Berita AC Milan – Klub sepak bola Italia, AC Milan dan Inter, meniti jalur keuangan yang berbeda namun serupa dalam upaya mendanai ambisi mereka yang besar. Sebuah laporan terbaru dari Il Sole 24 Ore, yang disajikan oleh jurnalis Carlo Festa, mengungkapkan perbedaan drastis dalam situasi finansial kedua klub.
Dalam laporan tersebut, Festa memperinci kompleksitas utang yang membebani Inter. Dalam kurun waktu singkat lima bulan, utang Inter yang awalnya diambil dengan bantuan dana dari Amerika Oaktree, kini mencapai lebih dari €350 juta dari total pinjaman awal €275 juta.
Penyebab utama peningkatan ini adalah bunga yang terus berjalan hingga jatuh tempo. Presiden Inter, Steven Zhang, telah mengarahkan fokusnya untuk merespons kembali pinjaman ini tanpa merencanakan penjualan klub, kecuali jika tawaran besar yang memadai muncul. Saat ini, belum ada pembicaraan konkrit dengan calon pembeli.
Upaya-upaya sebelumnya, seperti diskusi dengan dana Timur Tengah dan pertemuan dengan Goldman Sachs, bank yang dipercaya keluarga Zhang, belum membuahkan hasil yang signifikan.
Meski Goldman Sachs menawarkan potensi pembiayaan ulang melalui jalur kredit besar dan dana lindung nilai, kendala terkait struktur pinjaman menjadi tantangan utama bagi Zhang. Perlu adanya jaminan baru yang dapat melindungi pinjaman dari kemungkinan kenaikan yang lebih tinggi bersamaan dengan bunga yang terus meningkat.
Di sisi lain, situasi di AC Milan menunjukkan gambaran yang berbeda meskipun memiliki tantangan finansialnya sendiri. Dengan RedBird sebagai pemiliknya, klub ini harus mengatasi pinjaman sekitar €600 juta yang harus dibayarkan lebih cepat dari jatuh tempo yang diperkirakan dalam dua tahun, dengan beban bunga sekitar €50 juta setiap tahunnya.
Meskipun demikian, ada langkah-langkah yang diambil untuk mencari solusi. Gerry Cardinale dari RedBird telah menjajaki potensi mitra yang bisa membantu melunasi pinjaman dari Elliott. Dalam kunjungannya ke beberapa negara di Teluk Persia, ia mengeksplorasi peluang investasi dengan berbagai dana negara, termasuk PIF dan Investcorp.
Kedua klub ini juga menatap masa depan dengan optimisme terkait keputusan Pengadilan Uni Eropa yang baru-baru ini mempengaruhi Liga Super. Meskipun keputusan ini masih teoretis, dampaknya memberikan penilaian positif terhadap potensi pendapatan klub-klub besar Eropa di masa mendatang.
Kesimpulannya, baik AC Milan maupun Inter, dalam upaya mencapai keberlanjutan finansial dan menghadapi tantangan utama, masing-masing mencari strategi yang akan memungkinkan mereka mempertahankan posisi mereka di puncak sepak bola Eropa.