BeritaKonferensi Pers

PULANG KAMPUNG! Samuele Ricci Sakiti Mantan Klub, Ini Pengakuan Emosionalnya

×

PULANG KAMPUNG! Samuele Ricci Sakiti Mantan Klub, Ini Pengakuan Emosionalnya

Sebarkan artikel ini
Photo: www.acmilan.com

Kemenangan dramatis atas Torino menjadi momen yang sangat spesial dan emosional bagi gelandang AC Milan, Samuele Ricci. Pemain muda berbakat ini kembali ke stadion yang membesarkan namanya dan berhasil pulang membawa tiga poin penuh bagi Rossoneri.

Milan sempat tertinggal dua gol cepat yang seolah menjadi mimpi buruk di awal laga, namun berhasil bangkit secara sensasional. Gol jarak jauh Adrien Rabiot dan aksi heroik Christian Pulisic memastikan Milan merebut kembali puncak klasemen Serie A.

Reuni Emosional dan Analisis Taktik

Berbicara kepada Sky dan DAZN usai laga, Ricci tidak bisa menyembunyikan perasaannya saat kembali menghadapi klub yang ia bela selama hampir empat tahun. Namun, ia juga memberikan analisis tajam mengenai kesalahan taktik tim di awal pertandingan yang membuat mereka kesulitan.

“Malam itu istimewa, emosional, dan membahagiakan karena berakhir dengan kemenangan setelah awal yang lambat. Kami menekan terlalu keras ke dalam, kami perlu lebih melebar.”

“Lalu saya harus bilang ada reaksi yang luar biasa, dengan gol hebat Adrien yang meningkatkan moral kami dan membantu kami bangkit di babak kedua dengan lebih kompak dan tajam.”

Photo: www.acmilan.com

Mentalitas Juara dan Peran Fleksibel

Ricci menegaskan bahwa status sebagai pemain Milan menuntut mentalitas untuk selalu menang, terlepas dari seberapa buruk awal pertandingan. Ia juga menyatakan kesiapannya bermain di berbagai posisi lini tengah sesuai kebutuhan pelatih Massimiliano Allegri, baik sebagai gelandang murni maupun regista.

“Kami jelas Milan, jadi kami harus berusaha memenangkan setiap pertandingan. Anda boleh mengalami malam yang buruk, tetapi Anda harus memberikan sedikit lebih dan memberikan 100%.”

“Saya pikir pelatih lebih melihat saya sebagai gelandang… Saya pikir saya juga bisa bermain sebagai regista. Saya melakukan apa yang dibutuhkan tim dan apa yang diminta pelatih dari saya.”

Kemenangan ini juga menjadi pelipur lara yang sempurna setelah hasil negatif di Roma sebelumnya. Perayaan tim di akhir laga menggambarkan rasa lega yang luar biasa karena berhasil menaklukkan lapangan yang sulit.

Ingin mentraktir penulis secangkir kopi? Silakan KLIK DISINI.