu dalam formasi 4-3-3 atau 4-2-3-1, Bennacer bisa berperan sangat fleksibel: dia mampu bermain di posisi depan pertahanan dalam double pivot atau sebagai No.6, serta bisa menjadi mezzala atau gelandang serang.
La Gazzetta percaya bahwa Bennacer kemungkinan akan menjadi alter ego Tijjani Reijnders, dengan Yunus Musah dan Ruben Loftus-Cheek mengisi posisi lainnya. Ini akan memberikan keseimbangan di kedua fase permainan, menggabungkan kekuatan fisik dan kreativitas.
Terlebih lagi, ada banyak pilihan alternatif. Musah bisa bermain di posisi depan pertahanan, sementara Yacine Adli juga menjadi opsi yang menarik. Keduanya memiliki ciri sebagai pemain box-to-box yang alami, mirip dengan Tommaso Pobega, yang bisa membuat Bennacer bermain sedikit lebih ke belakang dan berperan sebagai orkestrator di dasar lini tengah.
Ismael Bennacer kemungkinan akan bermain sejak awal dalam pertandingan melawan Atalanta pada akhir pekan nanti. Menarik kita tunggu, bagaimana Stefano Pioli meramu lini tengah AC Milan yang sudah mendapatkan kembali jenderal lapangan tengahnya.