Setelah karier gemilang yang membentang lebih dari dua dekade, Simon Kjaer resmi mengumumkan pensiun dari sepak bola profesional di usia 35 tahun. Bek tengah asal Denmark ini meninggalkan jejak yang mendalam di dunia sepak bola, baik di level klub maupun internasional, dengan mengenakan ban kapten tim nasional Denmark dalam berbagai turnamen besar dan bermain untuk sejumlah klub top Eropa.
Perjalanan Karier yang Luar Biasa
Kjaer menutup kariernya dengan lebih dari 600 pertandingan profesional, memperkuat klub-klub seperti:
- Palermo
- Roma
- Wolfsburg
- Lille
- Sevilla
- Atalanta
- AC Milan
Di level internasional, ia tampil sebanyak 132 kali untuk tim nasional Denmark, menjadikannya salah satu pemain paling berpengalaman dalam sejarah sepak bola Denmark. Sebagai kapten, Kjaer dikenal tidak hanya karena kualitasnya di lapangan tetapi juga karena kepemimpinannya yang luar biasa, terutama saat insiden tragis yang melibatkan Christian Eriksen di Euro 2020.
Keputusan untuk Pensiun
Dalam wawancara dengan TV2 Sport Denmark, Kjaer mengungkapkan bahwa keputusannya untuk pensiun sudah lama dipertimbangkan, bahkan sebelum Kejuaraan Eropa. Ia menyadari bahwa masa-masanya di AC Milan, klub impiannya, akan segera berakhir dan merasa sulit untuk menemukan tantangan baru yang sepadan.
“Saya tahu betul bahwa akan sangat sulit untuk menemukan sesuatu yang lain, dan menurut saya prosesnya tidak akan menghasilkan hasil yang lebih baik. Saya mengucapkan selamat tinggal di San Siro. Di sana, saya tahu itu adalah akhir hidup saya.”
Kjaer juga menegaskan bahwa keputusan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk keluarga, anak-anak, dan keinginannya untuk mengakhiri karier di level tertinggi.
Momen Emosional di San Siro
Setelah kontraknya dengan AC Milan berakhir pada musim panas 2024, Kjaer memberikan pidato perpisahan yang emosional di hadapan para penggemar di San Siro. Dalam momen tersebut, ia menyampaikan rasa terima kasihnya kepada klub dan para pendukung atas dukungan mereka selama ia berseragam Rossoneri.
“Bermain untuk AC Milan adalah akhir yang indah. Saya tidak menyesali apa pun. Saya tidak merindukan apa pun dalam hal ini.”
Kjaer juga menambahkan bahwa ia tidak merasa perlu untuk mencari “perpisahan besar” dengan menandatangani kontrak dengan klub lain setelah meninggalkan Milan. Baginya, San Siro adalah tempat yang sempurna untuk mengakhiri perjalanan luar biasa ini.
Warisan yang Ditinggalkan
Simon Kjaer akan selalu dikenang sebagai bek yang tangguh, pemimpin yang karismatik, dan sosok yang dihormati di dalam dan luar lapangan. Di Milan, ia menjadi bagian penting dari kebangkitan klub, membantu Rossoneri meraih gelar Serie A pada musim 2021-22, yang mengakhiri penantian panjang selama satu dekade.
Di level internasional, ia dikenang sebagai pahlawan sejati, terutama atas tindakannya yang cepat dan penuh empati saat Christian Eriksen mengalami serangan jantung di lapangan. Kepemimpinannya di momen itu mendapat pujian dari seluruh dunia dan memperkuat reputasinya sebagai kapten yang hebat.
Kesimpulan
Dengan pensiunnya Simon Kjaer, sepak bola kehilangan salah satu pemain bertahan paling berpengalaman dan pemimpin sejati. Namun, warisannya akan terus hidup melalui kontribusinya di lapangan, baik untuk klub maupun negaranya.
Bagi Kjaer, keputusan untuk pensiun setelah bermain untuk klub impiannya, AC Milan, adalah penutupan sempurna dari perjalanan luar biasa ini. Kini, ia dapat fokus pada keluarganya dan menikmati babak baru dalam hidupnya, meninggalkan jejak yang tak terlupakan di dunia sepak bola.