Sergio Conceiçao Soroti Masalah Mentalitas Milan Setelah Hasil Imbang Melawan Cagliari

Sergio Conceicao, Formation
Sergio Conceicao, Formation

Hasil imbang AC Milan melawan Cagliari di San Siro menjadi sorotan tajam, terutama setelah pernyataan keras pelatih Sergio Conceiçao yang menyebut babak pertama pertandingan tersebut sebagai yang “terburuk” sejak ia mengambil alih tim. Pernyataan ini mencerminkan frustrasi mendalam terhadap performa tim yang dianggap tidak memiliki mentalitas kompetitif yang cukup kuat, terutama melawan tim-tim yang secara kualitas berada di bawah mereka.


Hasil yang Mengecewakan di Momen Penting

Setelah kemenangan di Supercoppa Italiana melawan Inter, Milan diharapkan melanjutkan momentum positif mereka di Serie A. Dengan Lazio dan Juventus kehilangan poin di pekan yang sama, ini adalah kesempatan emas bagi Rossoneri untuk memperkecil jarak dengan posisi empat besar. Namun, hasil imbang 1-1 melawan tim papan bawah seperti Cagliari justru mempertegas inkonsistensi Milan musim ini.

Alvaro Morata sempat membawa Milan unggul lebih dulu, tetapi kesalahan di lini belakang dan penampilan kurang meyakinkan dari penjaga gawang membuat tim tamu mampu menyamakan kedudukan hanya empat menit kemudian. Hasil ini membuat para pendukung di San Siro kecewa, sementara Conceiçao tidak segan-segan mengkritik mentalitas skuadnya.

Photo: acmilan.com

Masalah yang Lebih Dalam

Dalam kolomnya di MilanNews, jurnalis Pietro Mazzara menyoroti pernyataan Conceiçao sebagai bukti bahwa masalah Milan lebih kompleks daripada sekadar taktik. Ia menilai bahwa mentalitas tim yang rapuh telah menjadi masalah kronis, terutama saat menghadapi lawan yang dianggap lebih lemah.

“Butuh waktu lebih lama untuk bangkit dari kelesuan yang dialami Milan saat melawan lawan yang dianggap berkaliber menengah-rendah,” tulis Mazzara.

Conceiçao sendiri menegaskan bahwa pertandingan berikutnya melawan Como tidak memberikan ruang untuk hasil lain selain kemenangan. Jika Milan ingin tetap bersaing untuk posisi empat besar, mereka harus segera menemukan konsistensi dan mengatasi masalah mentalitas yang mengakar ini.


Bursa Transfer Januari: Solusi atau Tambalan Sementara?

Mazzara juga menyoroti pentingnya jendela transfer Januari bagi Milan untuk memperbaiki kesalahan yang dilakukan selama musim panas. Ia menyebut bahwa Milan membutuhkan investasi besar, terutama di lini serang, yang selama bertahun-tahun gagal menghadirkan penyerang dengan naluri mencetak gol yang memadai.

Marcus Rashford disebut sebagai salah satu nama besar yang bisa memberikan dampak instan di lini depan. Namun, kebutuhan yang lebih mendesak adalah seorang penyerang tengah kelas dunia, yang mampu mencetak lebih dari 15 gol per musim—a sesuatu yang telah lama hilang dari Milan.

Meskipun Alvaro Morata telah memberikan kontribusi, Mazzara menilai bahwa ia lebih cocok sebagai opsi pendukung daripada penyerang utama. “Morata tidak memiliki naluri pembunuh yang dibutuhkan,” tambahnya.

Photo: acmilan.com

Kesimpulan

AC Milan kini menghadapi tantangan besar, baik di dalam maupun di luar lapangan. Mentalitas tim yang rapuh, kesalahan dalam perencanaan transfer, dan kurangnya penyerang berkualitas tinggi telah menjadi penghalang utama mereka untuk kembali ke level tertinggi.

Sergio Conceiçao harus menemukan cara untuk mengubah mentalitas skuadnya dengan cepat, sementara manajemen klub harus memanfaatkan bursa transfer Januari untuk memperkuat tim. Jika tidak, harapan untuk finis di empat besar dan kembali ke Liga Champions bisa semakin menjauh.

Pertandingan melawan Como akan menjadi ujian penting, tetapi juga hanya awal dari perjalanan panjang yang harus dilalui Milan untuk memperbaiki musim mereka.

Pos terkait