Sergio Conceição menghadapi tantangan besar dalam upayanya membawa AC Milan kembali ke jalur yang benar. Kekalahan menyakitkan dari Torino menjadi sorotan terbaru dalam perjalanan yang penuh pasang surut sejak ia mengambil alih kursi kepelatihan.
Namun, pelatih asal Portugal ini tidak menunjukkan tanda-tanda menyerah, bahkan dengan tekanan besar yang mengancam posisinya.
Keyakinan Conceição: “Musim Belum Berakhir”
Setelah kekalahan dari Torino, Conceição menegaskan kepada para direktur Milan—termasuk Zlatan Ibrahimovic, Giorgio Furlani, dan Geoffrey Moncada—bahwa ia masih yakin timnya bisa meraih posisi keempat di Serie A. Pernyataannya jelas:
- Komitmen penuh hingga akhir musim: “Musim kami belum berakhir, dan kami di sini untuk meraih posisi keempat. Kami akan kompetitif hingga akhir.”
- Tekanan besar pada pertandingan mendatang: Dengan laga melawan Bologna dan Lazio yang sudah menanti dalam empat hari ke depan, Conceição tahu bahwa hasil-hasil ini akan menjadi titik krusial dalam menentukan nasib Milan musim ini.

Statistik dan Realitas: Jalan yang Sulit Menuju Liga Champions
Sejauh ini, performa Milan di bawah Conceição belum cukup untuk memenuhi harapan.
- Rata-rata poin:
- Conceição telah mengumpulkan 14 poin dalam delapan pertandingan Serie A, dengan rata-rata 1,75 poin per pertandingan.
- Ini lebih baik dari pelatih sebelumnya, Paulo Fonseca (1,59), tetapi masih jauh dari cukup untuk mencapai target posisi empat besar.
- Target poin:
- Untuk finis di posisi keempat, Milan perlu melampaui 70 poin. Dengan 13 pertandingan tersisa, mereka membutuhkan 9-10 kemenangan untuk mencapainya.
- Saat ini, Milan hanya memenangkan 11 dari 25 pertandingan mereka, dengan rasio kemenangan 40,4%. Mereka harus meningkatkan rasio kemenangan menjadi sekitar 70% (2,3 poin per pertandingan) untuk mencapai target.
- Persaingan ketat:
- Lazio, Bologna, dan Fiorentina mengalami penurunan performa akhir pekan ini, tetapi Juventus tetap stabil dengan keunggulan +8 poin dari Milan.
- Sejarah menunjukkan bahwa posisi keempat biasanya membutuhkan setidaknya 70 poin, meskipun ada beberapa pengecualian seperti musim lalu ketika penalti poin Juventus mengubah peringkat.
Tantangan Internal: Konsentrasi dan Performa Pemain
Conceição tidak hanya menghadapi tekanan eksternal, tetapi juga masalah internal yang memengaruhi performa tim.
- Kondisi fisik pemain:
- Beberapa pemain kunci tampak ‘terbebani’ secara fisik, yang memengaruhi performa mereka di lapangan.
- Conceição harus menemukan cara untuk memulihkan kebugaran dan energi mereka dalam waktu singkat.
- Kurangnya konsentrasi:
- Kesalahan individu yang disebabkan oleh kurangnya fokus menjadi masalah yang sering terjadi.
- Conceição harus bekerja keras untuk meningkatkan konsentrasi tim, terutama dalam momen-momen krusial pertandingan.
- Waktu latihan:
- Dengan jadwal yang lebih longgar mulai minggu depan, Conceição akan memiliki lebih banyak waktu untuk bekerja dengan tim di Milanello. Ini adalah kesempatan penting untuk memperbaiki kelemahan yang ada.

Persimpangan Jalan untuk Conceição
Pengalaman Conceição di Italia, meskipun baru berlangsung kurang dari dua bulan, sudah berada di titik kritis. Masa depannya di AC Milan hampir sepenuhnya bergantung pada keberhasilannya membawa tim finis di empat besar dan lolos ke Liga Champions.
- Tidak ada ruang untuk kesalahan: Dengan jadwal yang semakin ketat dan tekanan yang terus meningkat, setiap pertandingan menjadi final bagi Milan.
- Konfirmasi atau perpisahan: Jika Conceição gagal mencapai target, manajemen Milan mungkin tidak memiliki pilihan selain mencari pelatih baru untuk musim depan.
Kesimpulan: Misi yang Hampir Mustahil, Tetapi Masih Mungkin
Sergio Conceição menghadapi salah satu tantangan terbesar dalam karier kepelatihannya. Untuk membawa AC Milan kembali ke Liga Champions, ia harus mengatasi masalah internal tim, meningkatkan konsistensi performa, dan meraih hasil positif di pertandingan-pertandingan krusial mendatang.
Meskipun statistik dan sejarah menunjukkan bahwa tugas ini hampir mustahil, Conceição tetap optimis dan bertekad untuk membuktikan bahwa ia adalah orang yang tepat untuk memimpin Milan. Namun, waktu tidak berpihak padanya, dan kesalahan sekecil apa pun dapat mengakhiri harapannya.
Bagi Milan, momen ini adalah ujian besar untuk menentukan arah klub di masa depan: apakah mereka akan bangkit kembali sebagai salah satu kekuatan utama di Italia dan Eropa, atau terus terjebak dalam siklus ketidakpastian yang melelahkan?