Menguji Kemungkinan AC Milan di Liga Champions dan Dilema Liga Europa

Giroud, Pulisic, Tomori
Photo: acmilan.com

Berita AC Milan – I Rossoneri sedang dalam kondisi remuk redam akibat kekalahannya di San Siro pada Rabu lalu melawan Borussia Dortmund. Pertandingan tersebut menjadi representasi dari Dr. Jekyll dan Mr. Hyde (dua sifat yang berlawanan) bagi tim Stefano Pioli, yang kembali menderita kekalahan menyakitkan akibat performa buruk di babak kedua.

Olivier Giroud gagal mencetak gol dari titik penalti di awal pertandingan, sementara Dortmund berhasil memanfaatkan kesempatan mereka melalui Marco Reus. Namun, Samuel Chukwueze berhasil mencetak gol, menyamakan kedudukan menjadi 1-1 sebelum turun minum.

Cedera Malick Thiaw memaksa Pioli untuk mengganti posisi Rade Krunic sebagai bek tengah, yang menjadi awal dari bencana Milan. Jamie Bynoe-Gittens dan Karim Adeyemi berhasil mencetak gol bagi Dortmund, menutup pertandingan dengan kekalahan 3-1 untuk Milan.

Kekalahan ini menempatkan AC Milan dalam situasi harus menang di markas Newcastle United pada laga terakhir grup, sementara PSG hanya harus menghindari kekalahan dari Dortmund agar bisa lolos. Maka, nasib Milan di Liga Champions berada di luar kendali diri sendiri.

Namun, I Rossoneri masih bertanggung jawab atas nasib mereka sendiri dalam hal bertahan di Eropa. Kemenangan di St. James’ Park akan memastikan mereka bertahan di kompetisi Eropa. Jika Dortmund menang, AC Milan yang akan lolos ke babak gugur, sementara jika PSG mendapatkan poin di kandang Dortmund, Milan akan jatuh ke Liga Europa.

Pro dan Kontra Menghadapi Liga Europa

Optimisme datang dari berlanjutnya persaingan di Liga Europa yang membawa manfaat finansial dan prestise. Lanjutnya kompetisi akan memungkinkan Milan meningkatkan peringkat UEFA dan mendapatkan penghasilan yang dapat menyaingi prestasi di Liga Champions.

Terkait finansial, melaju jauh di Liga Europa akan memberikan pendapatan yang serupa dengan lolos ke babak 16 besar Liga Champions. Sebagai contoh, Juventus mencapai semifinal Liga Europa dan mengumpulkan sekitar €18,6 juta.

Namun, aspek realitas memberikan gambaran bahwa Milan memiliki masalah struktural yang mempengaruhi performa tim secara keseluruhan. Masalah cedera dan kekurangan pemain kunci menjadi hambatan utama, mengancam ambisi tim Pioli di semua kompetisi.

AC Milan yang belum mampu tampil konsisten di tiga kompetisi – dengan perhatian lebih pada rivalitas dengan Inter dan Juventus – harus menemukan solusi untuk permasalahan struktural tim. Kehilangan pemain penting seperti Giroud dan kekurangan opsi di berbagai posisi menjadi masalah yang mendesak bagi Il Diavollo Rosso.

Kebutuhan Primer: Mengamankan Empat Besar

Di tengah kenyataan ini, AC Milan harus fokus untuk mencapai empat besar di liga Serie A sebagai kebutuhan utama. Ini bukan hanya sebagai sebuah tujuan, tetapi menjadi kewajiban yang harus dipenuhi untuk mempertahankan posisi klub di peta kompetisi Eropa musim depan.

Beruntungnya bagi Milan adalah meski berbagai permasalahan kini tengah mendera tim, posisi klub di papan klasemen Serie A masih cukup baik. I Rossoneri saat ini masih bertahan di peringkat 3, hanya kalah dari Inter yang terpaut 6 poin, dan Juventus 4 poin.

Melihat kondisi grup Liga Champions, berpikir tentang Liga Europa menjadi pilihan yang realistis saat ini. Sementara itu, manajemen harus berani mengevaluasi kinerja pelatih Stefano Pioli dan staffnya agar kesalahan sama tidak terus terulang di setiap musimnya.

Pos terkait