Setelah kekalahan dramatis 2-1 dari Lazio di San Siro, pelatih AC Milan Sergio Conceicao mengakui bahwa timnya tengah berada dalam situasi yang sangat sulit. Kekalahan ini membuat Milan terpuruk di posisi kesembilan, dengan tekanan yang semakin besar dari para penggemar dan media.
Protes dari Curva Sud, yang meninggalkan tribun kosong selama 15 menit pertama, menjadi sorotan utama, dan Conceicao merasa hal ini memengaruhi mental para pemainnya.
Protes Penggemar dan Dampaknya
Conceicao mengakui bahwa tekanan dari penggemar, termasuk protes Curva Sud, memberikan dampak negatif pada performa para pemain. Ia membandingkan situasi ini dengan pengalamannya sebelumnya, mengungkapkan bahwa ini adalah pertama kalinya ia menghadapi atmosfer seperti ini dalam kariernya.
“Ini bukan momen yang mudah, kami tahu itu. Para pemain merasakan apa yang ada di sekitar klub. Hanya ada satu jalan ke depan, bekerja keras, memiliki kebanggaan atas warna yang kita bela, dan memberikan segalanya setiap hari untuk mengubah situasi ini.”
“Saya adalah seorang pemain, saya tahu ketika seperti ini, sepatu bot Anda terasa seperti terbakar. Jika dribel atau umpan tidak berhasil, atau Anda tertinggal, itu lebih menyakitkan.”
Conceicao juga menyoroti bagaimana tekanan ini berdampak pada kepercayaan diri para pemain, terutama ketika mereka gagal memulai pertandingan dengan baik.

Masalah Taktis dan Kebugaran
Pelatih asal Portugal ini juga mengakui bahwa ia menghadapi tantangan besar dalam mengelola tim yang sedang dalam krisis. Ia menyoroti kurangnya waktu untuk memperbaiki aspek taktis dan kebugaran karena jadwal pertandingan yang padat.
“Saya tidak punya banyak waktu untuk mengerjakan masalah taktis atau kebugaran, karena kami memainkan pertandingan yang menentukan setiap tiga hari dan saya baru tiba beberapa bulan yang lalu.”
Conceicao juga setuju bahwa salah satu masalah utama Milan adalah kurangnya keseimbangan antara menyerang dan bertahan. Ia menyebutkan bahwa beberapa pemain terlalu fokus pada serangan tanpa memberikan kontribusi yang cukup dalam bertahan.
“Kami juga sedang mengerjakannya, karena soliditas pertahanan sama pentingnya dengan kecakapan menyerang. Saya percaya ada pemain dengan kualitas teknis yang dapat membuat perbedaan dalam serangan, tetapi mereka juga harus memusatkan pikiran untuk membantu soliditas dan persatuan.”
Karakter dan Semangat Juang Tim
Meskipun situasinya sulit, Conceicao tetap memuji karakter dan semangat juang para pemainnya. Ia menyoroti bagaimana mereka mampu menyamakan kedudukan meskipun bermain dengan 10 orang dan bahkan memiliki peluang untuk menang sebelum penalti di menit-menit akhir.
“Saya melihat karakter yang hebat dan keinginan untuk membalikkan keadaan. Kami berhasil menyamakan kedudukan menjadi 10 orang dan memiliki peluang untuk menang hingga penalti di menit-menit akhir.”
Namun, ia juga mengakui bahwa situasi sulit ini telah berlangsung sejak awal musim, sehingga membutuhkan waktu dan kerja keras untuk membalikkan keadaan.

Kesimpulan
Kekalahan dari Lazio semakin memperburuk situasi Milan, yang kini berada di posisi kesembilan klasemen Serie A. Protes penggemar, masalah taktis, dan kurangnya keseimbangan tim menjadi tantangan besar bagi Sergio Conceicao.
Pelatih asal Portugal ini menekankan pentingnya kerja keras, kebersamaan, dan kebanggaan atas warna klub untuk keluar dari krisis ini. Dengan jadwal pertandingan yang padat dan tekanan yang terus meningkat, Conceicao menghadapi ujian besar untuk membuktikan bahwa ia mampu membawa Milan kembali ke jalur yang benar.
Pertandingan berikutnya melawan Lecce akan menjadi momen penting bagi Rossoneri untuk menunjukkan bahwa mereka masih memiliki semangat juang dan kemampuan untuk bangkit. Hanya waktu yang akan menentukan apakah Milan mampu keluar dari keterpurukan ini.