Lindungi Pemainnya, Sergio Conceicao: Saya Membuat Begitu Banyak Kesalahan!

Photo: acmilan.com

Setelah tersingkir dari Liga Champions meskipun menang secara agregat atas Feyenoord, pelatih AC Milan, Sergio Conceicao, berbicara secara terbuka kepada media tentang kekecewaannya.

Dalam wawancara dengan Sky Italia, ia menegaskan bahwa dirinya bertanggung jawab penuh atas hasil mengecewakan tersebut, sembari membela Theo Hernandez yang menjadi sorotan karena kartu merahnya.


Analisis Pertandingan

Milan memulai pertandingan dengan sangat baik, mencetak gol cepat melalui Santiago Gimenez di menit pertama. Namun, permainan berubah drastis setelah Theo Hernandez mendapatkan kartu kuning kedua karena simulasi, membuat Milan harus bermain dengan 10 pemain. Feyenoord memanfaatkan situasi tersebut untuk menyamakan kedudukan dan membuat pertandingan semakin sulit bagi Rossoneri.

Conceicao mengakui bahwa timnya gagal memanfaatkan peluang untuk mencetak gol kedua sebelum kartu merah Theo, yang menjadi titik balik pertandingan.

“Kekecewaan ini sangat besar, kami semua marah. Kami tahu kami lebih kuat. Kami membuat kesalahan di Rotterdam dan kami mempersiapkan diri untuk menang: kami tidak melihat bagaimana mereka dapat mencapai gawang kami, dan kami gagal mencetak gol kedua pada beberapa kesempatan.”

Photo: acmilan.com

Pembelaan untuk Theo Hernandez

Theo Hernandez menjadi sorotan karena kartu merahnya, yang dianggap sebagai momen krusial dalam pertandingan. Namun, Conceicao dengan tegas membela pemainnya dan menegaskan bahwa tanggung jawab utama ada pada dirinya sebagai pelatih.

“Hari ini adalah kekalahan bagi saya. Pada tahun-tahun sebelumnya, saya berhasil mencapai babak 16 besar lima kali dalam enam tahun bersama Porto: Saya membuat begitu banyak kesalahan yang tidak dapat Anda bayangkan. Pemain saya juga membuat kesalahan, tetapi wajah dari eliminasi ini adalah Sergio Conceicao dan bukan Theo.”


Keputusan Mengeluarkan Santiago Gimenez

Salah satu keputusan yang menuai pertanyaan adalah pergantian Santiago Gimenez, yang tampil apik dengan mencetak gol pembuka. Conceicao menjelaskan bahwa keputusan itu didasarkan pada kondisi fisik sang pemain, yang sempat mengalami masalah sebelum pertandingan.

“Keputusan itu milik saya. Saya membuatnya karena dia datang seminggu yang lalu. Jika Anda ingat, dia memiliki masalah kecil sebelum datang. Dia bermain bahkan dengan risiko cedera.”


Kartu Merah dan Kedewasaan Tim

Conceicao juga menyoroti kurangnya kedewasaan timnya, terutama dalam menghadapi tekanan di momen-momen penting. Ia menyebut bahwa aspek emosional menjadi salah satu area yang perlu diperbaiki.

“Terkadang menjadi kuat secara emosional adalah hal utama. Saya memahami tekanan dari klub-klub besar ini dan secara internal ada pekerjaan yang harus dilakukan: secara eksternal lingkungan juga tidak membantu para pemain…”

Photo: acmilan.com

Ketidakkonsistenan Theo Hernandez

Ketika ditanya tentang performa Theo yang tidak konsisten, Conceicao mengakui bahwa pemain asal Prancis itu memiliki potensi besar, tetapi ia juga menekankan bahwa sebagai pelatih, dirinya perlu berbuat lebih banyak untuk membantu Theo mencapai level terbaiknya.

“Saya sudah lama mengenalnya dan saya tahu dia bisa berbuat lebih banyak. Pelatihnya juga bisa berbuat lebih banyak.”


Fokus ke Serie A

Dengan tersingkirnya Milan dari Liga Champions, fokus kini beralih ke Serie A. Rossoneri harus memastikan finis di empat besar untuk mengamankan tempat di Liga Champions musim depan, yang menjadi target utama mereka.

“Kami juga harus disalahkan dan sekarang kami harus memikirkan liga. Kami harus lebih kuat dan bekerja lebih keras.”


Kesimpulan

Kegagalan AC Milan di Liga Champions menjadi pukulan besar bagi Sergio Conceicao dan timnya. Namun, pelatih asal Portugal itu mengambil tanggung jawab penuh atas hasil tersebut dan berkomitmen untuk memperbaiki tim ke depannya.

Kini, Milan harus segera bangkit dan fokus pada Serie A untuk menghindari bencana yang lebih besar, yaitu kehilangan tempat di Liga Champions musim depan. Dukungan penuh dari para penggemar dan konsistensi di liga domestik akan menjadi kunci bagi Rossoneri dalam sisa musim ini.

Pos terkait