Ardon Jashari mungkin belum bermain di lapangan untuk AC Milan, namun ia sudah memainkan peran penting di pasar transfer. Gelandang asal Swiss itu secara aktif memberikan tekanan kepada klubnya saat ini, Club Brugge, untuk mewujudkan kepindahannya.
Langkah ini menunjukkan betapa besar keinginannya untuk segera berseragam I Rossoneri. Sikap tegasnya menjadi senjata utama bagi Igli Tare di meja negosiasi.
Sinyal Kuat dari Sang Pemain
Jashari dilaporkan telah memberikan persetujuan lisan untuk kontrak berdurasi lima tahun yang disodorkan Milan. Gaji bersih senilai €2,8 juta per musim langsung ia setujui tanpa keraguan.
Lebih dari itu, ia telah memberitahu Club Brugge bahwa Milan adalah satu-satunya tujuan kariernya saat ini. Ia bahkan menolak minat dari Borussia Dortmund, beberapa klub Inggris, dan Al-Ittihad demi menjaga mimpinya.
Negosiasi di Ambang Batas Akhir
I Rossoneri telah mengambil langkah maju dengan mengajukan tawaran resmi baru yang nilainya mendekati €35 juta termasuk bonus. Di sisi lain, Club Brugge bersikeras menginginkan mahar sebesar €35 juta dalam bentuk biaya tetap.
Namun, keinginan kuat sang pemain menjadi faktor yang jelas menguntungkan Milan dalam negosiasi ini. Banyak pihak meyakini bahwa minggu ini akan menjadi periode yang menentukan untuk tercapainya kesepakatan.
Prioritas Utama Massimiliano Allegri
Pelatih Massimiliano Allegri menjadi salah satu sosok yang paling menginginkan kedatangan Jashari. Dalam benaknya, sang pemain adalah prioritas untuk melengkapi revolusi di lini tengah timnya.
Kedatangan Jashari, bersama Luka Modrić dan potensi transfer Samuele Ricci, akan dianggap melengkapi puzzle lini tengah Allegri. Hal ini kemudian akan membuka pintu keluar bagi pemain yang tidak masuk rencana seperti Yacine Adli dan Ismael Bennacer.
Perspektif Penulis: Kekuatan Kehendak Pemain
Saga transfer ini adalah contoh sempurna bagaimana kehendak seorang pemain bisa menjadi faktor paling dominan di bursa transfer modern. Tekanan yang diberikan Jashari secara personal mampu menggeser keseimbangan negosiasi yang alot dan memaksa klub penjual untuk berkompromi.
Ini bukan sekadar transaksi, melainkan penegasan bahwa loyalitas dan mimpi seorang pemain terkadang lebih kuat daripada sekadar angka di atas kertas, sebuah strategi yang tampaknya dipahami betul oleh manajemen baru Milan.
Jika kamu menikmati tulisan ini, kamu bisa membelikan admin secangkir kopi dengan cara klik di sini.