Periode Sulit Santiago Gimenez: Masalah Sementara atau Alarm Bahaya?

Photo: acmilan.com

Awal karier Santiago Gimenez di AC Milan memang menjanjikan, terutama dengan gol cepatnya saat melawan Feyenoord di Liga Champions. Namun, seiring berjalannya waktu, performa sang penyerang asal Meksiko tampaknya mengalami penurunan, dengan catatan gol yang stagnan selama hampir sebulan terakhir.

Meski demikian, ada banyak tanda positif yang menunjukkan bahwa ini hanyalah fase adaptasi yang wajar bagi pemain muda yang baru memasuki Serie A.

1. Gol Cepat yang Menjadi Sorotan

Gol Gimenez setelah 37 detik melawan Feyenoord memberikan harapan besar bagi Milan. Dengan memanfaatkan umpan dari Malick Thiaw, ia menunjukkan naluri mencetak gol yang tajam. Namun, setelah momen itu, Milan – dan Gimenez – tampak kehilangan momentum.

  • Gol Terakhir: Gol tersebut menjadi yang terakhir bagi Gimenez hingga saat ini, dengan berbagai peluang di pertandingan berikutnya yang gagal berbuah hasil.
  • Dampak pada Milan: Performa Milan secara keseluruhan juga menurun, dengan hanya beberapa momen positif, seperti kemenangan melawan Lecce.
Photo: acmilan.com

2. Periode Sulit: Peluang Ada, Tapi Gol Tidak Datang

Meskipun Gimenez terus mendapatkan peluang di depan gawang, keberuntungannya tampaknya belum berpihak. Berikut adalah beberapa momen penting yang menunjukkan betapa dekatnya ia untuk mencetak gol:

  • Melawan Torino: Vanja Milinkovic-Savic tampil gemilang, menggagalkan peluang emas Gimenez.
  • Melawan Bologna: Assist untuk Rafael Leão menjadi momen positif, tetapi umpan yang kurang sempurna dari Yunus Musah membuatnya kehilangan peluang mencetak gol.
  • Melawan Lecce: Golnya dianulir oleh VAR karena offside tipis, dan tendangan tumitnya dari jarak dekat ditepis oleh kiper Falcone. Ia juga membentur tiang gawang, menambah frustrasi.

Meskipun demikian, fakta bahwa Gimenez terus menciptakan peluang menunjukkan bahwa ia masih menjadi ancaman di depan gawang.

3. Adaptasi di Serie A: Tantangan yang Tidak Mudah

Pelatih Sergio Conceiçao memberikan pembelaan yang masuk akal terhadap performa Gimenez, menyoroti perbedaan besar antara sepak bola Italia dan Belanda.

  • Liga yang Kompetitif: Serie A dikenal dengan pertahanan yang solid dan taktik yang kompleks, yang sering kali menjadi tantangan bagi pemain baru.
  • Contoh Retegui: Conceiçao membandingkan situasi Gimenez dengan pemain seperti Mateo Retegui, yang juga membutuhkan waktu untuk beradaptasi di Italia.
  • Area untuk Peningkatan: Gimenez masih perlu meningkatkan kontribusinya dalam permainan bertahan dan gerakan tanpa bola untuk mendukung rekan setimnya di sayap dan lini tengah.

4. Mentalitas dan Harapan ke Depan

Salah satu kekuatan terbesar Gimenez adalah mentalitasnya yang fokus pada mencetak gol. Orang-orang di sekitarnya menggambarkan dia sebagai pemain yang bekerja keras dan bertekad untuk terus berkembang.

  • Peluang Melawan Como: Pertandingan melawan Como pada hari Sabtu bisa menjadi kesempatan bagi Gimenez untuk mengakhiri puasa golnya dan kembali menemukan performa terbaiknya.
  • Waktu dan Kesabaran: Dengan usianya yang masih muda dan keinginan besar untuk belajar, Gimenez memiliki semua potensi untuk menjadi penyerang andalan Milan di masa depan.
Photo: acmilan.com

Kesimpulan

Meskipun periode terakhir terasa sulit bagi Santiago Gimenez, ada banyak alasan untuk tetap optimis. Adaptasi ke Serie A membutuhkan waktu, tetapi dengan peluang yang terus tercipta dan dukungan dari pelatih serta rekan setimnya, Gimenez memiliki semua alat untuk sukses di AC Milan.

Pertandingan melawan Como bisa menjadi titik balik baginya, dan jika ia mampu mencetak gol, itu tidak hanya akan meningkatkan kepercayaan dirinya tetapi juga memberikan dorongan yang sangat dibutuhkan bagi Milan untuk kembali ke performa terbaik mereka.

Pos terkait