Pelatih Inter Milan, Simone Inzaghi, mengakui bahwa timnya gagal memanfaatkan keunggulan 2-0 saat melawan AC Milan di final Supercoppa Italiana.
Kekalahan 3-2 ini menjadi pukulan berat bagi Nerazzurri, yang sebelumnya berada di posisi ideal untuk mencetak sejarah sebagai tim pertama yang memenangkan empat gelar Supercoppa Italiana secara berturut-turut.
Kegagalan Mengontrol Keunggulan
Inter memulai pertandingan dengan baik, unggul 2-0 melalui gol Lautaro Martinez dan Mehdi Taremi. Namun, momentum berubah drastis ketika Rafael Leao masuk dari bangku cadangan untuk Milan, memberikan dampak besar dalam tiga gol balasan yang dicetak oleh Theo Hernandez, Christian Pulisic, dan Tammy Abraham di menit ke-93.
Dalam wawancara dengan Sport Mediaset, Inzaghi menyatakan:
“Pertama-tama, kita harus memberi selamat kepada Milan, karena mereka tidak pernah menyerah meski tertinggal dua gol.”
Namun, ia juga menyoroti kesalahan timnya dalam mengendalikan permainan setelah gol pertama Milan.
“Saat unggul 2-1, kami kehilangan bola dengan mudah saat seharusnya kami memegang kendali. Kami juga memiliki beberapa peluang untuk unggul 3-1, tetapi Maignan melakukan penyelamatan hebat terhadap Carlos Augusto dan Dumfries. Sayangnya, kami kemudian kebobolan 2-2 dan akhirnya kalah.”
Masalah Cedera dan Jadwal Padat
Inzaghi juga mengungkapkan bahwa selain kekalahan ini, timnya menghadapi masalah cedera yang semakin memperumit situasi. Hakan Calhanoglu hanya bermain selama 35 menit sebelum ditarik keluar karena masalah otot adduktor, sementara Marcus Thuram, Benjamin Pavard, dan Francesco Acerbi sudah absen sebelumnya.
“Kami pulang untuk mengobati luka kami. Kami memiliki beberapa cedera baru yang harus dihadapi, tetapi kami juga memiliki enam pertandingan dalam 18 hari, jadi kami harus segera kembali ke jalur yang benar.”
Inzaghi menegaskan bahwa rotasi pemain sangat penting, terutama dengan jadwal yang padat.
“Ketika Anda bermain setiap tiga hari, kami tidak dapat bergantung pada siapa pun. Kami membutuhkan semua orang dan berharap para pemain bertahan dapat segera kembali untuk membantu rotasi.”
Statistik Kebobolan Akhir Pertandingan
Inter memiliki catatan buruk musim ini, kebobolan 10 dari total 19 gol mereka setelah menit ke-80. Ketika ditanya apakah ini disebabkan oleh kehilangan fokus atau tingkat kebugaran, Inzaghi menjawab:
“Saya pikir statistik itu mungkin berlaku untuk banyak tim yang memiliki banyak pertandingan seperti ini. Tingkat intensitas memang menurun. Kami kehilangan banyak pemain di lini belakang, sehingga pemain yang sama harus terus-menerus menanggung beban.”
Ia juga mengakui bahwa dengan keunggulan 2-0, timnya seharusnya mengontrol situasi dengan lebih baik.
Dampak Rafael Leao dan Perubahan Milan
Inzaghi juga memuji perubahan yang dilakukan Sergio Conceicao di Milan, terutama dengan memasukkan pemain-pemain cepat seperti Rafael Leao.
“Kami membuat terlalu banyak kesalahan di babak pertama, dan perubahan itu membuat perbedaan, karena Milan memasukkan penyerang dengan kecepatan tinggi. Kami seharusnya tetap mengendalikannya dengan lebih baik.”
Ia juga menyoroti ketidakberuntungan timnya, seperti sundulan Carlos Augusto yang membentur tiang gawang dan nyaris melewati garis sebelum diselamatkan oleh Mike Maignan.
Kekalahan yang Menyakitkan, Tapi Ada Pelajaran Berharga
Kekalahan ini menjadi yang ketiga bagi Inter di semua kompetisi musim ini, dengan dua di antaranya terjadi melawan rival berat mereka, Milan. Sebelumnya, Inter juga kalah 2-1 dari Milan di Serie A pada bulan September.
“Ini kekalahan yang menyakitkan, tetapi Anda dapat memetik pelajaran berharga dari situasi ini. Jelas, kalah di Final saat kami unggul 2-0 itu sangat menyakitkan.”
Cedera dan Keputusan di Lini Belakang
Masalah cedera juga memengaruhi keputusan Inzaghi di lini belakang. Alessandro Bastoni, yang terkena bola di wajahnya selama pertandingan, tetap melanjutkan permainan karena Stefan de Vrij mengalami masalah pada otot fleksornya.
“Bastoni mengatakan bahwa bola itu mengenai matanya dan ia butuh waktu lima atau enam menit untuk pulih. Namun, De Vrij mengalami masalah otot, jadi saya memutuskan Bastoni lebih siap untuk menyelesaikan pertandingan.”
Kesimpulan
Kekalahan ini menjadi pukulan telak bagi Inter Milan, yang seharusnya mampu mengamankan kemenangan dengan keunggulan 2-0. Namun, masalah cedera, kesalahan dalam mengontrol permainan, dan dampak besar dari perubahan taktik AC Milan di bawah Sergio Conceicao membuat Nerazzurri harus pulang dengan tangan kosong.
Bagi Inzaghi, kekalahan ini adalah pelajaran berharga, tetapi dengan jadwal padat dan masalah cedera, Inter harus segera bangkit untuk menjaga performa mereka di Serie A dan kompetisi lainnya.