Berita AC Milan – Perubahan strategi dan pilihan taktikal oleh pelatih Milan, Stefano Pioli, telah membuka pintu bagi sejumlah perubahan menarik dalam tim. Salah satu perubahan yang paling mencolok adalah transformasi sikap Pioli terhadap posisi sayap kanan.
Sebagaimana kita tahu, sebelumnya sektor sayap kanan dianggap sebagai kelemahan Milan, namun kini posisi ini menjadi sorotan dengan kehadiran dua opsi berkualitas, Christian Pulisic dan Samuel Chukwueze, yang tengah bersaing untuk mendapatkan tempat di starting XI.
Dilansir oleh La Gazzetta dello Sport, pertempuran sengit antara Pulisic dan Chukwueze menjadi perhatian utama dalam formasi baru 4-3-3 yang diadopsi oleh Pioli. Pada jendela transfer musim panas ini, Pioli berhasil mendapatkan opsi-opsi baru yang ia cari untuk memperkuat lini serang timnya.
Dalam pertandingan pembuka melawan Bologna pada Selasa dini hari, Pulisic yang telah berada dalam tim lebih lama berhasil tampil impresif. Ia menjadi starter dan turut berperan dalam gol pembuka sekaligus mencetak gol kedua untuk timnya. Performa gemilang ini tampaknya menunjukkan bahwa Pulisic berpeluang besar untuk mempertahankan tempatnya di starting lineup.
Pioli sendiri mengungkapkan kepuasannya dengan penampilan timnya. Ia mengatakan bahwa para pemain telah memperlihatkan karakteristik yang diinginkannya, terutama dalam situasi one-on-one. Selain itu, ia merasa optimis dengan perkembangan positif yang ditunjukkan oleh para pemain baru dalam beradaptasi dengan strategi baru.
Salah satu aspek menarik adalah perbandingan antara Pulisic dan Chukwueze. Meski Pulisic memiliki pengalaman lebih lama dalam tim, ia hanya bermain sebagai starter dalam 10 dari 30 pertandingan musim lalu, dengan catatan 1 gol dan 2 assist. Di sisi lain, Chukwueze menjadi starter dalam 39 dari 50 pertandingan yang ia mainkan, dengan torehan 13 gol dan 11 assist.
Statistik dan gaya bermain keduanya juga berbeda. Chukwueze dikenal sebagai pemain yang bergerak aktif di lapangan, seringkali melakukan penetrasi dari belakang pertahanan lawan atau mencoba memotong ke dalam dengan kaki kirinya. Sementara itu, Pulisic cenderung lebih suka melakukan dribel dan mencari peluang untuk memberikan assist di tengah kotak penalti.
Data statistik musim lalu juga memperlihatkan perbedaan yang cukup mencolok. Pulisic memiliki tingkat keberhasilan dribel sebesar 31,1% dengan 39% duel dimenangkan dan rata-rata 2 peluang tercipta per pertandingan. Di sisi lain, Chukwueze memiliki tingkat keberhasilan dribel yang lebih tinggi, yaitu 50,2%, dengan kemenangan dalam 48% duel dan menciptakan rata-rata 11 peluang gol setiap pertandingan.
Kedua pemain ini memiliki potensi besar untuk memberikan kontribusi signifikan bagi tim mereka. Fleksibilitas posisi Pulisic, yang mampu bermain di berbagai posisi di lini serang, juga menambah dimensi taktikal bagi tim Pioli.
Dengan perdebatan sengit mengenai siapa yang akan menjadi pilihan utama sebagai sayap kanan, satu hal yang pasti adalah persaingan ini akan terus memanas sepanjang musim, dimana itu akan berdampak baik bagi AC Milan.