Mark Van Bommel: Milan Harus Lebih Agresif di Leg Kedua Melawan Feyenoord

Mark van Bommel
Pict. Voetbalprimeur.nl

Mark Van Bommel, mantan gelandang AC Milan yang menjadi bagian dari tim juara Serie A 2010-11, memberikan pandangannya tentang performa Milan di leg pertama melawan Feyenoord dan apa yang perlu diperbaiki untuk leg kedua.

Dalam wawancara dengan La Gazzetta dello Sport, Van Bommel menyoroti kurangnya intensitas dan agresivitas Milan di Rotterdam serta pentingnya memanfaatkan atmosfer San Siro untuk membalikkan keadaan.


Kritik untuk Leg Pertama

Van Bommel secara tegas menyatakan bahwa Milan tidak menunjukkan intensitas yang cukup di leg pertama.

“Milan tidak bermain dengan sangat intens, kurang agresif. Sayang sekali karena kita berbicara tentang tim yang sangat kompetitif, dengan kualitas terbaik, tetapi kesulitan mengekspresikan diri sebagai sebuah tim,” ujar Van Bommel.

Ia juga menekankan bahwa performa individu pemain Milan sebenarnya sangat baik, tetapi tanpa tekad yang cukup, tim tidak dapat mencapai potensi maksimalnya.

“Jika Anda tidak mengekspresikan diri secara maksimal, Anda akan membuat lawan kesulitan, dan itulah yang terjadi di Belanda.”


San Siro sebagai Faktor Penentu

Van Bommel percaya bahwa atmosfer San Siro dapat memberikan keuntungan besar bagi Milan di leg kedua.

“Suasana di Meazza luar biasa, itu dapat membuat perbedaan. Bermain di laga kedua di kandang sendiri selalu menjadi keuntungan, dalam hal ini bahkan lebih. Milan harus memanfaatkan peluang: melaju di Liga Champions adalah suatu keharusan.”

Ia mengingat pengalaman pribadinya bermain di San Siro, di mana dukungan Curva Sud memberikan dorongan besar bagi tim.

Curva Sud
Photo: Google

Peran Pemain Kunci

Rafael Leao: Potensi Luar Biasa

Van Bommel memuji Leao sebagai pemain yang luar biasa, tetapi ia juga menekankan bahwa Leao perlu menambah konsistensi dan kontribusi defensif untuk mencapai level yang lebih tinggi.

“Ia cepat, ia kuat secara fisik, saya rasa bahkan ia tidak sepenuhnya menyadari betapa kuatnya ia. Ia harus menemukan konsistensi: ia menganggapnya sebagai tantangan bagi dirinya sendiri.”

Van Bommel membandingkan Leao dengan Arjen Robben dan Franck Ribery, dua pemain sayap yang pernah bermain bersamanya di Bayern Munich.

“Awalnya, mereka tidak terlalu terlibat dalam pertahanan: ketika mereka mulai membantu, tim itu menjadi tak terkalahkan. Mereka memadukan kejelekan kompetitif dengan kualitas mereka.”

Tijjani Reijnders: Pemain Tim yang Serba Bisa

Van Bommel juga memuji Reijnders, gelandang asal Belanda yang menurutnya sangat cerdas dan serba bisa.

“Dia bertahan, menyerang, terlibat, dan mencetak gol. Dia adalah ‘pemain tim’, pemain serba bisa. Pindah dari AZ ke Milan adalah lompatan besar dan dia segera beradaptasi dengan kenyataan baru.” 

Ia percaya bahwa Serie A sangat cocok untuk karakteristik Reijnders dan bahwa gelandang ini bisa menjadi pemimpin di tim Milan.

Photo: acmilan.com

Sergio Conceiçao dan Masa Depan Milan

Van Bommel memberikan dukungannya kepada pelatih Milan, Sergio Conceiçao, yang menurutnya telah melakukan pekerjaan yang baik meskipun baru bergabung di tengah musim.

“Ia memulai dengan sangat baik dengan kemenangan di Supercoppa, ia mengubah dan menyesuaikan kembali tim. Tidak pernah mudah untuk masuk selama musim.”

Namun, ia juga mencatat bahwa karakter Conceiçao belum sepenuhnya tercermin dalam permainan tim Milan, yang membutuhkan waktu dan latihan untuk berkembang.


Ambisi Pribadi Van Bommel

Ketika ditanya tentang kemungkinan melatih di Serie A, Van Bommel mengungkapkan keinginannya untuk suatu hari menguji dirinya di liga yang menurutnya sangat kompetitif.

“Bagi semua pelatih, Serie A merupakan tantangan besar: levelnya sangat tinggi. Tentu saja saya juga ingin menguji diri.”

Ia juga menyebut bahwa Milan memiliki tempat khusus di hatinya, meskipun ia tidak memiliki kontak langsung dengan Zlatan Ibrahimovic, yang kini berperan dalam manajemen klub.

 

Kesimpulan

Mark Van Bommel percaya bahwa AC Milan memiliki kualitas individu yang luar biasa, tetapi mereka harus meningkatkan intensitas, agresivitas, dan kerja sama tim untuk membalikkan keadaan melawan Feyenoord. Dengan dukungan penuh dari San Siro, ia yakin Milan memiliki peluang besar untuk melaju ke babak berikutnya di Liga Champions.

“Melaju di Liga Champions adalah suatu keharusan bagi Milan, mengingat sejarah besar mereka,” tutup Van Bommel.

Pos terkait