Bek sayap Mattia De Sciglio, yang saat ini membela Empoli sebagai pemain pinjaman dari Juventus, mengungkapkan emosinya setelah menghadapi mantan klubnya, AC Milan, dalam pertandingan Serie A yang berakhir dengan kekalahan 2-0 untuk timnya.
Dalam konferensi pers pasca-pertandingan, De Sciglio berbicara tentang kenangan masa kecilnya di Milan, performa timnya, dan harapan untuk sisa musim ini.
Kenangan dengan AC Milan
De Sciglio, yang lahir di Milan dan menghabiskan 16 tahun hidupnya bersama Rossoneri, tidak bisa menyembunyikan emosinya saat menghadapi klub yang telah membesarkan namanya.
“AC Milan adalah rumah tempat saya tumbuh sejak kecil, tim yang membuat saya menjadi pemain. Saya menghabiskan 16 tahun hidup saya di AC Milan dan setiap kali saya melihat lambang AC Milan, itu adalah emosi yang luar biasa,” katanya.
Bek berusia 32 tahun ini memulai kariernya di akademi Milan pada tahun 2002, sebelum menembus tim utama pada musim 2011-12 di bawah asuhan Massimiliano Allegri. Ia mencatat lebih dari 100 penampilan untuk Milan sebelum pindah ke Juventus pada tahun 2017.
Analisis Pertandingan
Meskipun kalah, De Sciglio merasa bahwa Empoli memberikan perlawanan yang cukup baik kepada Milan, terutama mengingat perbedaan kualitas antara kedua tim.
“Kami tidak bisa mengeluh tentang apa pun dalam hal performa dan sikap di lapangan. Kami membuat Rossoneri kesulitan, jadi jelas bahwa tim seperti Mister Conceicao memiliki pemain yang dapat mengubah pertandingan hanya dengan satu permainan,” ujar De Sciglio.
Gol dari Rafael Leao dan rekrutan baru Milan, Santiago Gimenez, memastikan kemenangan bagi Rossoneri, tetapi Empoli menunjukkan semangat juang yang tinggi sepanjang pertandingan.
Harapan untuk Sisa Musim
Empoli saat ini tengah berjuang untuk keluar dari zona degradasi, dan De Sciglio menekankan pentingnya menjaga fokus dan moral tim dalam menghadapi paruh kedua musim.
“Kami harus terus bekerja dan mempertahankan sikap yang sama, mencoba membatasi kecerobohan, konsesi, dan kesalahan sebanyak mungkin. Episode-episode kecil inilah yang membuat kami tidak mendapatkan apa yang seharusnya kami dapatkan di lapangan,” jelasnya.
Dengan rata-rata usia pemain yang muda, De Sciglio juga menyoroti tantangan yang dihadapi timnya.
“Kami harus mengelola fakta bahwa kami adalah tim muda di paruh kedua musim ini. Saat ini kami sedang berjuang untuk mendapatkan poin, tetapi kami harus tetap menjaga moral kami tetap tinggi dan terus bekerja dengan positif,” tambahnya.
Saat masih membela AC Milan di masa kegelapan, Mattia De Sciglio sering disebut sebagai sosok ikon baru di San Siro. Namun pada akhirnya dia memilih untuk bergabung dengan Juventus dan tidak pernah mengucapkan perkataan seperti ini selama karirnya membela Si Nyonya Tua.
Saat tidak ada pemain bintang yang ingin membela Milan pada saat itu, De Sciglio juga melakukan hal yang sama, tak ada memori spesial pada bek sayap ini. Jadi, kemungkinan besar perkataan manisnya ini tak akan lagi digubris Milanisti yang kini melihatnya tak lebih dari pemain buangan saja.