Mengapa Loftus-Cheek adalah Jawaban atas Masalah Lini Tengah Milan

Photo: acmilan.com

Jurnalis La Gazzetta dello Sport, Luca Bianchin, meyakini bahwa gelandang asal Inggris, Ruben Loftus-Cheek, dapat kembali memegang sebuah peran penting di skuad AC Milan. Hal ini bisa terwujud di bawah arahan pelatih kepala baru, Massimiliano Allegri.

AC Milan saat ini tengah membangun kembali lini tengah mereka. Proses ini dilakukan setelah kepergian Tijjani Reijnders yang baru saja diresmikan pindah ke Manchester City.

Sebelumnya, Ruben Loftus-Cheek diperkirakan akan menyusul Reijnders ke pintu keluar. Prediksi ini muncul setelah ia melewati musim kompetisi 2024-2025 yang sangat mengecewakan.

Pemain asal Inggris tersebut sebenarnya menjalani musim debut yang sangat positif di Italia pada 2023-2024. Saat itu, ia berhasil mencetak 10 gol dan menjadi seorang gelandang serang yang sangat berguna bagi tim.

Bacaan Lainnya

Namun, pada musim lalu ia kembali harus berjuang keras melawan berbagai masalah cedera. Baik pelatih Paulo Fonseca maupun kemudian Sergio Conceicao tampaknya tidak ingin terlalu banyak memanfaatkannya saat ia fit.

Analisis Bianchin: Kebutuhan Allegri dan Peran Kunci untuk RLC

Luca Bianchin, dalam sebuah video yang diunggah di halaman Instagram La Gazzetta dello Sport, berbicara tentang peran yang dapat dimainkan oleh Loftus-Cheek bersama Massimiliano Allegri. Komentarnya tersebut kemudian disampaikan lebih lanjut oleh MilanNews.

“Ruben Loftus-Cheek bisa menjadi seorang pemain kunci bagi Milan asuhan Allegri,” ungkap Bianchin. “Pemain Inggris itu hanya bermain sebanyak sepuluh pertandingan sebagai pemain inti pada musim lalu bersama Milan.”

“Baik bersama [Paulo] Fonseca maupun bersama [Sergio] Conceiçao, ia hanya menjadi seorang pemain sampingan. Ia bahkan tidak mencetak satu gol pun sama sekali sepanjang musim,” lanjutnya.

“Namun, sekarang lihatlah lini tengah baru Milan: tanpa kehadiran Tijjani Reijnders, Allegri akan sangat membutuhkan seorang pemain yang mampu untuk melepaskan diri dari kawalan, memulai kembali permainan saat dibutuhkan, dan juga menambah kekuatan fisik yang dominan.”

“Luka Modric adalah seorang pemain yang fenomenal, tetapi ia bukan tipe pemain seperti itu. Youssouf Fofana juga hanya sebagian dari tipe pemain itu, karena di Milan ia telah mengembangkan dirinya terutama pada aspek pertahanan,” analisisnya.

Persimpangan Jalan dan “Set Ketiga” yang Menentukan

“Ruben Loftus-Cheek saat ini berada di sebuah persimpangan jalan dalam kariernya. Ia telah berhasil menjadi seorang pemain yang ‘total’ sebanyak dua kali dalam kariernya,” jelas Bianchin.

“Sekali terjadi pada musim pertamanya di Milan, di mana ia sangat diinginkan oleh klub dan membuatnya bermain hampir di setiap saat.”

“Satu kesempatan lainnya adalah saat ia berada di Chelsea bersama Maurizio Sarri, yang kini telah kembali ke Lazio dan mengatakan bahwa mereka agak kekurangan pemain gelandang,” tambahnya. Bianchin juga menggambarkan kepribadian Loftus-Cheek yang “agak unik”.

Ia berbicara tentang meditasi, membaca buku-buku Dalai Lama, dan penampilan publik terakhirnya adalah saat menonton turnamen tenis Roland Garros. “Ia adalah penggemar berat olahraga tenis dan tenis menawarkan sebuah metafora yang bagus,” kata Bianchin.

“Di Milan, ia telah memenangkan set pertama dengan telak, yaitu dengan sepuluh gol di musim pertamanya. Dan ia kalah telak di set kedua dengan menjalani musim yang benar-benar mengecewakan.”

“Set ketiga adalah yang akan menjadi penentu segalanya. Dalam dua hari Senin ke depan, kita akan mulai melihatnya,” tutupnya, merujuk pada dimulainya sesi pramusim.

 

Perspektif Penulis:

Analisis dari Luca Bianchin ini menyajikan sebuah argumen yang sangat kuat dan masuk akal mengenai potensi kebangkitan Ruben Loftus-Cheek di bawah asuhan Massimiliano Allegri. Ini adalah sebuah “plot twist” yang signifikan dari laporan-laporan sebelumnya yang menyebutkan ia akan dijual. Bianchin dengan tepat mengidentifikasi bahwa bahkan dengan potensi kedatangan Luka Modrić dan Granit Xhaka, lini tengah Milan akan kekurangan sosok gelandang dengan kekuatan fisik yang mampu merangsek ke kotak penalti lawan—sebuah peran yang sangat cocok dengan karakteristik Loftus-Cheek saat ia berada dalam kondisi fit.

Ini bukan lagi sekadar soal memberikan kesempatan kedua, melainkan sebuah pertimbangan taktis yang cerdas dari Allegri. Jika staf medis dan kebugaran Milan di bawah arahan pelatih baru bisa mengatasi masalah cedera kronis yang dialami Loftus-Cheek, mereka bisa “membuka kunci” seorang pemain yang unik dan berpotensi sangat menentukan tanpa harus mengeluarkan uang di bursa transfer. Metafora “set ketiga” dari Bianchin sangatlah tepat; musim 2025-2026 ini akan menjadi musim yang benar-benar krusial dan menentukan bagi kelanjutan karier Loftus-Cheek bersama I Rossoneri.


Terus setia bersama kami di Beritamilan.com untuk mendapatkan update berita AC Milan yang diulas secara lebih mendalam setiap harinya.

Pos terkait