AC Milan secara resmi telah berhasil keluar dari Perjanjian Penyelesaian (Settlement Agreement) dengan UEFA. Keberhasilan ini mengakhiri periode pengawasan finansial ketat yang telah dijalani klub selama tiga tahun terakhir.
Perjanjian ini ditandatangani pada September 2022. Langkah itu diambil setelah klub gagal mematuhi aturan titik impas (break-even) dari UEFA.
Tiga Tahun Kepatuhan Finansial
Kunci keberhasilan I Rossoneri adalah kemampuan mereka untuk mencatatkan laba dalam tiga neraca keuangan secara berturut-turut. Ini adalah sebuah pencapaian luar biasa yang menunjukkan manajemen keuangan yang sehat.
Keuntungan ini, termasuk yang baru saja ditutup neracanya pekan ini dan didorong oleh penjualan Pierre Kalulu serta Tijjani Reijnders, memastikan Milan memenuhi semua parameter yang diminta. Selain itu, klub juga patuh pada ‘Aturan Biaya Skuad’, di mana rasio biaya skuad terhadap pendapatan berada di angka 60%, jauh di bawah ambang batas 70%.
Apa Arti ‘Kebebasan’ Ini?
Keluar dari perjanjian ini bukan berarti Milan bisa membelanjakan uang tanpa batas. Klub kini beralih ke aturan Financial Fair Play (FFP) reguler yang tetap harus dipatuhi.
Keuntungan utamanya adalah tidak ada lagi target antara per periode yang harus dicapai. Selain itu, ancaman sanksi seperti denda atau pembatasan jumlah pemain di kompetisi Eropa kini telah hilang.
Menghadapi Tantangan Tanpa Eropa
Tantangan terbesar musim depan adalah hilangnya potensi pendapatan sekitar €80 juta akibat absen dari kompetisi Eropa. Namun, manajemen Rossoneri dilaporkan tetap tenang menghadapi situasi ini.
Klub memiliki fondasi finansial yang kokoh dengan kekayaan bersih positif sebesar €196 juta per 30 Juni 2024. Angka ini, ditambah potensi penjualan pemain lain, diyakini mampu menutupi potensi kerugian tersebut.
Perspektif Penulis: Fondasi untuk Era Baru
Keluarnya Milan dari Perjanjian Penyelesaian adalah sebuah pencapaian monumental bagi manajemen klub. Ini menandai berakhirnya masa-masa sulit pemulihan finansial dan menyediakan fondasi yang stabil untuk era baru di bawah Massimiliano Allegri dan Igli Tare.
Kesehatan finansial inilah yang memungkinkan klub menjalankan strategi transfer yang ambisius di musim panas ini. ‘Kebebasan’ ini bukanlah lisensi untuk boros, melainkan modal kepercayaan dan stabilitas untuk membangun kembali skuad secara cerdas dan berkelanjutan.
Jika kamu menikmati tulisan ini, kamu bisa membelikan admin secangkir kopi dengan cara klik di sini.