AC Milan akan berhadapan dengan rival sekota, Inter, untuk kelima kalinya dan terakhir kalinya musim ini. Pertarungan kali ini jauh lebih krusial, dengan satu tempat di final Coppa Italia menjadi taruhannya.
Semuanya dipertaruhkan dalam leg kedua semifinal Coppa Italia ini setelah I Rossoneri dan Inter bermain imbang 1-1 pada pertemuan pertama di San Siro. Kedua gol tercipta di babak kedua; Tammy Abraham membuka skor dengan aksi memutar badan dan penyelesaian akhir yang indah, sebelum Hakan Calhanoglu menyamakan kedudukan melalui tendangan jarak jauh.
Coppa Italia kini bukan hanya menjadi opsi terakhir bagi harapan Milan untuk mengamankan tempat di Liga Europa musim depan, tetapi juga menjadi kesempatan bagi Sergio Conceicao untuk mengakhiri masa baktinya (jika memang demikian) dengan cara terbaik. Sang pelatih kembali melontarkan kritik kepada media setelah kekalahan dari Atalanta, meskipun sedikit lebih menahan diri dalam konferensi pers pra-pertandingan kali ini.
Detail Pertandingan:
- Tanggal: Kamis, 24 April 2025
- Waktu Kick-off: 02.00 WIB
- Lokasi: San Siro, Milan
- Wasit: Daniele Doveri (VAR: Marini)
Kabar Tim Rossoneri: Tekanan Tinggi dan Kembalinya Pilar Penting
Kekalahan 1-0 dari Atalanta pada hari Minggu lalu menandai kekalahan liga ke-10 musim ini bagi Il Diavolo Rosso, sebuah catatan buruk yang belum pernah mereka alami sejak musim 2019-20. Hasil ini membuat tim tertahan di posisi kesembilan klasemen sementara Serie A dan berada di jalur untuk finis terburuk sejak 2014-15.

Dengan posisi zona Eropa melalui jalur liga yang kini tampak jauh, satu-satunya harapan tersisa adalah melalui ‘jalur alternatif’ Coppa Italia. Memenangkan trofi ini akan menjamin satu tempat di Liga Europa, namun hal itu lebih mudah diucapkan daripada dilakukan, terutama dengan hadangan Inter dan potensi lawan kuat seperti Bologna di final.
Situasi ini diperparah oleh rekor buruk Milan saat melawan tim-tim yang berada di atas mereka di klasemen. Dari 14 pertandingan yang dimainkan melawan tim berperingkat lebih tinggi (masih menyisakan dua laga kontra Bologna dan Roma), I Rossoneri hanya mampu mengumpulkan 4 poin dari kemungkinan 42 poin.
Satu-satunya kemenangan dalam periode tersebut adalah melawan Inter, namun itu terjadi pada bulan September di bawah asuhan Paulo Fonseca. Di bawah arahan Conceicao, Rossoneri hanya mampu mencatatkan nirbobol (clean sheet) dalam empat dari 24 pertandingan, yang menjadi masalah besar lainnya.
Namun, ada kabar baik dari sang pelatih menjelang laga krusial ini: Kyle Walker dan Ruben Loftus-Cheek telah kembali berlatih penuh. Meskipun keduanya mungkin belum mencapai kondisi fisik 100%, Conceicao mengonfirmasi bahwa mereka setidaknya akan masuk dalam skuad.
Dilema taktis kini muncul: apakah akan tetap menggunakan formasi tiga bek? Kemenangan meyakinkan 4-0 dengan sistem tersebut di Udine diikuti oleh kekalahan tanpa mencetak gol. Menggunakan tiga bek tengah melawan tim Inter yang sangat fasih dengan formasi serupa menimbulkan tanda tanya besar.
Meski demikian, tampaknya formasi tiga bek akan lebih diutamakan, dengan unit pertahanan dipimpin oleh Mike Maignan di bawah mistar. Fikayo Tomori dan Matteo Gabbia kemungkinan akan mempertahankan posisi mereka, namun Strahinja Pavlovic bisa jadi digeser ke bangku cadangan untuk memberi tempat pada Malick Thiaw, yang lebih disukai Conceicao.
Duet lini tengah, Youssouf Fofana dan Tijjani Reijnders, kemungkinan besar tidak akan berubah karena minimnya opsi yang sepadan. Theo Hernandez akan kembali mengisi posisi bek sayap kiri. Di sisi kanan, Alex Jimenez saat ini diprediksi menjadi starter, namun kembalinya Walker bisa membuka opsi kejutan sejak menit awal.
Di lini serang, tidak ada keraguan mengenai posisi Christian Pulisic dan Rafael Leao. Namun, posisi penyerang tengah masih menjadi perdebatan. Tammy Abraham, yang diharapkan menjadi starter, bisa saja kehilangan tempatnya oleh Luka Jovic menjelang kick-off, meskipun pemain Inggris itu dinilai memiliki peluang lebih besar.
Prediksi Susunan Pemain Milan (3-4-3): Maignan; Tomori, Gabbia, Thiaw; Jimenez, Fofana, Reijnders, Theo Hernandez; Pulisic, Abraham, Leao.

Sang Rival Sekota: Mengejar Treble di Tengah Sedikit Keraguan
Inter berhasil menjuarai liga dengan relatif mudah musim lalu. Upaya mereka di bursa transfer musim panas lalu jelas bertujuan untuk memastikan gelar Scudetto ke-21 diraih sebelum AC Milan meraih bintang kedua (gelar ke-20).
Musim ini, Nerazzurri secara realistis masih berpeluang meraih treble. Mereka memimpin klasemen liga (meski kini disamai Napoli), berada di semifinal Liga Champions setelah menyingkirkan Bayern Munich, dan tentu saja memiliki peluang mencapai final Coppa Italia ini.
Meskipun potensi tiga trofi ada di depan mata, beberapa keraguan muncul terkait performa terakhir mereka. Hasil imbang 2-2 melawan Parma (setelah sempat unggul 2-0) menunjukkan beberapa celah, dan yang terbaru, Nerazzurri takluk 1-0 di tangan Bologna melalui gol akrobatik Riccardo Orsolini di penghujung laga.
Kekalahan itu memungkinkan Napoli menyamai poin mereka di puncak klasemen Serie A. Jika kedua tim finis dengan poin sama, play-off akan menentukan peraih Scudetto. Napoli di atas kertas memiliki jadwal sisa yang lebih mudah, namun Inter memiliki pengalaman krusial di momen-momen genting.
Tim asuhan Simone Inzaghi sejatinya dijadwalkan bermain pada hari Sabtu setelah leg kedua Liga Champions melawan Roma – tim yang belum terkalahkan di liga sepanjang tahun 2025. Namun, pemakaman Paus Fransiskus yang jatuh pada hari itu kemungkinan akan menyebabkan penundaan pertandingan liga, yang berarti Inter bisa mengerahkan seluruh kekuatan mereka untuk derby Coppa ini tanpa perlu terlalu memikirkan rotasi.
Alessandro Bastoni dan Henrikh Mkhitaryan memang menerima skorsing, tetapi itu hanya berlaku untuk kompetisi liga. Mengenai cedera, Denzel Dumfries dan Piotr Zielinski dipastikan absen, sementara kondisi Marcus Thuram sangat diragukan.
Diperkirakan hanya akan ada satu perubahan di lini pertahanan dari tim yang kalah akhir pekan lalu, yaitu kemungkinan kembalinya Josep Martinez menggantikan Yann Sommer di bawah mistar. Di depannya, Benjamin Pavard dan Francesco Acerbi akan tetap mendampingi Bastoni membentuk trio pertahanan andalan.
Di lini tengah, Henrikh Mkhitaryan kemungkinan akan berpasangan dengan Hakan Calhanoglu dan Nicolo Barella, meskipun ada spekulasi bahwa Davide Frattesi bisa mendapatkan kesempatan sebagai starter. Sementara itu, Federico Dimarco dan Matteo Darmian diprediksi akan mengisi pos bek sayap sejak awal.

Dengan cederanya Marcus Thuram, tampaknya Joaquin Correa akan berduet di lini depan bersama rekan senegaranya dari Argentina, Lautaro Martinez.
Prediksi Susunan Pemain Inter (3-5-2): Martinez; Pavard, Acerbi, Bastoni; Darmian, Frattesi, Calhanoglu, Barella, Dimarco; Correa, Martinez.
Head-to-Head dan Statistik Kunci
Milan dan Inter telah bertemu sebanyak 227 kali sepanjang sejarah, dengan 73 kemenangan untuk Rossoneri, 85 kemenangan untuk Inter, dan 69 hasil imbang. Namun, setelah enam kemenangan beruntun Inter di musim sebelumnya, cerita berbeda terjadi musim ini.
Il Diavolo Rosso belum terkalahkan dalam empat pertemuan derby musim ini: menang 2-1 di pertemuan liga pertama, menang 3-2 di final Supercoppa Italiana, lalu bermain imbang 1-1 di pertemuan liga kedua dan leg pertama semifinal piala ini. Abraham menjadi pencetak gol Milan di leg pertama, setelah sebelumnya juga mencetak gol kemenangan di final Supercoppa. Sementara itu, mantan pemain Milan, Calhanoglu, mencetak gol penyama kedudukan bagi Inter di leg pertama.
- Ini akan menjadi Derby della Madonnina ke-244 dan pertemuan ke-29 di ajang Coppa Italia (Milan 10 menang, Inter 9 menang, 9 imbang).
- Kedua tim telah bertemu delapan kali di fase gugur Coppa Italia sebelum final, dengan masing-masing lolos ke babak berikutnya sebanyak empat kali (terakhir Inter menang di semifinal 2021/22).
- Ini adalah kelima kalinya derby Milan dimainkan di babak semifinal piala (sebelumnya Coppa Italia 1984/85 & 2021/22; Liga Champions 2002/03 & 2022/23): Milan lolos di dua kesempatan pertama, Inter menang di dua kesempatan terakhir.
Pemain Kunci yang Patut Diperhatikan
Di kubu Inter, Lautaro Martinez selalu menjadi ancaman. Meskipun penampilannya kadang membuat frustrasi, pemain Argentina ini memiliki kemampuan untuk mengubah jalannya pertandingan dalam sekejap. Jika Inter meraih kemenangan, kemungkinan besar ia akan berperan penting. Benjamin Pavard juga patut diawasi; bek Prancis ini akan ditugaskan meredam ancaman dari sisi kiri Milan, terutama dari Leao dan Theo Hernandez.
Bagi Milan, sorotan utama tertuju pada sisi kiri. Jika Rossoneri ingin melaju ke final, kontribusi maksimal dari Thiaw (dalam bertahan), Theo Hernandez (dalam naik membantu serangan), dan Rafael Leao (dalam menciptakan peluang dan gol) akan sangat krusial. Ketiganya memiliki kemampuan menentukan, namun juga rentan melakukan kesalahan fatal yang bisa dimanfaatkan Inter.

Selain itu, penampilan penyerang tengah akan sangat vital. Bagi Tammy Abraham, performa apik melawan Inter bisa memperkuat argumen klub untuk mempermanenkannya. Sementara bagi Luka Jovic, ini adalah kesempatan untuk unjuk gigi demi masa depannya di musim panas. Santiago Gimenez kemungkinan tidak akan menjadi starter, tetapi jika dimainkan, dampaknya harus terasa.
Prediksi Akhir
Kita telah menyaksikan drama di penghujung laga dalam setiap Derby della Madonnina musim ini, dan pertandingan kali ini berpotensi menyajikan drama yang lebih intens. Mengingat format Coppa Italia, babak perpanjangan waktu sangat mungkin terjadi. Mempertimbangkan apa yang dipertaruhkan bagi AC Milan dan nasib Sergio Conceicao, tekanan besar ini mungkin justru bisa memacu mereka untuk memberikan segalanya.
Prediksi Skor: Inter 1-2 Milan (Setelah Perpanjangan Waktu)
Jangan lewatkan ulasan mendalam dan berita terbaru seputar AC Milan hanya di Beritamilan.com. Tetaplah bersama kami!