AC Milan terus menunjukkan bahwa mereka tidak hanya klub sepak bola, tetapi juga pemain besar dalam dunia komersial dan budaya global. Meskipun seragam keempat mereka untuk musim 2024-25 memicu kontroversi, hasil penjualannya membuktikan bahwa Milan berhasil memanfaatkan kekuatan merek mereka untuk meraih sukses di luar lapangan.
Seragam Keempat: Antara Tradisi dan Inovasi
Diluncurkan pada pertengahan Februari, seragam keempat AC Milan menjadi bahan perbincangan hangat.
- Kontroversi: Banyak penggemar tradisional menganggap desainnya sebagai bentuk “rasa tidak hormat” terhadap warna ikonik merah-hitam Milan.
- Kesuksesan Komersial: Terlepas dari kritik, seragam ini terjual habis hanya dalam hitungan hari.
- Profil Pembeli:
- 70% pembeli berasal dari kelompok usia 20-29 tahun.
- 75% pembelian dilakukan dari luar Italia, menunjukkan daya tarik global Milan.
- Profil Pembeli:
Seragam ini membawa pesan yang mendalam, dirancang di tengah insiden penghinaan rasis terhadap kiper Milan, Mike Maignan, di Udine. Elemen utama desainnya adalah tahun 1963, merujuk pada dua momen bersejarah:
- Pidato Martin Luther King yang terkenal, “I Have a Dream”.
- Kemenangan Piala Eropa pertama Milan, simbol awal kesuksesan internasional mereka.
Seragam ini merupakan hasil kolaborasi dengan merek fesyen Off-White, yang terkenal dengan gaya urban dan streetwear, mencerminkan pendekatan Milan untuk menarik generasi muda dan memperluas daya tarik mereka di luar sepak bola.

Pendekatan Komersial Milan: Dari Tradisional ke Global
Kesuksesan seragam keempat ini mencerminkan transformasi Milan dalam beberapa tahun terakhir di bawah kepemilikan RedBird Capital. Klub telah mengadopsi strategi yang memadukan olahraga, gaya hidup, fesyen, dan budaya untuk memperluas jangkauan global mereka.
- Pertumbuhan Pendapatan Komersial:
- Pada musim 2018-19, pendapatan komersial Milan hanya €57 juta.
- Pada musim 2023-24, angka ini melonjak menjadi €143 juta, sebagian besar berkat penjualan merchandise.
- Penjualan produk (merchandising) meningkat dari €6 juta beberapa tahun lalu menjadi €32 juta musim lalu, dan diproyeksikan mencapai lebih dari €40 juta musim ini.
- E-Commerce sebagai Kunci:
- Februari 2024 menjadi bulan terbaik dalam sejarah e-commerce Milan, melampaui Desember, ketika seragam peringatan 125 tahun diluncurkan.
- Sejak 2020, departemen ini dipimpin oleh Valerio Rocchetti, yang membawa pendekatan inovatif dengan menginternalisasi manajemen langsung penjualan daring.
- Panggilan Global:
- Saat ini, 55% pembelian merchandise Milan berasal dari luar Italia.
- Klub berencana memperluas jangkauan internasional mereka dengan membuka toko waralaba dan menargetkan pendapatan €90 juta dari penjualan-lisensi dalam lima tahun ke depan.

Strategi RedBird: Keberlanjutan dan Investasi Jangka Panjang
RedBird Capital memiliki visi untuk menjadikan Milan sebagai klub yang berkelanjutan secara finansial, dengan meningkatkan pendapatan organik untuk mendukung investasi dalam skuad dan infrastruktur.
- Diversifikasi Pendapatan:
- Dengan keterbatasan kontrol atas pendapatan hak siar TV yang dimediasi oleh UEFA dan Serie A, Milan fokus pada area yang dapat mereka kendalikan, seperti komersial dan merchandising.
- Proyek stadion baru juga diharapkan menjadi sumber pendapatan besar di masa depan.
- Fokus pada Generasi Muda:
- Milan memahami pentingnya menarik penggemar muda, yang mungkin lebih tertarik pada fesyen dan budaya pop dibandingkan tradisi sepak bola.
- Seragam keempat adalah contoh sempurna dari strategi ini, menggabungkan elemen sejarah dengan desain modern yang menarik bagi generasi muda.

Kesimpulan
Seragam keempat AC Milan untuk musim 2024-25 mungkin kontroversial di mata sebagian penggemar, tetapi dari sisi komersial, ini adalah langkah yang sangat sukses. Penjualan yang luar biasa menunjukkan bahwa Milan telah berhasil memposisikan diri mereka sebagai merek global yang melampaui batas-batas sepak bola.
Dengan strategi yang berfokus pada diversifikasi pendapatan, daya tarik internasional, dan inovasi, Milan tidak hanya kembali menjadi klub dengan omzet tertinggi di Italia, tetapi juga membangun fondasi yang kuat untuk pertumbuhan jangka panjang.
Namun, tantangan terbesar tetap ada di lapangan. Kesuksesan komersial harus diimbangi dengan performa yang lebih baik untuk menjaga loyalitas penggemar tradisional dan memastikan bahwa Milan tetap menjadi kekuatan yang diperhitungkan, baik di Italia maupun di Eropa.