Lautaro Martinez: “Inter Berhenti Bermain, Sementara AC Milan Tidak Pernah Menyerah!”

Photo: EPA-EFE/STRINGER

Kapten Inter Milan, Lautaro Martinez, mengungkapkan rasa frustrasinya setelah timnya menyerah pada kekalahan 3-2 dari AC Milan di final Supercoppa Italiana.

Inter sempat unggul 2-0 berkat gol dari Lautaro dan Mehdi Taremi, tetapi kehadiran Rafael Leao dari bangku cadangan menginspirasi kebangkitan dramatis Milan, yang mencetak tiga gol melalui Theo Hernandez, Christian Pulisic, dan Tammy Abraham.


Inter Kehilangan Intensitas

Dalam wawancara dengan Sport Mediaset, Lautaro mengakui bahwa Inter kehilangan fokus dan intensitas setelah unggul dua gol.

“Aspek positifnya adalah babak pertama, kami unggul 2-0, tetapi kemudian Inter berhenti bermain, tidak memiliki intensitas yang sama seperti yang kami miliki hingga saat itu, dan dalam pertandingan seperti ini Anda membayar mahal untuk itu.”

Inter sebenarnya nyaris memperbesar keunggulan menjadi 3-1 ketika sundulan Carlos Augusto membentur tiang gawang dan hampir melewati garis sebelum berhasil diselamatkan oleh Mike Maignan. Namun, momentum tetap berpihak pada Milan.

Photo: acmilan.com

Tidak Memanfaatkan Peluang

Lautaro menegaskan bahwa Inter memiliki cukup peluang untuk menyelesaikan pertandingan, tetapi gagal memanfaatkannya.

“Saya tidak akan mengatakan Milan lebih lapar, karena kami memiliki beberapa peluang mencetak gol lebih banyak melalui Frattesi, Denzel, Mkhitaryan, dan lainnya. Insiden dapat mengubah jalannya pertandingan, dan kami tidak memanfaatkan momen-momen itu dengan baik.”

Ia juga memberikan pujian kepada Milan atas mentalitas mereka yang tidak pernah menyerah meski tertinggal dua gol.

“Kami kalah dalam pertandingan itu, saya tidak tahu apakah itu pantas, tetapi Milan tentu pantas mendapatkan pujian atas fakta bahwa mereka tidak pernah menyerah.”


Kekalahan Kedua dari Milan Musim Ini

Kekalahan ini menjadi yang kedua bagi Inter dari AC Milan musim ini. Sebelumnya, Nerazzurri juga kalah 2-1 dalam pertemuan Serie A pada bulan September. Selain Milan, satu-satunya tim yang berhasil mengalahkan Inter musim ini adalah Eintracht Frankfurt di Liga Champions.

Lautaro mengakui bahwa sulit untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi di lapangan, tetapi ia menyoroti dua faktor utama yang menjadi penyebab kekalahan ini.

“Sulit untuk menjelaskan apa yang terjadi. Hal pertama yang dapat saya pikirkan adalah ketegangan, karena kami tahu kekuatan terbaik Milan adalah serangan balik, dan kami tidak memiliki penjagaan-pencegahan yang tepat. Selain itu, kami juga gagal memanfaatkan peluang kami untuk mengakhiri permainan.”

 

Kesimpulan

Bagi Lautaro Martinez, kekalahan ini menjadi pelajaran penting bagi Inter Milan, terutama dalam menjaga intensitas dan fokus sepanjang pertandingan. Meski memiliki peluang untuk menyelesaikan pertandingan lebih awal, kegagalan memanfaatkan momen-momen krusial membuat mereka harus menerima kekalahan pahit.

Bagi AC Milan sendiri, raihan trofi Supercoppa Italiana merupakan harapan dari kebangkitan klub di bawah asuhan Sergio Conceicao. Milan harus menemukan konsistensi untuk bisa kembali bersaing di papan atas klasemen Serie A.

Pos terkait