Simon Kjaer Kecam FIFA, Ada Apa?

Simon Kjaer
Simon Kjaer

Berita AC Milan – Bek AC Milan dan Denmark, Simon Kjaer, mengecam FIFA atas situasi konyol yang melarang mereka mengenakan ban lengan One Love demi hak LGBTQI+ di Piala Dunia Qatar, tetapi menjelaskan mengapa dia tidak bisa menentang perintah tersebut.

Isu tersebut telah mendominasi liputan turnamen, di mana homoseksualitas masih ilegal, karena FIFA menunggu hingga menit terakhir untuk memperingatkan negara-negara bahwa mereka akan menghadapi lebih dari sekadar denda karena mengenakan ban lengan yang dipersonalisasi.

Sebaliknya, para kapten akan menerima kartu kuning pada peluit awal karena mengenakan pakaian ‘terlarang’ dalam acara resmi FIFA.

“Orang-orang mengatakan saya harus mengambil risiko dan memakainya, tapi itu mudah dikatakan,” jelas Kjaer setelah hasil imbang 0-0 dengan Tunisia.

“Jika saya mendapat kartu kuning setelah lima menit, saya segera meninggalkan tim saya menjadi 10 orang. Saya tidak bisa menempatkan tim saya pada posisi yang kurang menguntungkan seperti itu.”

Bahkan jika kapten berhasil menghindari kartu kuning kedua selama pertandingan, mereka masih akan dilarang tampil jika mendapat dua kartu kuning, terpaksa melewatkan sebagian besar turnamen.

“Sangat konyol bahwa FIFA menempatkan kami dalam situasi ini. Melarang koneksi apa pun dengan pesan sama sekali bertentangan dengan asal saya, bagaimana saya dibesarkan dan nilai-nilai yang saya pegang. Itu tidak masuk akal.”

Ada laporan hari ini bahwa federasi Jerman mengambil tindakan hukum untuk menuntut FIFA atas larangan tersebut, dengan negara-negara termasuk Inggris dan Belanda berharap untuk bergabung.

“Saya pikir ada banyak negara yang berada di halaman yang sama dan mereka harus bergabung,” lanjut Kjaer.

“Kemudian saya yakin perubahan bisa saja terjadi. Seseorang perlu melakukan sesuatu tentang ini.”

Larangan simbolisme apa pun yang mendukung hak LGBTQI+ meluas ke warna pada jersey pemanasan timnas Belgia dan bahkan topi yang dibawa oleh penggemar dengan pelangi.

Kjaer juga membenarkan bahwa Denmark sempat ingin melakukan pemanasan dengan kaos yang berisi pesan tentang hak asasi manusia, namun lagi-lagi FIFA melarangnya.

Pos terkait