Pelatih baru AC Milan, Sergio Conceição, memulai debutnya dengan kemenangan dramatis 2-1 atas Juventus di semifinal Supercoppa Italiana. Dalam pertandingan yang digelar di Riyadh, Milan bangkit dari ketertinggalan untuk mengamankan tempat di final melawan rival sekota, Inter Milan.
Namun, perjalanan menuju kemenangan tidaklah mudah, dan Conceição mengakui bahwa ia sempat marah dengan performa timnya di babak pertama.
Babak Pertama yang Mengecewakan
Conceição, yang baru ditunjuk sebagai pelatih Milan pada hari Senin menggantikan Paulo Fonseca, tidak puas dengan penampilan timnya di babak pertama. Juventus memimpin lebih dulu melalui gol dari Kenan Yildiz, sementara Milan tampak kesulitan menciptakan peluang berarti.
“Di babak pertama, saya melihat Milan bermain seperti beberapa minggu lalu, dengan pemain yang diragukan di lini belakang, terlalu lelah mengoper bola, dan salah mengatur waktu menekan,” kata Conceição kepada Sport Mediaset.
Conceição mengungkapkan bahwa saat jeda, ia memberikan instruksi tegas kepada timnya untuk mengubah pendekatan mereka.
“Saat jeda, kami mengubah beberapa hal, saling menatap mata, dan para pemain harus menyadari apa yang perlu mereka lakukan untuk memenangkan pertandingan. Saya mengatakan kepada mereka bahwa jika kami kalah 2-0 atau 3-0, itu tanggung jawab saya, tetapi mereka harus berani. Babak kedua benar-benar berbeda dengan babak pertama.”

Strategi dan Titik Balik
Di babak kedua, Conceição membuat beberapa perubahan penting, termasuk memasukkan Tammy Abraham dan menginstruksikan Alvaro Morata untuk bermain lebih dalam. Perubahan ini memberikan dampak besar, dengan Milan mencetak dua gol dalam waktu empat menit.
Gol pertama datang dari penalti Christian Pulisic, yang dijatuhkan oleh Manuel Locatelli di kotak penalti. Gol kedua terjadi setelah umpan silang Yunus Musah dibelokkan masuk oleh Federico Gatti ke gawangnya sendiri.
Conceição juga menyoroti pentingnya peran pemain sayap, seperti Alex Jimenez dan Pulisic, dalam mengubah dinamika permainan.
“Morata bisa turun lebih dalam, sementara pemain sayap kami, Jimenez dan Pulisic, tidak melakukan apa yang saya inginkan di babak pertama. Itu sebabnya kami praktis tidak ada dalam serangan. Namun, di babak kedua, kami melakukannya dengan lebih baik.”
Pendekatan Kepemimpinan yang Tegas
Salah satu hal yang mencolok dari Conceição adalah pendekatan kepemimpinannya yang tegas. Ia tidak ragu untuk menunjukkan ketidakpuasannya kepada para pemain saat mereka tidak memenuhi ekspektasi.
“Selama lima menit di ruang ganti, saya tentu tidak memberikan ciuman dan pelukan kepada tim. Bahkan, saya menjadi sangat marah, karena mereka tidak melakukan apa yang saya minta atau persiapkan. Pemain butuh kata-kata yang baik, tetapi terkadang juga kata-kata yang kasar.”
Conceição menegaskan bahwa ia bukan pelatih yang berusaha menjadi teman bagi para pemainnya, melainkan seseorang yang fokus pada kemenangan.
“Saya bukanlah pelatih yang banyak tersenyum. Saya di sini bukan untuk mencari teman, tetapi saya di sini untuk menang.”
Pendekatan ini terasa berbeda dibandingkan dengan gaya manajemen Stefano Pioli, yang lebih diplomatis, atau bahkan Paulo Fonseca, yang dikenal lebih lembut dalam pendekatannya.
Cedera Rafael Leao dan Pertemuan Emosional dengan Putranya
Dalam pertandingan ini, Milan kehilangan Rafael Leao karena cedera, yang membuatnya digantikan oleh Alex Jimenez. Mengenai kondisi Leao, Conceição mengatakan bahwa pemain internasional Portugal itu mungkin tidak akan berlatih penuh dalam beberapa hari ke depan, tetapi masih ada kemungkinan ia tampil di final.
“Kita lihat saja, saya rasa dia tidak akan berlatih penuh dengan pemain lainnya besok, tetapi mungkin lusa.”
Sementara itu, pertandingan ini juga menjadi momen emosional bagi Conceição, yang bertemu dengan putranya, Francisco Conceição, setelah peluit akhir. Francisco, yang bermain untuk Juventus, harus mundur dari starting XI karena cedera saat pemanasan.
“Saya lebih bahagia karena kami menang, dia sedih karena mereka kalah, tetapi begitulah hidup dalam sepak bola!”

Fokus pada Final Derby della Madonnina
Kemenangan ini membawa Milan ke final Supercoppa Italiana, di mana mereka akan menghadapi Inter Milan dalam Derby della Madonnina. Conceição menegaskan bahwa meskipun kemenangan atas Juventus penting, pekerjaan mereka belum selesai.
“Saya senang, tetapi kami belum melakukan apa pun. Kami berada di Final dan harus bersiap menghadapi Inter.”
Dengan pendekatan tegas dan perubahan taktis yang efektif, Conceição telah memberikan awal yang menjanjikan bagi Milan. Namun, ujian sebenarnya akan datang di final melawan rival abadi mereka, Inter, dalam perebutan trofi pertama musim ini.
Kesimpulan:
Debut Conceição bersama Milan menunjukkan bahwa ia membawa pendekatan yang berbeda dan tegas dalam manajemen tim. Dengan kemenangan ini, Milan memiliki momentum positif untuk menghadapi Inter di final, tetapi AC Milan harus terus meningkatkan performa mereka untuk meraih trofi.