Pengkhianatan Furlani Jadi Sumber Kekecewaan yang Membuat Mike Maignan Tinggalkan AC Milan!

Photo: acmilan.com

Penjaga gawang andalan AC Milan, Mike Maignan, dilaporkan tinggal selangkah lagi untuk bergabung dengan klub Liga Premier Inggris, Chelsea, dalam sebuah kesepakatan yang diperkirakan bernilai total sekitar €18 juta. Jika laporan terbaru ini dapat dipercaya, banyak penggemar AC Milan yang kini menyalahkan CEO klub, Giorgio Furlani, atas keseluruhan situasi yang menyebabkan salah satu kiper terbaik dunia ini berada di ambang pintu keluar.

Mengingat Mike Maignan hanya memiliki sisa satu tahun dalam kontraknya, beberapa pihak mungkin dapat berargumen bahwa mendapatkan dana sebesar €18 juta adalah lebih baik daripada tidak mendapatkan apa-apa sama sekali tahun depan. Namun, jika mengingat kualitas sesungguhnya dan nilai pasar sang penjaga gawang di masa lalu, jelas bahwa kepergiannya dengan harga tersebut seharusnya membuat semua orang yang terkait dengan klub merasa sangat kecewa.

Dulu ada masanya ketika AC Milan sempat memasang harga sekitar €80 juta untuk berpisah dengan sang kiper, dan itu adalah angka yang tampaknya bersedia dibayar oleh banyak klub top. Belum lagi fakta bahwa ia hingga kini masih dianggap sebagai salah satu penjaga gawang terbaik di dunia, yang membuatnya akan menjadi sosok yang sangat sulit untuk digantikan di bawah mistar gawang I Rossoneri.

Janji Furlani yang Tak Terpenuhi dan Kekecewaan Maignan

Bacaan Lainnya
Photo: acmilan.com

Seperti yang dilaporkan oleh jurnalis Daniele Longo pada Minggu (8/6/2025) malam, cerita di balik kegagalan perpanjangan kontrak Maignan ini menjadi semakin membuat frustrasi jika ditelusuri lebih dalam. Setelah berhasil mencapai sebuah kesepakatan prinsip untuk perpanjangan kontrak baru pada awal tahun 2025 ini, segalanya kemudian dilaporkan ditunda karena CEO Giorgio Furlani melakukan sebuah perjalanan ke New York, yang kini menjadi terkenal, di mana ia dijadwalkan bertemu dengan pemilik klub, Gerry Cardinale.

CEO tersebut dilaporkan telah berjanji kepada Mike Maignan bahwa rincian-rincian akhir untuk finalisasi perpanjangan kontraknya akan segera diselesaikan setelah ia kembali dari perjalanannya ke Amerika Serikat. Namun, waktu terus berlalu dan sang penjaga gawang dilaporkan tidak pernah mendengar kabar apa pun lagi dari pihak manajemen mengenai kelanjutan janji tersebut, sebuah keheningan yang pada akhirnya mengakibatkan ‘kekecewaan besar’ dari pihak pemain bernomor punggung 16 tersebut.

Dalam banyak hal, terutama karena ia juga sempat mengalami beberapa penampilan yang sulit di sekitar periode tersebut, Mike Maignan merasa seolah-olah telah ditinggalkan dan tidak lagi menjadi prioritas bagi klub.

Pintu Keluar Terbuka Lebar, Milan Tak Punya Pilihan

Oleh karena itu, ketika Chelsea datang mengetuk pintu dan menawarinya kesempatan untuk bermain di kompetisi sekelas Liga Primer Inggris, serta yang terpenting, bermain di panggung Liga Champions musim depan (sesuatu yang tidak bisa ditawarkan Milan), ia merasa tidak lagi berutang apa pun kepada manajemen AC Milan. Situasi ini menempatkan Il Diavolo Rosso dalam posisi yang sangat sulit dalam negosiasi.

Manajemen baru di bawah Massimiliano Allegri dan Igli Tare kini harus menanggung konsekuensi dari keputusan di masa lalu. Mereka kini terpaksa bernegosiasi untuk penjualan salah satu pemain paling penting mereka dengan posisi tawar yang sangat lemah.

Maignan
Twitter

Perspektif Penulis:

Laporan dari Daniele Longo mengenai kronologi kegagalan perpanjangan kontrak Mike Maignan melukiskan gambaran yang sangat disayangkan tentang manajemen klub di era sebelum penunjukan Igli Tare. Jika benar bahwa kesepakatan prinsip sudah tercapai dan kemudian diabaikan setelah janji dari CEO Giorgio Furlani, maka wajar jika Maignan merasa “ditinggalkan” dan “dikhianati.” Ini bukan lagi sekadar masalah finansial, tetapi juga soal kepercayaan dan profesionalisme. Kehilangan pemain sekaliber Maignan dengan harga yang relatif murah (€18 juta) karena kesalahan manajemen yang bisa dihindari adalah sebuah pukulan telak.

Kini, tugas berat berada di pundak pelatih baru Massimiliano Allegri dan Direktur Olahraga Igli Tare. Mereka tidak hanya kehilangan pilar di bawah mistar gawang, tetapi juga harus berhadapan dengan sentimen negatif dari para penggemar yang frustrasi dengan situasi ini. Kasus Maignan ini menjadi pelajaran mahal bagi I Rossoneri tentang pentingnya menyelesaikan negosiasi kontrak pemain kunci jauh-jauh hari sebelum memasuki tahun terakhir. Penjualan ini, meskipun menyakitkan, kini menjadi satu-satunya langkah logis untuk menghindari kerugian yang lebih besar.


Terus setia bersama kami di Beritamilan.com untuk mendapatkan update berita AC Milan yang diulas secara lebih mendalam setiap harinya.

Pos terkait