Pelatih AC Milan, Sergio Conceiçao, tidak menahan diri dalam mengkritik performa timnya setelah hasil imbang 1-1 melawan Cagliari di San Siro.
Dalam pertandingan Serie A ini, Milan kembali menunjukkan masalah lama mereka, yaitu ketidakmampuan untuk mendominasi dan menyelesaikan peluang melawan tim yang lebih lemah di atas kertas.
Babak Pertama yang Mengecewakan
Conceiçao, yang baru saja membawa Milan meraih Piala Super Italia dengan kemenangan atas Juventus dan Inter, sangat kecewa dengan cara timnya bermain di babak pertama. Ia menganggap ini sebagai salah satu penampilan terburuk sepanjang karier kepelatihannya.
“Mempertimbangkan kualitas skuad yang saya miliki, babak pertama mungkin yang terburuk yang pernah saya alami dalam 13 tahun saya sebagai pelatih,” katanya kepada Sky Sport Italia.
“Kami kurang bersemangat, tempo permainan terlalu lambat, dan kami tidak cukup pintar untuk menemukan ruang melawan tim yang bertahan sangat dalam.”
Cagliari, yang menempatkan hampir seluruh pemainnya di sepertiga akhir untuk bertahan, berhasil meredam serangan Milan, sementara Rossoneri gagal menerapkan strategi yang telah direncanakan sebelumnya.
Babak Kedua Lebih Baik, tetapi Masih Mengecewakan
Meskipun ada peningkatan performa di babak kedua, hasil akhir tetap mengecewakan bagi Milan. Alvaro Morata sempat membawa Milan unggul dengan memanfaatkan bola pantul dari tembakan Christian Pulisic yang membentur tiang. Namun, hanya berselang empat menit, Nadir Zortea menyamakan kedudukan dengan tembakan jarak jauh yang gagal diantisipasi oleh Mike Maignan.
Milan mencatatkan 25 tembakan ke gawang, tetapi penyelesaian akhir yang buruk, ditambah performa gemilang kiper baru Cagliari, Elia Caprile, membuat mereka gagal mencetak gol tambahan.
“Babak kedua lebih baik, tetapi kami seharusnya melakukan lebih banyak. Ini bukan alasan, tetapi kelelahan dari Piala Super mungkin menjadi faktor yang tidak dapat saya abaikan,” ujar Conceiçao.
Masalah Lama yang Belum Teratasi
Hasil ini menunjukkan bahwa Conceiçao masih mewarisi sejumlah masalah yang sebelumnya dialami Milan di bawah Paulo Fonseca. Salah satunya adalah ketidakmampuan untuk mempertahankan fokus dan konsistensi, terutama melawan tim yang lebih lemah.
“Ada beberapa momen dalam pertandingan itu yang sama sekali tidak saya sukai. Kami kehilangan dua poin, dan saya marah karena kami tidak melakukan apa yang telah kami persiapkan,” tegas Conceiçao.
Pelatih asal Portugal itu juga menyoroti kurangnya lebar dan pergerakan dalam serangan Milan. Ia menekankan bahwa pemain seperti Rafael Leao dan Christian Pulisic membutuhkan lebih banyak dukungan dan opsi dari rekan setim mereka untuk menciptakan peluang.
“Leao sering melawan dua atau tiga pemain. Ia membutuhkan dukungan dan pergerakan yang berbeda dari rekan-rekannya. Hal yang sama berlaku untuk Pulisic di sisi lain.”
Kritik terhadap Penyelesaian Akhir
Conceiçao juga menyoroti masalah utama Milan musim ini, yaitu penyelesaian akhir. Meski para penyerang Milan dikenal altruistik, ia menilai bahwa mereka sering kali terlalu berusaha menciptakan momen ajaib daripada bermain sederhana.
“Para penyerang itu altruistik, dan itu hal yang baik. Tetapi terkadang mereka perlu membuatnya tetap sederhana. Sepak bola adalah olahraga yang sederhana, dan kita tidak boleh mencoba membuatnya terlalu sulit.”
Pendekatan Disiplin di Milanello
Sejak tiba di Milan, Conceiçao telah memperkenalkan aturan baru di tempat latihan Milanello, termasuk rutinitas yang lebih ketat dan mengharuskan pemain untuk menginap di hotel sebelum pertandingan.
“Beginilah cara saya melakukan banyak hal selama bertahun-tahun. Jika kita ketat di luar lapangan dalam hal waktu dan organisasi, maka kita juga bisa lebih ketat dan terorganisir di lapangan,” jelasnya.

Kesimpulan: Pekerjaan Berat Menanti Conceiçao
Hasil imbang melawan Cagliari ini menjadi pengingat bahwa pekerjaan Sergio Conceiçao di Milan masih jauh dari selesai. Meski ia berhasil memberikan trofi Piala Super Italia, Serie A adalah tantangan yang berbeda, terutama dalam hal konsistensi dan mentalitas.
Dengan Milan hanya memenangkan tujuh dari 18 pertandingan Serie A musim ini, Conceiçao harus segera menemukan solusi untuk masalah-masalah yang menghambat timnya, terutama dalam penyelesaian akhir dan pendekatan taktis melawan tim yang bertahan dalam.
Selanjutnya: Milan memiliki dua pertandingan tunda untuk dimainkan, yang bisa menjadi peluang untuk memperbaiki posisi mereka di klasemen. Namun, Conceiçao harus memastikan bahwa timnya segera bangkit dan menunjukkan performa yang lebih baik di lapangan.